Cara Mengatasi Alergi Debu pada Anak

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Cara Mengatasi Alergi Debu pada Anak

Alergi debu merupakan sebuah kondisi dimana sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat protein yang ada di dalam debu. Debu biasanya terbentuk dari sel kulit mati manusia dan dihinggapi serangga yang memicu alergi pada orang tertentu. Jika Ibu memiliki anak yang alergi terhadap debu, lantas apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya?

Mengapa Bisa Alergi pada Debu

Alergi pada umumnya terjadi karena sistem kekebalan tubuh salah mengira bahwa zat asing yang masuk atau berada di sekitar tubuh membahayakan sehingga bereaksi menghasilkan antibodi. Hal ini terjadi pada orang yang alergi debu, yang menyangka bahwa debu adalah zat asing yang harus dilawan karena membahayakan. Akhirnya tubuh akan mengeluarkan zat histamin dan muncul gejala-gejala alergi pada anak. Namun alergi debu ini tidak terjadi karena sekedar debu saja, tapi adanya serangga dan zat lain yang juga menempel pada debu tersebut. Beberapa zat yang memicu alergi debu adalah:

Baca Juga: Yuk, Kenali IgE dan Kaitannya dengan Alergi Anak Ibu

  1. Tungau Debu

    Tungau debu biasanya menghasilkan kotoran yang mengandung protein dan ini dianggap berbahaya bagi tubuh. Ukurannya yang kecil membuat tungau debu sangat sulit dideteksi yang bisa saja menempel di sprei atau baju untuk memakan sel kulit mati manusia.
  2. Kecoa

    Kecoa mengeluarkan air liur dan kencing yang memicu alergi dan dianggap berbahaya bagi tubuh.
  3. Jamur

    Jamur sering menempel pada perabotan dan lemari baju dan berbintik putih kehijauan. Jamur debu ini akan menyebarkan spora ke udara dan menimbulkan reaksi alergi.
  4. Serbuk Sari

    Serbuk sari sering ditemukan di pohon, rumput, bunga, dan tumbuhan di sekitar lingkungan rumah. Serbuk sari sering berterbangan dan dianggap zat berbahaya sehingga memicu munculnya gejala alergi.
  5. Bulu Hewan

    Bulu hewan mengandung sel protein dari hewan berupa air liur atau urin yang terbang bersama debu dan memunculkan alergi pada orang yang dihinggapinya.

Selain zat pemicu alergi di atas, ada juga faktor resiko yang bisa meningkatkan potensi anak Ibu terkena alergi debu. Beberapa faktor antara lain adalah riwayat alergi di keluarga, karena alergi merupakan penyakit keturunan. Bisa juga karena anak jarang terkena debu sejak kecil sehingga debu dianggap sebagai benda tak dikenal, kekebalan tubuh yang lemah, atau memang memiliki riwayat alergi lainnya.

Ibu juga perlu mewaspadai gejala alergi kulit pada anak, seperti kemerahan, gatal, dan ruam, yang bisa disebabkan oleh paparan alergen dari bahan pakaian, deterjen, atau bahkan makanan tertentu. Mari cari tahu lebih lanjut cara mengatasi alergi kulit pada artikel berikut ini: Jenis Alergi Kulit pada Anak dan Cara Mengatasinya

Gejala Alergi Debu

Saat tubuh merespon zat asing sebagai ancaman, maka antibodi akan bergerak untuk memproduksi histamin yang akan mempengaruhi kinerja semua bagian tubuh. Hal ini yang akhirnya menyebabkan gejala tidak nyaman yang terlihat secara psikis maupun dirasakan oleh anak saat alergi terjadi. Gejala-gejala umum yang sering dirasakan pada penderita alergi debu adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Penting! Ketahui Tes Alergi pada Anak Ibu

  1. Gatal-gatal

    Beberapa bagian tubuh yang terkena debu akan terasa gatal karena antibodi melepaskan histamin dan menimbulkan peradangan di bawah kulit.
  2. Bersin

    Debu yang terhirup akan mengakibatkan bersin karena sistem kekebalan tubuh menganggap debu yang masuk sebagai zat berbahaya. Tubuh akan memberikan sinyal ke otak untuk bersin sebagai upaya untuk mengeluarkan debu yang masuk tersebut dari hidung.
  3. Mata Berair dan Gatal

    Debu yang masuk ke mata akan direspon oleh sel mast di bagian mata yang akan merangsang pembuluh darah di bagian mata. Alhasil mata menjadi merah berair dan terasa gatal.
  4. Hidung Berair

    Selain bersin, cara untuk mengeluarkan zat berbahaya yang masuk melalui saluran pernapasan adalah dengan menghasilkan lendir di bagian hidung dan mulut untuk menjebak debu yang masuk agar tidak masuk ke paru-paru.
  5. Batuk

    Lendir yang diproduksi di bagian tenggorokan akan mengalir ke belakang sehingga akan memicu batuk. Batuk ini adalah upaya tubuh untuk mengeluarkan lendir yang telah menangkap debu-debu yang masuk ke dalam saluran pernapasan.
  6. Hidung Tersumbat

    Terjadi pelebaran pembuluh darah di hidung dan mengeluarkan histamin. Membengkaknya pembuluh darah ini membuat udara susah masuk dan menyebabkan hidung tersumbat.
  7. Bengkak

    Sama seperti gatal-gatal di bagian tubuh yang terkena debu, histamin akan memicu peradangan di bawah kulit yang akan menimbulkan pembengkakan kecil atau bentol-bentol.
  8. Sesak Napas

    Sesak napas terjadi karena debu masuk ke kerongkongan. Produksi histamin di bagian tenggorokan ini akan memicu munculnya lendir dan memenuhi area saluran pernapasan sehingga udara jadi sulit keluar masuk seperti kondisi normal.
  9. Syok Anafilaksis

    Kondisi ini merupakan gejala yang cukup parah dan harus diwaspadai oleh orang tua jika anak menderita alergi. Gejala yang muncul adalah nadi teraba cepat dan lemah, mengi, bengkak pada bibir, lidah dan tenggorokan, serta pingsan.

Penanganan Alergi Debu

Setelah Ibu mengetahui gejala-gejala alergi debu yang dirasakan oleh anak, tentu perlu dipahami tentang bagaimana penanganan yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Berikut ini beberapa obat yang bisa digunakan untuk mengatasi alergi debu yang bisa Ibu coba.

  1. Antihistamin

    Bekerja untuk memblokir histamin sehingga gejala-gejala alergi seperti gatal, bengkak, dan sesak napas bisa ditekan. Obat ini tersedia dalam bentuk pil, cairan, tetes mata, semprot hidung, dan tablet. Umumnya Antihistamin menyebabkan kantuk dan kelelahan sehingga pastikan anak tidak sedang melakukan aktivitas saat mengkonsumsinya.
  2. Dekongestan

    Bekerja mengecilkan pembuluh darah yang bengkak di area hidung dan meringankan gejala hidung tersumbat dan berair. Konsultasikan pada dokter untuk memberikan dekongestan ini karena memiliki efek samping insomnia, tekanan darah meningkat, dan sakit kepala.
  3. Steroid

    Bekerja menekan peradangan yang disebabkan oleh alergi debu seperti gejala hidung tersumbat, bersin, pilek dan gatal. Tersedia dalam bentuk pil, semprotan, dan juga obat oles kulit. Konsultasikan pemakaian Steroid ini karena memiliki beberapa efek samping.
  4. Imunoterapi

    Meski bukan menyembuhkan alergi, tapi imunoterapi bertujuan untuk mentoleransi debu penyebab alergi. Obat ini biasanya digunakan jika perawatan alergi tidak berhasil. Pemberian imunoterapi ini bisa lewat suntik dalam jangka waktu dua kali seminggu selama 6 bulan. Terdapat juga imunoterapi SLIT dengan cara meletakkan tablet berbasis alergen di bawah lidah dan tubuh akan menyerap alergen tersebut. Dosis akan ditambahkan sedikit demi sedikit untuk melihat kemampuan tubuh mentoleransi alergen.
  5. Suntik Epinefrin

    Suntikan yang diberikan pada orang yang memiliki riwayat alergi parah. Pemberian obat ini dilakukan jika pasien memiliki tekanan darah rendah, sesak napas, atau bahkan pingsan.

Pencegahan Alergi Debu

Seperti pepatah mengatakan, lebih baik mencegah daripada mengobati. Meskipun tidak bisa mencegah anak Ibu untuk tidak terkena gejala alergi sama sekali, tapi Ibu masih punya cara agar alergi ini tidak kambuh dengan beberapa upaya. Ibu tidak akan bisa memastikan tidak ada debu sama sekali di rumah meskipun telah membersihkannya dengan vacuum cleaner, tapi beberapa tips di bawah ini bisa dilakukan untuk mencegah alergi debu anak Ibu kambuh lagi.

Baca Juga: Mudah Dilakukan, Cara Membersihkan Mainan Gigitan Bayi, Bahan Plastik, Kain, dan Berbulu

  1. Cuci secara rutin semua material berbahan kain yang bersentuhan dengan anak seperti sprei, sarung bantal, karpet, tirain, dan lainnya seminggu sekali dengan menggunakan air panas bersuhu 48 derajat celcius.
  2. Pastikan seluruh perabot dibersihkan setiap hari untuk menghindari debu yang terbang menempel cukup lama di permukaannya, seperti meja, pajangan, souvenir, dan lainnya
  3. Hindari menggunakan karpet berbulu.
  4. Jauhkan hewan peliharaan berbulu dari kamar tidur dan area yang sering digunakan anak.
  5. Jaga kelembaban udara dengan ventilasi yang baik dan sinar matahari yang cukup di dalam rumah.

Dengan cara ini, Ibu bisa mengupayakan agar alergi debu pada anak tidak kambuh lagi. Minimalisir kehadiran debu di dalam rumah dan tempat-tempat yang sering dijangkau anak dalam aktivitas hariannya.