Dampak stunting pada anak sangat beragam dan dapat memengaruhi perkembangan fisik, kognitif, serta kesehatan secara keseluruhan. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari anak-anak sebaya mereka.
Selain itu, stunting juga dapat memengaruhi perkembangan otak dan kognisi, yang berpotensi menyebabkan masalah belajar dan keterlambatan perkembangan mental.
Agar anak tidak mengalami stunting, Ibu harus memberikan nutrisi terbaik sejak kehamilan dan 1000 hari pertama anak. Mari baca selengkapnya di sini.
Berikut ini beberapa dampak stunting pada anak yang harus Ibu waspadai karena menyerang berbagai aspek kehidupan anak:
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan linier yang menyebabkan anak memiliki tinggi badan yang jauh lebih pendek dari standar usianya. Ini berarti anak tidak mencapai tinggi badan yang diharapkan pada usianya karena kondisi gizi yang tidak memadai.
Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki pertumbuhan tubuh yang terhambat. Ini tidak hanya mempengaruhi tinggi badan, tetapi juga proporsi tubuhnya secara keseluruhan, yang mungkin terlihat lebih kecil atau kurus dibandingkan dengan anak-anak sebaya mereka.
Stunting juga dapat memengaruhi perkembangan otak dan kognisi anak. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah dari rata-rata anak sebaya mereka. Keterbatasan ini dapat berpengaruh pada kemampuan belajar, memahami, serta menyerap dan mengolah informasi dengan baik.
Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kondisi fisik dan imunitas yang lebih lemah. Pertumbuhan tubuh yang terhambat dapat mengakibatkan kelemahan otot, penurunan stamina, mudah sakit, dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik.
Anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi terhadap infeksi dan penyakit. Sistem kekebalan tubuhnya mungkin tidak berkembang secara optimal, sehingga rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit yang dapat memengaruhi kesehatannya secara keseluruhan.
Anak yang mengalami stunting cenderung kurang aktif dan produktif dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Keterbatasan fisik dan stamina dapat membatasi kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan fisik maupun kognitif seperti bermain, belajar, atau berinteraksi sosial dengan baik.
Dampak stunting menyoroti urgensi untuk memberikan perhatian khusus pada nutrisi anak sejak dini guna mencegah kondisi ini dan memastikan pertumbuhan serta perkembangan optimal bagi generasi mendatang.
Mencegah stunting dapat dilakukan sejak masa kehamilan dengan asupan gizi yang optimal. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah stunting sejak masa kehamilan meliputi:
Nutrisi ini penting untuk pertumbuhan dan perkembangan jaringan tubuh, termasuk pembentukan organ dan otot janin. Sumber protein yang baik termasuk daging tanpa lemak, ikan, telur, kacang-kacangan, dan produk susu.
Nutrisi ini penting untuk pembentukan sel-sel darah merah dan pertumbuhan janin yang sehat. Asam folat dapat ditemukan dalam sayuran hijau, jeruk, kacang-kacangan, biji-bijian, serta dalam suplemen khusus yang direkomendasikan oleh dokter.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan janin. Makanan kaya zat besi termasuk daging merah, hati, biji-bijian, sayuran berdaun hijau, dan juga bisa didapat melalui suplemen yang diresepkan oleh dokter.
Kalsium penting untuk pembentukan tulang dan gigi janin. Ibu hamil sebaiknya mengonsumsi produk susu rendah lemak, keju, yoghurt, kacang kedelai, dan sayuran hijau untuk memenuhi kebutuhan kalsiumnya.
Penting untuk kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuh. Sumber vitamin D dapat diperoleh dari sinar matahari, ikan berlemak, kuning telur, dan beberapa produk yang diperkaya dengan vitamin D.
Asam lemak omega-3, terutama DHA, sangat penting untuk perkembangan otak dan mata janin. Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan tuna, juga mengandung DHA.
Memperhatikan asupan nutrisi yang seimbang dan cukup selama masa kehamilan sangat penting untuk mencegah stunting dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal.
Selain melalui pola makan sehat sehari-hari, Ibu juga perlu melengkapi nutrisi dengan susu hamil. Susu hamil mengandung berbagai nutrisi penting seperti kalsium, protein, zat besi, asam folat, serta vitamin D.
Konsumsi susu hamil yang kaya akan nutrisi ini dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan sehingga lahir dengan kondisi kesehatan yang lebih baik. Berikut ini rekomendasi susu hamil untuk penuhi kebutuhan nutrisi Ibu: 2 Susu Ibu Hamil yang Bagus untuk Perkembangan Buah Hati.
Referensi: