Catat! Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Catat! Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir

Segera setelah bayi lahir, Ibu harus memahami bahwa perawatan tali pusat bayi menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan Ibu sebagai orang tua baru. Perawatan tali pusat bayi baru lahir harus dilakukan dengan cara yang benar agar tidak menimbulkan infeksi dan iritasi pada tali pusat bayi.

Tali pusat bayi tidak diperlukan setelah Ia lahir. Oleh sebab itu, akan dijepit dan dipotong dengan alat yang sudah disediakan dokter. Namun, terkadang ada beberapa orang yang menunda pemotongan tali pusat bayi setelah lahir selama beberapa menit. Hal ini dipercaya dapat membawa manfaat untuk bayi. Dikutip, dari The Asian Parent, manfaat menunda pemotongan tali pusat bayi adalah agar bonding anak dengan Ibu tidak langsung terputus.

Ada banyak mitos tali pusar bayi seiring dengan perkembangan zaman. Tak ayal, banyak pula yang masih mempercayainya. Nah, agar lebih jelasnya, mari simak pemaparan mengenai perawatan tali pusat bayi dan mitos-mitos yang mengiringinya yuk!

Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir

Saat lahir, tali pusat bayi akan dipotong oleh dokter, bidan, atau terkadang Ayah dengan arahan dari pembantu persalinan. Biasanya, tali pusat bayi baru lahir tidak akan dipotong sampai habis, melainkan menyisakan 2-3 cm pada area yang akan membentuk pusar bayi. Saat dipotong, bayi tidak akan merasa sakit karena tidak ada saraf di dalam tali pusat bayi.

Biasanya, tali pusat bayi baru lahir akan lepas atau puput dalam waktu 5-15 hari setelah bayi lahir. Sepanjang tali pusat bayi belum lepas, Ibu harus memastikan area tersebut tetap bersih dan kering sehingga tidak menyebabkan iritasi dan infeksi pada daerah tali pusat bayi. Dikutip dari American Pregnancy Association, ada beberapa hal yang harus Ibu lakukan saat melakukan perawatan tali pusat bayi baru lahir, diantaranya adalah:

1. Menjaga Tali Pusat Bayi Tetap Bersih

Untuk menjaga tali pusat bayi tetap bersih, sebaiknya Ibu membersihkannya dengan air matang. Tali pusat bayi tidak perlu dibersihkan dengan alkohol, cukup menggunakan kapas yang telah dibasahi air matang. Sebelum membersihkan, ada baiknya Ibu mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu untuk mencegah kuman, bakteri, dan virus berpindah dari tangan ke area tali pusat bayi.

2. Keringkan Tali Pusat Bayi Setelah Dibersihkan

Setelah dilap dengan menggunakan kapas yang dibasahi air matang, Ibu harus memastikan daerah tali pusat bayi kering. Jangan tutup area tali pusat bayi dengan kapas atau bahkan perekat pada popok atau diapers. Sebab, jika tali pusat bayi tertutup akan menimbulkan kelembaban dan gesekan pada tali pusat bayi. Hal ini justru akan menimbulkan iritasi dan infeksi. Bila tali pusat bayi terlihat basah, tepuk pelan dengan menggunakan cotton bud atau kain yang lembut.

Baca juga: Yuk, Ketahui Tips Merawat Bayi 0 Sampai 6 Bulan

3. Jaga Sirkulasi Udara di Sekitar Tali Pusat

Kenakan baju yang longgar pada bayi agar tidak menempel pada tali pusat bayi dan memberikan sirkulasi udara yang baik di sekitar tali pusat. Alangkah baiknya, jika Bayi mengenakan pakaian lembut dan menyerap keringat. Hal ini untuk mencegah adanya lembab karena keringat di area tali pusat bayi. Sebaiknya, hindari memakaikan baju model bodysuit pada bayi karena akan menghambat sirkulasi udara.

4. Jangan Melepas Paksa Tali Pusat Bayi

Mungkin Ibu merasa tali pusat bayi sedikit mengganggu Ibu saat memandikan bayi sehingga memiliki keinginan untuk melepas tali pusat. Eits, jangan sembarangan melepas paksa atau mencabut tali pusat ya Bu. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan yang dapat menyebabkan infeksi serius pada area tali pusat bayi.  Itulah beberapa cara merawat tali pusat bayi, selain merawat tali pusat bayi, Ibu juga bisa mengetahui cara dan tips lainnya dalam merawat bayi baru lahir. Cari tahu lebih lanjut di artikel berikut: Cara Merawat Bayi Baru Lahir dan Tips Bagi Orang Tua Baru

Tanda-tanda Tali Pusat Bayi Infeksi

Ibu tidak perlu khawatir jika melihat perubahan warna tali pusat bayi baru lahir. Seiring dengan puputnya tali pusat bayi, warnanya akan berubah dari putih kekuningan menjadi cokelat, abu-abu, ungu, atau biru hingga mengering dan menjadi hitam sebelum akhirnya lepas.

Selain itu, Ibu tak perlu khawatir saat tali pusar puput dan mengeluarkan sedikit darah. Hal ini adalah normal. Ketika tali pusar puput, terkadang ada cairan bening atau kuning dan sisa jaringan yang akan hilang dengan sendirinya di area pusar yang disebut umbilical granulomas. 

Namun, ada beberapa kondisi yang patut Ibu dan Ayah waspadai dan harus segera mendapatkan perawatan dari dokter, jika tali pusat bayi menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti:

  • Adanya nanah keluar dari tali pusar
  • Demam
  • Tali pusar bayi bau dan bengkak pada area tali pusat
  • Kemerahan pada area tali pusat bayi terutama pada kulitnya
  • bayi menangis dan cenderung meraung-raung seperti kesakitan ketika area tali pusat disentuh.

Ada pula tali pusat bayi yang tidak puput lebih dari 3 minggu. Ibu harus segera membawa bayi ke dokter anak. Sebab, bisa jadi pertanda adanya masalah kesehatan seperti infeksi ataupun gangguan sistem imun pada bayi. Jika tali pusar bayi sudah lepas tapi masih basah, jangan memberikan cairan apapun baik betadin atau alkohol. Tetap jaga area tali pusat bayi tetap kering. Ibu juga bisa menutup dengan kasa steril yang kering dan balut.

Baca juga: Ketahui Karakteristik Bayi Usia 0 Bulan

Mitos Seputar Tali Pusat Bayi

Perawatan tali pusat bayi memang tidak boleh sembarangan, pasalnya jika tidak benar tentu akan menyebabkan infeksi. Seiring dengan kelahiran bayi, pasti banyak mitos tali pusar bayi yang turun temurun disampaikan oleh ibu atau mertua. Mulai dari tali pusar bayi adalah kembaran bayi dalam kandungan hingga menaruh koin di atas pusar. Benar atau tidak ya? Yuk, simak beberapa mitos dan fakta tali pusat bayi.

  • Tali Pusat adalah Kembaran Bayi

Banyak juga yang beranggapan bahwa tali pusat bayi adalah kembaran bayi dalam kandungan. Tak ayal, tali pusat bayi harus dikuburkan di rumah bayi. Tidak ada yang salah Bu bila Ibu ingin mengikuti tradisi ini. Namun, dilansir dari Cordlife, tali pusat bayi dapat menjadi pengobatan berbagai macam penyakit pada saudara kandung bayi. Di masa depan, tali pusat dapat digunakan untuk stem cell obat. Jadi ada baiknya, tali pusat bayi disimpan di bank darah dan tali pusat.

  • Mencegah Bodong dengan Koin

Ada pula mitos yang menyebutkan bahwa agar tidak bodong, tali pusat bayi harus ditempel dengan koin. Hal ini mitos ya Bu! Sebab, koin merupakan sarang kuman, bakteri, dan virus yang dapat menyebabkan infeksi. Memang, saat tali pusat puput, pusar bayi akan terlihat menonjol, namun tak perlu khawatir bila memang genetik Ibu dan Ayah tidak memiliki pusar bodong. Nantinya pusar akan menutup sendiri dan tidak menonjol. Namun, apabila genetik Ayah dan Ibu ada yang memiliki pusar bodong, tetap bersyukur dan tak perlu menekan pusar bayi dengan koin ya!

  • Bayi Rewel Tempelkan Koyo pada Pusar

Bayi tidak lepas dari rewel, cegukan, sakit, dan menangis. Menurut orang tua zaman dulu, Ibu akan disarankan menempelkan koyo di area pusar bayi agar bayi merasa hangat dan tidak rewel. Hal ini salah besar ya Bu! Sebab, koyo akan menyebabkan iritasi pada area pusar. Ibu harus ingat, kulit saat masih bayi sangatlah sensitif. Sebaiknya, berikan minyak telon ataupun kenakan pakaian hangat bila bayi rewel.

Perawatan tali pusat bayi baru lahir tidak terlalu sulit kan Bu? Kerjasama serta kesabaran antara Ayah dan Ibu diperlukan dalam merawat tali pusat sampai tali pusat puput. Penting untuk diketahui, jangan memaksa ataupun menarik tali pusat agar cepat lepas meskipun sudah tampak akan puput. Selain itu, rawatlah tali pusat bayi dengan benar, sehingga pelepasan tali pusat dan penyembuhannya bisa lebih cepat.