Cek Fakta tentang Keamanan Sukralosa pada Susu Ibu Hamil

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Cek Fakta tentang Keamanan Sukralosa pada Susu Ibu Hamil

Apakah sukralosa aman untuk Ibu hamil? Pertanyaan seputar keamanan pemanis pengganti gula ini sering muncul, terutama saat mengecek label makanan atau minuman yang biasa dikonsumsi. Dalam masa kehamilan, memilih asupan yang aman tentu menjadi prioritas, termasuk upaya menghindari kandungan tambahan seperti pemanis buatan. Salah satu yang umum dijumpai adalah sukralosa, dikenal karena rasa manis intens tapi rendah kalori.

Kini, sukralosa banyak ditemukan dalam berbagai produk, termasuk minuman bernutrisi bagi masa kehamilan. Meski praktis, kekhawatiran terhadap efek jangka panjangnya mulai bermunculan. Artikel ini hadir untuk mengulas fakta-fakta penting tentang sukralosa berdasarkan regulasi dan pandangan medis terkini. Selain itu, Ibu juga akan mendapatkan panduan praktis memilih susu hamil yang aman dan mendukung tumbuh kembang janin.

Apakah Sukralosa Aman untuk Ibu Hamil?

Sukralosa adalah salah satu jenis pemanis non-gula tanpa kalori yang umum digunakan dalam produk rendah gula. Zat ini bisa ditemukan dalam diet soda, teh kemasan, yoghurt rendah lemak, permen karet, hingga kue bebas gula dan susu formula. Rasa manisnya jauh lebih kuat dari gula biasa dan tetap stabil saat dipanaskan. 

Otoritas internasional seperti FDA, EFSA, dan WHO menyatakan sukralosa aman dikonsumsi jika dalam batas wajar. FDA menetapkan batas asupan harian (ADI) sebesar 5 mg per kilogram berat badan. Artinya, orang dengan berat 60 kg sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 300 mg per hari. EFSA dan WHO juga menyatakan bahwa konsumsi dalam batas ini tidak membahayakan kesehatan Ibu maupun janin. 

Namun, pemanis sintetis ini bisa berisiko jika dikonsumsi berlebihan setiap hari. Sukralosa yang tidak terserap tubuh akan langsung mencapai usus besar. Dampaknya, keseimbangan bakteri dalam usus akan terganggu, sehingga mengurangi jumlah bakteri baik yang sebenarnya penting bagi kekebalan dan pencernaan.

Akibat lainnya adalah meningkatnya kadar gula dalam darah, terutama jika Ibu juga menderita diabetes, yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan berlebih. Bayi juga bisa menunjukkan kecenderungan terhadap rasa manis dan pola makan tidak sehat di masa depan.

Selain berisiko pada kesehatan usus, senyawa turunan sukralosa seperti sucralose-6-acetate memiliki potensi genotoksik yang dapat merusak DNA. Temuan ini tentu menjadi peringatan awal untuk lebih selektif dalam memilih asupan, sehingga penting untuk tidak sembarangan mengonsumsinya selama masa kehamilan. 

Beberapa Ibu mungkin memiliki kondisi medis berupa gangguan pencernaan yang membuat lebih rentan terhadap efek sampingnya. Sukralosa juga dapat berinteraksi dengan obat tertentu, sehingga Ibu perlu berkonsultasi dahulu dengan dokter untuk mengonsumsinya.

Apa Kata BPOM tentang Sukralosa untuk Ibu Hamil

BPOM RI melarang penggunaan pemanis buatan seperti sukralosa dalam produk bagi Ibu hamil dan menyusui melalui Peraturan No. 11 Tahun 2019. Kebijakan ini bertujuan melindungi kelompok rentan dari risiko bahan tambahan pangan yang dinilai kurang aman. Meski begitu, masih ditemukan produk susu kehamilan berizin edar yang mengandung sukralosa, sehingga mempertanyakan efektivitas pengawasan dan kejelasan informasi pada label.

Kondisi ini menekankan pentingnya lebih teliti dalam memeriksa label kemasan. Hindarilah produk yang mengandung pemanis alternatif buatan, termasuk sukralosa. Sebagai alternatif, pilihlah susu atau makanan tambahan yang menggunakan pemanis alami seperti stevia, atau bahkan tanpa pemanis. Jika ragu, konsultasikan lebih dulu dengan dokter atau ahli agar bisa mendapatkan saran sesuai kondisi tubuh dan kebutuhan nutrisi selama kehamilan.

Memilih Produk Susu Ibu Hamil yang Tidak Mengandung Sukralosa

Langkah awal yang bisa dilakukan untuk menghindari sukralosa adalah membaca label komposisi pada kemasan dengan teliti. Waspadai istilah seperti “sucralose”, “E955”, atau “pemanis buatan” dalam daftar bahan, meskipun kadarnya mungkin tidak begitu besar. 

Tak hanya itu, penting juga untuk mengenali jenis pemanis sintetis lain seperti aspartame, saccharin, dan acesulfame-K. Zat-zat ini bukan hanya sekadar pemanis, tetapi juga dapat memasuki sistem tubuh Ibu dan menembus plasenta. Zat-zat ini dapat ditemukan dalam air ketuban dan ASI, yang berarti mampu berpindah ke janin atau bayi. 

Melihat adanya potensi risiko dari pemanis sintetis buatan, Ibu perlu mempertimbangkan pilihan susu yang lebih aman. Jika ingin menggunakan pemanis, pilihlah pemanis alami seperti stevia atau monk fruit, yang dinilai lebih ramah bagi tubuh dan aman dikonsumsi saat hamil. Produk dengan label “tanpa pemanis tambahan” juga bisa menjadi pilihan karena tidak mengandung zat kimia buatan yang berisiko.

Namun, perlu diingat bahwa kebutuhan nutrisi setiap Ibu hamil bisa berbeda-beda, sehingga sangat penting untuk berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter atau ahli. Mereka bisa membantu memilih jenis susu hamil yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh Ibu. Ingat, memilih susu bukan hanya soal rasa, tapi juga menyangkut kesehatan Ibu dan janin. Untuk panduan lebih lengkap dan rekomendasi pilihan susu yang lebih aman, yuk ketahui lebih lanjut di: Susu Hamil Tanpa Sukralosa untuk Mendukung Kehamilan Sehat.

Referensi

  • FDA. Aspartame and Other Sweeteners in Food. Diakses pada 13 Juni 2025. https://www.fda.gov/food/food-additives-petitions/aspartame-and-other-sweeteners-food
  • EFSA. Sweeteners. Diakses pada 13 Juni 2025. https://www.efsa.europa.eu/en/topics/topic/sweeteners
  • BPOM. PENJELASAN PUBLIK Nomor HM.01.1.2.02.25.74 Tanggal 19 Februari 2025 Tentang Isu Minuman Serbuk yang dipromosikan untuk Ibu Menyusui. Diakses pada 13 Juni 2025. https://www.pom.go.id/penjelasan-publik/penjelasan-publik-nomor-hm-01-1-2-02-25-74-tanggal-19-februari-2025-tentang-isu-minuman-serbuk-yang-dipromosikan-untuk-Ibu-menyusui