Kenali Penyebab Bayi Kuning, Gejala, dan Cara Mengatasinya!

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Kenali Penyebab Bayi Kuning, Gejala, dan Cara Mengatasinya!

Salah satu kondisi umum yang sering terjadi pada bayi baru lahir adalah bayi kuning atau dikenal sebagai ikterus. Meski umum terjadi, orangtua perlu memahami dengan baik mengenai kondisi bayi kuning ini, terutama mengenai penyebab, gejala, dan cara mengatasinya agar tidak berkembang menjadi kondisi serius seperti kerusakan otak atau kondisi fatal lainnya.

Penyebab Bayi Kuning

Penyebab utama kondisi bayi kuning adalah tingginya kadar bilirubin dalam darah bayi. Bilirubin adalah pigmen yang terbentuk saat tubuh bayi mengurai sel darah merah yang sudah tua. Dalam kondisi normal, organ hati bayi akan memproses bilirubin agar bisa dikeluarkan dari tubuh melalui tinja atau urin.

Namun, pada bayi baru lahir, organ hati bayi belum sempurna berkembang, sehingga belum mampu menguraikan bilirubin secara optimal. Akibatnya bilirubin menumpuk dalam darah, menyebabkan kulit bayi dan bagian putih mata bayi berubah warna menjadi kekuningan.

Selain karena perkembangan hati yang belum sempurna, penyebab bayi kuning lainnya adalah ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan bayi, infeksi virus (seperti toksoplasma atau rubela), penyakit hemolitik (penguraian sel darah merah abnormal), atau tersumbatnya saluran empedu bayi.

Gejala Bayi Kuning

Gejala bayi kuning mudah dikenali dengan munculnya warna kuning pada kulit dan bagian putih mata bayi. Kondisi ini biasanya muncul antara 2-4 hari setelah bayi dilahirkan, seiring meningkatnya kadar bilirubin dalam darah bayi.

Untuk memastikan kondisi bayi kuning, bawa bayi ke ruangan yang terang, lalu tekan kulit bayi secara perlahan pada area dahi, dada, telapak tangan, atau telapak kaki. Setelah tekanan dilepaskan, perhatikan apakah ada semburat warna kuning pada area tersebut. Pada bayi berkulit gelap, tanda ini lebih jelas terlihat di bagian putih mata atau gusi.

Selain warna kuning pada tubuh, gejala lain yang perlu diperhatikan adalah bayi yang terlihat lesu, demam, serta kurang minat untuk minum ASI atau susu formula. Jika bayi menunjukkan gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat.

Jenis Penyakit Kuning

Ada dua jenis kondisi bayi kuning yang perlu orangtua ketahui, yaitu ikterus fisiologis (ringan) dan ikterus patologis (berat).

Ikterus fisiologis umumnya tidak berbahaya dan sering terjadi pada bayi baru lahir. Kondisi ini muncul setelah usia bayi lebih dari 24 jam, tidak berlangsung lebih dari 14 hari, serta kuning tidak sampai ke telapak tangan atau kaki bayi.

Sebaliknya, ikterus patologis adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis. Kondisi ini muncul pada hari pertama kelahiran, berlangsung lebih dari 14 hari, disertai kuning hingga telapak tangan dan kaki, serta tinja bayi yang berwarna pucat. Jika bayi mengalami ikterus patologis, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan cepat guna mencegah komplikasi serius seperti kerusakan otak.

Cara Mengatasi Bayi Kuning

Untuk mengatasi kondisi bayi kuning, penanganan medis yang umum dilakukan adalah fototerapi. Fototerapi adalah terapi menggunakan sinar biru dengan panjang gelombang 420-448 nanometer untuk memecah bilirubin dalam tubuh bayi. Bilirubin yang telah dipecah akan lebih mudah dikeluarkan melalui urin bayi.

Selain terapi medis, orangtua juga dapat membantu dengan menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi. Waktu terbaik untuk menjemur bayi adalah antara pukul 8-9 pagi. Saat menjemur, posisi bayi bisa terlentang atau tengkurap dengan wajah dan mata terlindungi dari sinar matahari langsung untuk menghindari iritasi atau kerusakan mata.

Fototerapi relatif aman dengan efek samping ringan seperti kulit kering, dehidrasi ringan, ruam kulit, serta diare ringan. Namun, jika kadar bilirubin bayi sangat tinggi (di atas 25 mg/dL), bayi perlu mendapatkan transfusi tukar darah untuk mencegah komplikasi fatal seperti kerusakan otak atau gangguan pendengaran.

Cara Mencegah Penyakit Kuning pada Bayi

Meski kondisi bayi kuning cukup umum terjadi, terdapat beberapa langkah pencegahan yang bisa orangtua lakukan untuk meminimalisir risikonya. Salah satu caranya adalah dengan memberikan asupan cairan yang cukup kepada bayi segera setelah lahir, baik dengan memberinya ASI atau susu formula.

ASI memiliki manfaat besar karena membantu meningkatkan frekuensi BAB bayi, sehingga bilirubin lebih cepat dikeluarkan dari tubuh bayi. Pastikan bayi mendapatkan cukup sinar matahari pagi secara rutin, karena hal ini membantu memecah bilirubin secara alami.

Selain itu, lakukan kontrol rutin ke dokter atau bidan setelah bayi lahir, agar kadar bilirubin bayi terpantau dengan baik, dan penanganan segera diberikan jika ada peningkatan kadar bilirubin yang signifikan.

Kapan Penyakit Kuning Harus Dibawa ke Dokter?

Walaupun bayi kuning umumnya tidak berbahaya, ada kondisi tertentu yang memerlukan tindakan medis segera. Jika bayi menunjukkan tanda-tanda kuning dalam waktu kurang dari 24 jam setelah lahir, kondisi bayi kuning tersebut mungkin bersifat patologis yang membutuhkan pemeriksaan intensif.

Selain itu, jika warna kuning menyebar hingga telapak tangan atau kaki, bayi lesu, tidak mau menyusu, tinja berwarna pucat, atau demam tinggi, segera bawa bayi ke dokter. Kondisi ini bisa mengindikasikan penyakit yang lebih serius, sehingga memerlukan diagnosis cepat serta penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi seperti kerusakan otak permanen atau gangguan kesehatan lain.

Pentingnya Penanganan Dini pada Bayi Kuning

Tingginya kadar bilirubin dalam darah bayi bukanlah kondisi yang boleh dianggap sepele. Penanganan dini sangat penting agar bayi terhindar dari risiko komplikasi berat seperti ensefalopati akibat bilirubin (kernikterus), gangguan pendengaran, kebutaan, bahkan kematian.

Orangtua harus proaktif mengenali gejala bayi kuning, memahami penyebabnya, serta segera melakukan konsultasi ke dokter jika ada tanda-tanda yang mencurigakan. Dengan begitu, bayi dapat tumbuh sehat dan bebas dari risiko komplikasi serius di kemudian hari.