Kemampuan Kognitif Dan Tahapan Perkembangannya pada Anak

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Kemampuan Kognitif Dan Tahapan Perkembangannya pada Anak

Ibu mana yang tak menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang menjadi anak yang cemerlang sesuai dengan usianya? Salah satu hal yang perlu Ibu perhatikan yaitu kemampuan kognitif dan perkembangannya. Cari tahu lebih banyak tentang kemampuan dan perkembangan kognitif anak sejak dini. 

Apa Itu Kemampuan Kognitif?

Kemampuan kognitif adalah suatu kemampuan yang dimiliki individu untuk dapat memahami suatu hal. Perkembangan kognitif adalah proses kemajuan secara bertahap yang membantu individu dalam upaya memahami lingkungan sekitarnya dan mengidentifikasi hal-hal baru untuk kemudian dipahami. Perkembangan kognitif anak adalah fase penting dalam tumbuh kembang seorang anak, mulai dari bayi sampai menjadi remaja dalam kurun waktu tertentu.

Cara Mengetahui Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini

Untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan kognitif anak, ibu dapat melakukan tes kemampuan kognitif yang disediakan oleh lembaga-lembaga terpercaya. Namun, apabila belum sempat untuk melakukan tes kognitif anak, ibu dapat dengan langsung dan seksama memperhatikan perkembangan kognitif anak di rumah. Untuk dapat meneliti bagaimana kemampuan kognitif anak usia dini, ibu dapat menyimak beberapa tahap perkembangan kognitif pada anak berikut ini.

1. Anak usia 0-3 bulan

Ibu dapat mengamati kemampuan kognitif anak sejak lahir hingga usia 0-3 bulan. Pada usia ini, kemampuan anak dimulai dengan eksplorasi panca indera pada lingkungan sekitarnya. Umumnya, pada usia 0-3 bulan, bayi akan menunjukkan perkembangan seperti berikut:

  • Mulai mampu melihat dan merespon keberadaan benda yang berada pada jarak 30 cm.
  • Panca indera mulai berfungsi, sehingga bayi sudah mulai dapat merasakan rasa manis, pahit, asam, dan asin.
  • Bayi mulai dapat memperhatikan gerak bibir orang tua, perbedaan suara, dan volume nada bicara.
  • Bayi sudah mulai dapat melihat berbagai warna dalam spektrum visual manusia.

2. Anak usia 3–6 bulan

Memasuki usia 3-6 bulan, umumnya bayi mulai menunjukan perkembangan berikut:

  • Mulai mengenali wajah ayah, ibu, dan anggota keluarga.
  • Sudah dapat mengidentifikasi ekspresi wajah dan kemudian meresponnya.
  • Sudah mulai dapat merespons suara yang didengar dari lingkungan sekitarnya.

3. Anak usia 6-9 bulan

Memasuki usia 6-9 bulan bayi akan cenderung menunjukkan perkembangan yang semakin membanggakan, antara lain:

  • Bayi mulai dapat membedakan respon untuk benda hidup dan mati. Ia dapat menentukan tindakannya sendiri, bagaimana saat bermain dengan kucing peliharaan dan bagaimana saat bermain dengan boneka.
  • Bayi mulai memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Biasanya ketika melihat kartun baru di televisi, anak akan memperhatikannya dengan seksama tanpa berkedip.

4. Anak usia 9–12 bulan

Seiring dengan pertumbuhan fisiknya, perkembangan kognitif anak pada fase ini juga semakin matang. Anak memiliki potensi untuk mengeksplor dirinya dengan lebih baik. Umumnya, pada fase ini anak akan menunjukkan perkembangan seperti:

  • Mulai dapat menirukan gerakan-gerakan sederhana, seperti bertepuk tangan.
  • Mulai dapat merespons sesuatu dengan gestur, mimik wajah, atau suara.
  • Mulai memiliki ketertarikan pada benda-benda, seperti buku gambar.
  • Mulai memiliki inisiatif untuk bergerak dan menempatkan sesuatu. Sebagai contohnya, menaruh sendok ke dalam mangkuk.

Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget

Di samping itu, terdapat pula tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget. Jean Piaget merupakan salah satu tokoh psikologi yang merumuskan teori tentang tahapan perkembangan kognitif (cognitive theory). Berdasarkan pada Piaget, terdapat perbedaan khusus antara tahap perkembangan kognitif anak dengan perkembangan kognitif manusia dewasa. Berikut adalah tahapan-tahapannya:

1. Tahap sensorimotor (0-24 bulan)

Pada tahapan ini, perkembangan kognitif anak akan dimulai dengan adanya refleks bawaan sebagai respon terhadap suatu hal. Salah satu contoh perkembangan kognitif yaitu ketika ibu mengangkat tubuh bayi ke dalam pelukan, maka bayi akan memeluk ibu dengan kedua tangan dan membungkukkan badannya. Oleh sebab itu, pada fase ini bayi memiliki kemampuan kognitif hanya sampai pada respon sederhana dan kemampuan panca indera. Di samping itu, anak mengalami fase egosentris, di mana ia merasa bahwa segala sesuatu berpusat pada dirinya. Ia enggan untuk melihat sesuatu dari perspektif orang lain.

2. Tahap pra operasional (2-7 tahun)

Pada tahap ini, anak sudah mulai mengembangkan respons yang dimilikinya meskipun masih sangat sederhana. Di samping itu, anak juga sudah dapat memiliki kemampuan mental dan emosional terhadap suatu hal. Meskipun masih memiliki basis egosentris, namun pada tahap ini anak sudah mulai memiliki perkembangan kognitif yang sangat menakjubkan. Anak sudah dapat ibu ajari untuk berhitung, membaca, dan juga memecahkan masalah sederhana seperti dalam permainan-permainan anak.

3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)

Setelah anak memasuki tahap pra operasional, selanjutnya anak memasuki tahap operasional. Pada tahap ini, anak memiliki kemampuan kognitif yang dapat lebih mudah untuk diukur. Seorang anak sudah mulai dapat melakukan pengurutan angka, melakukan klasifikasi objek, maupun melakukan pemecahan masalah yang lebih rumit, seperti operasi matematika dasar. Adapun mengenai sifat egosentris akan mulai berkurang sesuai dari kondisi mental masing-masing anak.

4. Tahap operasional formal (mulai umur 11 tahun)

Tahapan ini dimulai ketika anak memasuki usia 11 tahun. Tahapan terakhir dari perkembangan kognitif menurut Piaget ini menjelaskan perkembangan anak yang semakin masif. Pada tahap ini, anak sudah dapat memaknai suatu hal dan mengambil kesimpulan. Sebagai contoh kemampuan kognitif, ketika menonton film yang bercerita mengenai anak malas dan anak rajin ketika bagi raport di sekolah, maka anak pada tahap usia ini ia sudah dapat melakukan analisis sederhana terhadap sebab akibat dan menarik kesimpulan. Kemampuan analisis dasar ini penting, supaya ibu dapat mengarahkan anak dengan lebih mudah ketika anak memasuki masa remaja.

Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Nah, setelah mengetahui tahapan-tahapan perkembangan kognitif anak, berikutnya ibu perlu tahu mengenai apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak usia dini.

1. Faktor Internal: Hereditas/Keturunan

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, intelektualitas anak juga dipengaruhi oleh tingkat intelektualitas orang tua. Faktor keturunan sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif anak. Jadi, jangan heran jika anak memiliki intelektual yang hampir mirip dengan kedua orang tuanya.

2. Faktor Eksternal: Lingkungan

Di samping faktor internal, terdapat faktor eksternal yang ibu dapat perhatikan. Faktor-faktor eksternal ini dapat mempengaruhi kondisi perkembangan kemampuan kognitif pada anak usia dini. Berikut adalah faktor-faktor eksternal yang berpengaruh:

  • Keluarga
    Hubungan keluarga yang harmonis akan mendukung rasa percaya diri anak dan ia berpotensi dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan baik
  • Sekolah
    Sekolah merupakan lembaga formal pendidikan yang memiliki tanggung jawab pada pendidikan anak. Di lembaga inilah, anak berkembang dan belajar mengenai banyak hal. Oleh sebab itu, sekolah memiliki pengaruh terhadap tahap perkembangan kognitif anak.

Bu, perlu diingat bahwa perkembangan kognitif antara anak satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Ada anak yang perlu stimulasi lebih untuk meningkatkan kemampuan kognitifnya, tetapi ada juga yang tidak perlu. Stimulasi yang tepat dapat mengasah kemampuan kognitif anak agar berkembang lebih baik. Selain itu, Ibu juga bisa memberikannya makanan sehat seperti buah dan sayuran. Ikuti tips memberikan sayur dan buah kepada anak yuk.