Kenali Perkembangan Emosi Anak Usia Dini

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Kenali Perkembangan Emosi Anak Usia Dini

Saat anak mulai tampak mengeluarkan emosi dan sulit mengelolanya, terkadang orang tua juga bingung apa yang harus dilakukan untuk mengajarkannya tentang berbagai emosi yang dialami. Apakah sikap mendiamkan adalah salah, atau memarahi adalah solusi yang cukup tepat? Kenali perkembangan emosi anak usia dini agar mampu mengelola emosi sehingga memiliki kecerdasan emosional yang baik.

Apa itu Perkembangan Emosi?

Setiap manusia yang lahir akan berkembang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga emosi hingga nantinya dewasa dan menjadi karakter yang kuat dalam hidupnya. Pembentukan karakter ini tak lepas dari perkembangan emosi yang terus berjalan sesuai dengan apa yang dirasakan dalam setiap prosesnya. Perkembangan emosi mengacu pada reaksi anak terhadap berbagai perasaan yang dialami setiap hari dan membawa pengaruh besar terhadap cara pandang menyelesaikan masalah, mengambil keputusan, tingkah laku, dan menikmati hidup sebagai orang dewasa kelak.

Baca Juga: Kenali Ciri – Ciri Tangisan Manipulatif Pada Anak

Perkembangan emosi ini berkaitan dengan pengalaman anak dalam mengenali perasaan dan emosi yang dialami, memahami bagaimana dan mengapa sebuah hal terjadi, mengenali perasaan orang lain, dan mengembangkannya. Seiring pertumbuhan anak, perkembangan emosi anak ini juga akan semakin kompleks sesuai dengan pengalaman hidup yang didapatkannya. Untuk itulah perkembangan emosi akan menjadi hal yang sangat penting untuk kesehatan mental anak.

Pentingnya Mengarahkan Perkembangan Emosi

Kemampuan emosional menitikberatkan pada kondisi anak untuk dapat mengenali, mengekspresikan dan mengelola rentang emosi. Anak yang mampu mengelola perasaan nantinya akan mampu mengembangkan citra diri yang positif dan jadi pribadi yang percaya diri. Sejak bayi, seseorang bisa mengenali emosi seperti bahagia, sedih, takut, dan marah.

Lalu saat menjadi anak-anak, emosi ini pun berkembang menjadi rasa malu, terkejut, bersalah, bangga dan empati. Seiring dengan pengalamannya, emosi ini juga akan berkembang dan tiap anak berbeda pula cara penanganannya.

Inilah pentingnya peran orang tua untuk mengarahkan perkembangan emosi anak. Sebagai orang tua, Ibu bisa melakukan beberapa hal untuk membangun kecerdasan emosional anak sejak dini.

  1. Mengenali Emosi Anak

    Orang tua adalah sosok yang paling berpengaruh dalam membantu anak mengenalkan berbagai macam emosi yang dirasakan anak. Ibu bisa membantu anak untuk mengidentifikasi emosinya sendiri seperti senang, marah, sedih, kecewa, dan lainnya.

    Ibu bisa menjelaskan apa dan bagaimana setiap emosi itu dan dampaknya bagi orang lain. Misalnya jika anak marah, apa dampaknya bagi orang di sekitarnya. Mengenalkan emosi ini bisa dengan tulisan dan gambar yang bisa dipahami oleh nalar anak usia dini. Usahakan untuk tetap berpikir positif untuk setiap emosi yang dirasakan anak seperti marah atau sedih untuk mengajarkan setiap emosi adalah baik untuk diterima.
  2. Mengenalkan Emosi Orang Tua

    Setelah anak memahami emosi yang dirasakannya, lalu kembangkan informasi tentang emosi yang dirasakan orang tua. Ceritakan hal yang membuat orang tuanya senang atau sedih untuk melatih kecerdasan emosional dan empati terhadap orang lain. Untuk emosi negatif seperti marah, sedih, kecewa, Ibu bisa mengajarkan juga cara mengendalikan emosi tersebut dan bagaimana harus bersikap di depan orang.
  3. Kenali Kaitan Suasana dan Perasaan

    Perkembangan emosi sangat erat kaitannya dengan suasana yang ada di sekitarnya. Anak bisa bosan berada di rumah seharian sehingga membuatnya gelisah atau marah. Bisa jadi anak sangat senang dengan mainan baru atau suasana rumah yang berbeda dari biasanya seperti kedatangan anggota keluarga dari luar. Dengan mengenali kaitan antara perasaan dan suasana, Ibu bisa mengajarkan pada anak tentang emosi yang muncul karena faktor di luar dirinya sendiri.
  4. Kenali Emosi Anak dengan Suasana Berbeda di Berbagai Tempat

    Jika anak sudah memahami tentang perubahan suasana di dalam rumah, tentunya akan sangat berbeda jika anak berada di luar rumah dan tempat yang berbeda-beda. Suasana yang cepat berubah dan berhubungan dengan orang yang berbeda-beda pula akan merangsang kepekaan emosinya.

    Perhatikan emosi anak ketika berada di keramaian, di tempat sepi, bertemu dengan orang tak dikenal, atau tempat yang membuatnya nyaman dan bahagia. Dengan mengenali berbagai kondisi ini, anak akan belajar mengelola emosi secara cepat.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Anak yang Mendidik

Ada beberapa kondisi umum yang bisa dijadikan patokan bagaimana perkembangan emosi anak usia dini mempengaruhi setiap pribadi anak.

  1. Ekspresi emosi yang baik dan tidak baik yang dipelajari anak dari orang tua, kerabat dekat ataupun guru di sekolah
  2. Temperamen bawaan dari anak sejak lahir
  3. Kondisi kesehatan anak yang baik akan mendorong perkembangan emosi anak usia dini yang menyenangkan.
  4. Lingkungan rumah yang berisi emosi positif termasuk pola asuh dalam keluarga

Jika perkembangan emosi anak usia dini mendapatkan perhatian penuh, maka akan muncul dampak positif pada anak, yaitu pengarahan pengelolaan emosi yang baik akan membuat anak tersebut berkembang dengan kontrol emosi yang baik dan merangsang kemampuan intelektual anak, memiliki kemampuan berimajinasi, dan mencintai dirinya sendiri.

Sebaliknya, jika anak tidak mampu mengontrol emosi dan perkembangan emosi yang buruk, maka anak bisa mendapatkan pengalaman emosi yang tidak menyenangkan dan mempengaruhi kemampuan berbicara dan terhambatnya perkembangan intelektualnya.

Tahapan Perkembangan Emosi

Pada dasarnya perkembangan emosi anak usia dini akan berkembang dengan sendirinya. Namun tetap butuh dukungan penuh dari lingkungan sekitarnya terutama orang tua untuk bisa mengembangkan kecerdasan emosional ini dengan baik. Jika kecerdasan emosional ini berkembang secara positif, maka kecerdasan intelektualnya juga akan berkembang dengan optimal seperti kemampuan untuk memahami sebuah peristiwa, dan mengelola emosi sesuai dengan keadaannya.

Perkembangan emosi anak usia dini biasanya ditunjukkan pada reaksi fisik yang kemudian berkembang dalam mengenali berbagai jenis emosi sesuai dengan umurnya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi anak dalam mengenali dan mengekspresikan emosinya, seperti faktor kematangan yang dipengaruhi oleh kelenjar endokrin. Kurangnya produksi kelenjar endokrin akan berpengaruh pada reaksi fisiologis anak terhadap penanganan stress. Namun tentu saja faktor pembelajaran secara alami juga berpengaruh besar dalam menunjang perkembangan emosi anak usia dini. Berikut ini beberapa metode belajar anak dalam menentukan perkembangan emosi anak usia dini.

  1. Mencoba

    Cara belajar anak yang pertama adalah mempelajari dan mencoba-coba. Setiap anak akan mencoba berbagai macam perilaku yang dia tahu dan memlih mana yang memberikan kepuasan terbesar pada dirinya lalu mengeliminasi perilaku yang memberikan sedikit kepuasan.
  2. Meniru

    Cara belajar meniru akan melibatkan orang-orang yang ada di sekitarnya. Emosi mana saja yang mempengaruhi rangsangannya dalam kondisi tertentu. Anak akan mengamati hal apa saja yang bisa membangkitkan emosi orang lain dan menirunya seperti apa yang terjadi pada orang tersebut. Misalnya jika melihat orang marah lalu melempar barang, maka dia akan meniru hal tersebut.
  3. Mengidentifikasi

    Hampir sama dengan meniru, naun mengidentifikasi ini akan berfokus pada orang yang dikagumi dan memiliki ikatan kuat dengan anak, misalnya orang tua. Hal ini akan membuat keinginan untuk meniru emosi orang tersebut lebih kuat dibandingkan meniru sembarangan orang yang dilihatnya.
  4. Mengkondisikan

    Anak akan mengasosiasikan objek dan situasi yang awalnya gagal memancing reaksi emosionalnya. Cara belajar ini sangat umum terjadi pada anak usia dini karena kurangnya pengalaman dan tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan tidak rasional.
  5. Melatih

    Perkembangan emosi anak yang baik dengan bimbingan orang dewasa dengan cara mengajarkan bagaimana bereaksi terhadap emosi tertentu. Anak akan melatih diri untuk memberikan reaksi pada rangsangan menyenangkan, dan mengendalikan emosi pada rangsangan yang tidak menyenangkan.

Baca Juga: Tips Menemani Anak Menonton TV

Pada akhirnya, perkembangan emosi anak usia dini akan berjalan secara alami. Tapi, tentunya Ibu juga ingin ikut berperan dalam mengelola dan mengembangkan emosi anak menjadi lebih baik dengan cara positif sehingga nantinya anak memiliki kecerdasan emosional yang mampu mendukung karakter anak menjadi sosok yang percaya diri dan bercitra positif.