Bayi yang cegukan seringkali membuat Ibu, merasa cemas. Namun sebenarnya, cegukan adalah kondisi alami yang umum terjadi karena merupakan hasil dari kontraksi otot diafragma bayi. Saat diafragma berkontraksi mendadak, udara masuk ke paru-paru dan menyebabkan pita suara menutup secara tiba-tiba, menghasilkan suara khas yang dikenal sebagai cegukan.
Meski tidak berbahaya, penting bagi Ibu untuk memahami cara mengatasinya dengan metode yang aman dan efektif. Pemahaman ini dapat membantu bayi merasa lebih nyaman serta mencegah penggunaan cara-cara tradisional yang belum tentu aman bagi tubuh mungilnya.
Menyusui bukan semata-mata bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, melainkan juga menjadi aktivitas yang menenangkan secara fisik dan emosional. Saat bayi menyusu, terjadi koordinasi antara gerakan mulut, hisapan, dan proses menelan yang membantu menstabilkan ritme pernapasannya. Gerakan ini menciptakan efek pijatan alami pada diafragma, sehingga kontraksi yang menyebabkan cegukan bisa mereda secara perlahan. Lebih dari itu, kontak kulit antara Ibu dan bayi saat menyusu juga memicu pelepasan hormon oksitosin yang dapat membantunya merasa lebih tenang dan nyaman.
Inilah mengapa menyusui sering kali menjadi solusi alami dan efektif untuk menghentikan cegukan, tanpa perlu bantuan khusus dari dokter atau penggunaan alat bantu. Ketika bayi menyusu, gerakan menghisap dan menelan secara ritmis dapat membantu menenangkan sistem saraf dan merilekskan otot diafragma yang berkontraksi. Proses ini secara bertahap dapat menghentikan cegukan.
Namun, penting bagi Ibu untuk tetap tenang dan tidak terburu-buru ketika bayi cegukan saat menyusu. Beri kesempatan pada bayi untuk tetap menyusu dengan tenang sambil mengatur pernapasannya. Jika cegukan tidak juga reda setelah beberapa saat, cobalah berhenti sejenak dan bantu bayi bersendawa untuk mengeluarkan udara yang mungkin ikut tertelan selama menyusu. Setelah itu, Ibu bisa melanjutkan proses menyusui dengan posisi yang lebih nyaman bagi bayi.
Udara yang masuk saat menyusu atau menangis dapat menyebabkan perut bayi terasa kembung dan memicu cegukan. Untuk itu, membantunya bersendawa setelah menyusu bisa menjadi solusi alami yang sangat efektif. Bersendawa membantu melepaskan udara yang terperangkap di perut sehingga tekanan pada diafragma pun berkurang.
Ibu bisa menegakkan badan bayi di atas bahu atau mendudukkannya di pangkuan dengan posisi tubuh tegak. Letakkan satu tangan menopang bagian dada dan kepala bayi, lalu gunakan tangan yang lain untuk menepuk atau mengusap punggungnya dengan lembut dan berirama. Proses ini dapat memicu keluarnya udara secara perlahan dari saluran pencernaan bagian atas. Dalam beberapa menit, biasanya ia akan mulai merasa lebih lega dan cegukan pun mereda.
Jika cegukan terjadi di luar waktu menyusu, Ibu bisa mencoba cara lain yang juga efektif, yaitu memberikan benda yang bisa dihisap untuk mengalihkan perhatian bayi. Mainan seperti teether dapat merangsang gerakan menghisap yang alami pada bayi. Gerakan ini memiliki efek menenangkan dan dapat membantu mengatur kembali irama pernapasan dan kontraksi diafragma.
Selain menenangkan, aktivitas menghisap juga dapat memicu refleks sendawa yang membantu mengeluarkan udara yang terperangkap. Pastikan teether-nya bersih, agar kebersihan mulutnya terjaga. Metode ini sangat berguna terutama pada bayi yang sudah mulai tumbuh gigi dan sering merasa tidak nyaman pada mulutnya.
Cegukan pada bayi tidak hanya dipicu oleh aktivitas internal seperti menelan udara, tetapi juga bisa disebabkan oleh faktor eksternal seperti suhu lingkungan. Saat bayi berada di ruangan yang terlalu dingin atau terkena angin secara langsung, tubuhnya secara refleks dapat merespons perubahan suhu tersebut. Respons ini dilakukan dengan mengencangkan otot-ototnya, termasuk otot diafragma. Ketegangan mendadak pada diafragma inilah yang bisa memicu timbulnya cegukan.
Tubuh bayi, terutama yang baru lahir, belum dapat mengatur suhu tubuhnya sendiri sehingga lebih rentan terhadap suhu ekstrem. Oleh karena itu, menjaga suhu ruangan tetap hangat dan nyaman merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya cegukan akibat paparan udara dingin.
Bungkuslah bayi dengan selimut hangat, lalu dekap ia di dada agar merasakan kehangatan tubuh Ibu. Ibu juga dapat memindahkannya ke ruangan yang suhunya lebih stabil dan tidak terlalu dingin.
Hindari ruangan ber-AC dengan suhu rendah, terutama jika ia memang sensitif terhadap perubahan suhu. Kehangatan yang konsisten tidak hanya menenangkannya secara fisik. Namun, irama pernapasannya lebih stabil, sehingga cegukan lebih cepat reda.
Masih banyak mitos seputar cara menghentikan cegukan pada bayi yang tersebar dari mulut ke mulut, namun belum tentu aman atau didukung oleh bukti medis. Beberapa praktik tradisional pada bayi yang sedang cegukan ternyata berisiko menyebabkan cedera, bahkan sebagian lagi dapat mengakibatkan gangguan perkembangan.
Salah satu praktik ini antara lain memberikan air putih kepada bayi, padahal usianya belum mencapai 6 bulan. Tindakan ini bisa mengganggu keseimbangan elektrolit tubuhnya, karena ginjalnya belum cukup matang untuk memproses cairan di luar ASI.
Praktik lainnya juga berupa mengejutkan bayi dengan suara keras, yang ternyata dapat mengganggu sistem saraf pusatnya yang masih berkembang. Tindakan lainnya seperti menarik lidah atau menekan ubun-ubun bukan hanya menyakitkan, tetapi juga bisa melukai jaringan halus di sekitar kepala dan mulut bayi. Hindari cara-cara ini dan selalu pilih pendekatan yang lembut, alami, serta terbukti aman dari sudut pandang medis.
Untuk mencegah cegukan kembali terjadi, penting bagi Ibu untuk memahami dan menerapkan posisi menyusui yang benar. Posisi menyusu yang tidak tepat bisa menyebabkan bayi menelan udara dalam jumlah besar, yang kemudian memicu cegukan dan gangguan pencernaan lainnya.
Pastikan mulutnya membuka lebar dan mencakup seluruh areola, bukan hanya puting. Tubuhnya sebaiknya sejajar dengan tubuh Ibu, dan wajahnya menghadap langsung ke arah payudara. Posisi yang ergonomis ini tidak hanya membantu kelancaran aliran ASI, tapi juga mencegah masuknya udara yang tidak perlu ke dalam perutnya.
Jika Ibu masih ragu apakah posisi menyusu sudah benar atau belum, pelajari lebih lanjut melalui artikel ini: Ketahui Cara Menyusui Bayi yang Benar dan Nyaman.