Jenis Alergi Kulit pada Anak dan Cara Mengatasinya

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Jenis Alergi Kulit pada Anak dan Cara Mengatasinya

Alergi kulit pada anak adalah respons sistem kekebalan tubuh terhadap zat tertentu yang dianggapnya sebagai ancaman. Kondisi ini dapat memicu reaksi seperti ruam, gatal, kemerahan, dan kadang-kadang pembengkakan pada kulit anak yang juga masih sensitif.

Penyebab umum alergi kulit pada anak termasuk paparan terhadap alergen tertentu, seperti serbuk sari, bulu hewan, deterjen, atau makanan tertentu. Untuk cara mengatasinya, yuk baca artikel ini sampai selesai, Bu. 

Gejala Alergi Kulit pada Anak

Gejala-gejala ini dapat muncul setelah paparan alergen dan bisa berkembang dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah kontak dengan substansi pemicu.

  • Ruam kulit.
  • Gatal intens.
  • Kemerahan pada kulit.
  • Pembengkakan area tertentu.
  • Kulit bersisik atau mengelupas.
  • Bentol-bentol atau lepuhan.
  • Sensasi terbakar atau terasa panas.
  • Kulit kering atau bersisik.
  • Pembengkakan bibir atau kelopak mata.

Durasi gejala dapat bervariasi, tetapi umumnya, gejala alergi kulit dapat bertahan selama beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung pada tingkat keparahan reaksi dan seberapa cepat tindakan pertolongan pertama dilakukan.

Jenis Alergi Kulit pada Anak 

Berikut ini adalah paparan alergen yang paling umum menyebabkan reaksi alergi pada kulit anak:

Paparan Alergen Lingkungan

Paparan terhadap alergen lingkungan seperti serbuk sari, bulu hewan, dan tungau debu rumah dapat memicu reaksi alergi pada kulit anak. Partikel-partikel ini dapat menyebabkan gatal, ruam, dan kemerahan.

Reaksi terhadap Bahan Kimia

Beberapa anak mungkin mengalami alergi kulit akibat kontak dengan bahan kimia dalam deterjen, sabun, atau produk perawatan kulit. Zat-zat kimia ini dapat memicu iritasi dan reaksi alergi pada kulit sensitif anak.

Alergi Makanan

Konsumsi makanan tertentu dapat menyebabkan reaksi alergi kulit pada anak. Alergen makanan seperti telur, kacang, susu, atau seafood dapat memicu gejala seperti gatal, ruam, atau pembengkakan pada kulit. Berikut ini jenis alergi makanan yang paling umum:

  • Protein Susu Sapi: Biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak yang mengkonsumsi susu sapi di bawah usia 6 bulan.
  • Protein Telur: Protein telur menjadi penyebab alergi terbesar yaitu sekitar 68% kasus yang terjadi pada anak-anak. Namun seiring bertambah usia maka alergi telur ini akan berkurang.
  • Kacang-Kacangan: Biasanya terjadi alergi untuk makanan seperti walnut, almond, pistachio, atau cashew.
  • Makanan Laut: Makanan laut yang mengandung protein tropomyosin terdapat pada lobster, cumi-cumi, kepiting, udang, dan kerang menjadi pemicu alergi.
  • Gandum: Meski terdengar jarang tapi protein gandum menjadi pemicu sensitivitas terhadap gluten.

Alergi Kontak

Alergi kulit pada anak juga dapat disebabkan oleh kontak langsung dengan suatu bahan, seperti perhiasan, kain, atau pewarna pakaian. Reaksi kulit dapat berkembang setelah kontak dengan zat-zat tertentu.

Genetika dan Riwayat Keluarga

Faktor genetika juga dapat memainkan peran dalam perkembangan alergi kulit pada anak. Jika ada riwayat alergi dalam keluarga, anak memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami reaksi alergi kulit.

Infeksi dan Penyakit Kulit

Infeksi kulit seperti dermatitis atau impetigo dapat memicu reaksi alergi pada anak. Kondisi kulit yang terinfeksi dapat menjadi lebih sensitif terhadap alergen dan memperburuk gejala alergi kulit.

Cara Mengatasi Alergi Kulit pada Anak 

Alergi kulit pada anak dapat menjadi tantangan kesehatan yang memerlukan perhatian khusus dari orang tua. Bila melihat anak merasakan gejala alergi, segera lakukan pertolongan pertama berikut ini:

Identifikasi dan Hindari Alergen

Identifikasi penyebab alergi kulit anak dengan bantuan profesional kesehatan, seperti uji tusuk kulit, dan lakukan upaya untuk menghindari paparan terhadap alergen tersebut. Ini bisa mencakup penyesuaian lingkungan dan perubahan gaya hidup.

Perawatan Kulit yang Tepat

Gunakan sabun, deterjen, dan produk perawatan kulit yang lembut dan bebas pewangi untuk mencegah iritasi kulit. Pilih pakaian yang lembut dan hindari bahan yang mungkin menyebabkan reaksi alergi, seperti serat sintetis atau pewarna.

Kompres Dingin

Untuk meredakan gatal dan mengurangi kemerahan pada area yang terkena, gunakan kompres dingin atau lap basah. Pastikan untuk tidak menggunakan suhu yang terlalu dingin, karena dapat memicu iritasi tambahan.

Krim atau Salep Anti-Alergi

Terapkan krim atau salep anti-alergi yang diresepkan oleh dokter untuk meredakan gejala, seperti gatal dan ruam. Penggunaannya sebaiknya sesuai petunjuk dokter dan pada area yang terkena.

Obat Anti-Histamin

Dalam beberapa kasus, penggunaan antihistamin oral yang diresepkan oleh dokter dapat membantu mengurangi gatal dan reaksi alergi kulit. Penting untuk mematuhi dosis yang dianjurkan dan memeriksakan kondisi anak ke dokter sebelum memberikan obat.

Steroid Topikal

Dokter dapat meresepkan krim atau salep steroid topikal untuk mengurangi peradangan dan meredakan gejala alergi kulit. Penggunaan steroid sebaiknya dilakukan sesuai petunjuk dokter dan tidak berlebihan.

Uap Air Lembap

Menjaga kelembapan udara di sekitar anak dengan menggunakan humidifier dapat membantu mengurangi kulit kering dan mengelupas. Pastikan untuk membersihkan humidifier secara teratur untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Pemilihan Pakaian yang Tepat

Pilih pakaian yang longgar dan terbuat dari bahan yang bernapas, seperti katun, untuk mengurangi gesekan dan iritasi pada kulit anak.

Hindari Menggaruk

Ajari anak untuk tidak menggaruk area yang terkena, karena hal ini dapat memperburuk iritasi dan merusak kulit. Gunakan strategi lain, seperti memberikan mainan tangan atau memberikan perhatian ekstra saat anak merasa gatal.

Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan

Jika gejala alergi kulit anak tidak membaik atau menjadi lebih parah, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat. Dokter dapat memberikan saran lebih lanjut atau meresepkan obat-obatan dan tes alergi yang diperlukan.

Jenis Tes Alergi Kulit 

Setelah Ibu memutuskan untuk melakukan tes alergi di rumah sakit, maka tahapan selanjutnya adalah memilih jenis tes alergi apa yang cocok dan tepat untuk dilakukan. Mengingat ada beberapa pilihan tes alergi yang bisa dilakukan oleh pasien. Berikut ini beberapa jenis tes alergi yang bisa dilakukan.

Patch Test

Biasanya Patch Test ini disebut juga pemeriksaan tes tempel kulit yang dilakukan pada kulit punggung dan menempatkan bahan-bahan kimia dalam tempat khusus bernama finn chamber, lalu ditempelkan langsung pada punggung. 

Tes ini bisa mendeteksi alergi yang disebabkan oleh bahan kimia. Untuk bisa melakukan Patch Test ini, anak Ibu harus berusia lebih dari 3 tahun dan punggung dalam keadaan sehat tidak terluka dan tidak terkena obat krim oles. Pastikan anak tidak berkeringat atau mandi saat melakukan tes ini. 

Hasil tes ini bisa didapatkan setelah 48 jam dengan tanda bercak kemerahan di punggung sebagai tanda bahwa ada alergi di dalam tubuhnya.

Skin Prick Test (SPT)

Skin Prick Test bisa dilakukan pada anak berusia 3 tahun ke atas dengan kondisi kesehatan yang baik. Tes ini dilakukan pada bagian kulit lengan bawah menggunakan jarum khusus yang tidak akan mengeluarkan darah. 

Umumnya Skin Prick Test ini dilakukan untuk mengetahui alergi yang dihirup dan alergen makanan seperti debu, tungau, susu, dan makanan laut. Hasil tes bisa didapatkan setelah 20 menit tes dan mampu mendeteksi 33 jenis alergen.

Radio Allergo Sorbent Test (RAST)

Radio Allergo Sorbent Test bisa dilakukan pada anak usia berapa saja karena tidak ada obat-obatan yang ditempelkan pada tubuh. Tes ini akan mengambil serum darah sekitar 2 cc dan diproses melalui mesin komputerisasi khusus. 

Hasilnya akan diketahui setelah 4 jam dan biasanya dilakukan untuk alergi makanan dan alergi hirup.

Tes Provokasi Obat

Tes Provokasi obat ini dilakukan dengan memberikan obat pada anak dengan dosis yang dinaikkan secara bertahap. Metode yang dilakukan adalah Double Blind Placebo Control untuk mengetahui alergi obat yang diminum. 

Tes ini hanya boleh dilakukan untuk satu macam obat saja dalam satu kali pemeriksaan. Jika Ibu ingin mengetahui alergi terhadap obat lain, maka diperlukan tes berbeda satu minggu kemudian. Hasil dari tes provokasi obat ini bisa diketahui setelah 30 menit.

Tes Provokasi Obat dan Eliminasi Makanan

Sederhananya, tes ini akan menambahkan makanan atau mengurangi makanan yang dikonsumsi anak untuk mengetahui perubahan gejala yang ditimbulkannya. 

Misalnya melakukan tes terhadap makanan laut bisa ditambahkan secara bertahap untuk mengetahui efeknya dan mengurangi untuk melihat hasilnya.

Itulah beberapa hal yang perlu Ibu ketahui tentang tes alergi pada anak. Jika anak tergolong kerap terkena alergi, tak ada salahnya untuk menjajal tes ini. Nantinya Ibu akan tahu apa penyebab alergi anak dan dapat menghindarinya.

Bila anak mengalami reaksi alergi setelah minum susu sapi, seperti gatal, ruam, atau pembengkakan, itu bisa menjadi tanda bahwa anak tersebut alergi terhadap susu sapi. Dalam kasus seperti ini, penggantian susu sapi dengan susu kedelai (soya) dapat menjadi solusi yang baik. 

Susu kedelai seringkali merupakan alternatif yang baik karena tidak mengandung protein susu sapi yang dapat menyebabkan reaksi alergi. Ibu bisa membaca penjelasan lebih lanjut tentang susu soya di artikel ini: Bayi Alergi Susu Sapi? Susu Soya Bisa Jadi Pilihan, Bu!

Referensi: 

  • American Academy of Pediatrics. 12 Common Summertime Skin Rashes in Children. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/skin/Pages/Common-Summertime-Skin-Rashes-in-Children.aspx. (Diakses pada 12 Januari 2024).
  • WebMD. Common Skin Allergies in Kids. https://www.webmd.com/allergies/common-skin-allergies-kids. (Diakses pada 12 Januari 2024).