Tips Bangun Bonding dengan Bayi Sejak dalam Kandungan

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Tips Bangun Bonding dengan Bayi Sejak dalam Kandungan

Bonding adalah suatu proses terbentuknya ikatan, sehingga bonding ibu dengan bayi dapat diartikan sebagai proses terjalinnya ikatan antara ibu dan bayinya. Banyak yang berpikir bahwa proses tersebut baru bisa dimulai saat bayi sudah lahir. Padahal, bonding sudah bisa terbentuk sejak masa kehamilan. 

Sekitar 20 persen bonding terbentuk beberapa jam setelah persalinan. Ada pula yang baru muncul berbulan-bulan setelahnya. Namun ternyata, bonding sudah bisa dimulai sejak bayi masih dalam kandungan.

Pentingnya bonding antara ibu dan bayi

Bonding sejak dalam kandungan dapat didefinisikan sebagai suatu proses terbentuknya perasaan ikatan kasih sayang yang tumbuh antara ibu dengan janin, proses interaksi dengan janin, serta berkembangnya identifikasi diri sebagai seorang ibu.

Semakin dalam bonding yang tercipta saat hamil, maka semakin mudah pula terjalinnya bonding yang lebih erat saat bayi sudah lahir.

Bonding yang baik berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak yang baik pula, baik segi kognitif maupun sosialnya. Ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayi akan membuat ibu lebih sensitif terhadap sinyal dan bahasa tubuh bayi sejak dini. Di sisi lain, kurangnya bonding antara ibu dan anak dapat menghambat perkembangan anak di kemudian hari.

Cara membangun bonding sejak bayi dalam kandungan

Anjurannya adalah membangun bonding dengan bayi sedini mungkin, yaitu sejak ia masih dalam kandungan. Ibu bisa mengikuti langkah-langkah di bawah ini.

1. Merespons gerakan bayi

Saat merasakan gerakan atau tendangan janin, perlahan sentuh dan elus perut Ibu. Pada usia kehamilan 36 minggu, janin sudah sensitif terhadap sentuhan dan dapat merespons sentuhan yang diberikan ke perut ibu.

2. Rutin melakukan USG

Ini penting untuk melihat detak jantung bayi berikut perkembangannya. Melihat wujud bayi secara nyata dapat meningkatkan antusiasme dan kasih sayang dan ikatan ibu dengan bayi.

3. Berinteraksi dengan janin

Ajak janin dalam kandungan berbicara atau bernyanyi. Janin dapat mulai mendengar suara pada usia kehamilan 18 minggu. Pendengarannya akan makin sensitif pada usia kehamilan 24 minggu. 

Pada usia kehamilan 25-26 minggu, janin dapat mulai merespons terhadap rangsangan suara. Bahkan pada trimester akhir kehamilan, janin sudah dapat mengenal suara ibu yang sering mengajaknya berbicara.

4. Penuhi asupan nutrisi yang dibutuhkan

Apa pun yang dikonsumsi ibu akan terserap ke dalam pembuluh darah yang juga akan dibawa ke janin. Ibu hamil harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi demi memenuhi nutrisi esensial yang dibutuhkan selama kehamilan.

Asupan gizi yang direkomendasikan untuk ibu hamil termasuk sekitar 50-60 persen dari total kalori dari karbohidrat, sekitar 25-30 persen dari protein, dan sekitar 15-20 persen dari lemak.

Namun yang harus diingat, ada pertambahan kalori yang dibutuhkan selama hamil. Sesuai usia dan tingkat aktivitas, secara umum perlu tambahan 300 kalori lebih banyak untuk trimester kedua dan ketiga.

Berikut ini daftar kebutuhan nutrisi lainnya yang harus dipenuhi ibu hamil setiap harinya: 

  • Kalsium : 1.000-1.200 mg
  • Asam folat : 600-800 mcg
  • Vitamin A :  770 mcg
  • Vitamin C : 85 mg

Selain itu, sempurnakan kebutuhan nutrisi di atas dengan minum susu yang diformulasikan khusus untuk ibu hamil, yaitu PRENAGEN mommy dua gelas setiap hari.

Kandungan omega-3, omega-6, omega-9, vitamin D, B16, protein, asam folat, kalsium, fosfor, magnesium, dan inulin di dalam PRENAGEN mommy mampu menjadikan ibu hamil tetap sehat, sekaligus membantu perkembangan otak janin di dalam kandungan, sehingga janin akan lahir dengan sehat dan cerdas.

5. Resapi masa kehamilan

Luangkan waktu untuk meresapi masa kehamilan. Misalnya dengan jalan santai, berendam, atau menulis jurnal perjalanan kehamilan dan perkembangan janin.

6. Mencegah stres

Meski banyak terjadi perubahan, cobalah sebaik mungkin untuk menjaga kesehatan diri dan kelola stres dengan baik.

Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil dengan tingkat stres yang rendah cenderung mendapatkan hasil persalinan yang lebih baik ketimbang ibu hamil yang mengalami stres saat hamil.

Jauhkan diri Ibu dari lingkungan dan orang-orang yang negatif. Selalu diskusikan dengan pasangan atau orang-orang terdekat lainnya bila sedang mengalami masalah.

Dengan melakukan tips bangun bonding dengan bayi sejak dalam kandungan seperti yang dijelaskan sebelumnya, diharapkan ikatan antara ibu dan janin sedini mungkin tercipta. Dengan demikian, Ibu dapat membantu memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan.

Terkait dengan perkembangan Buah hati selama masih dalam kandungan, Ibu juga perlu tahu pola perkembangan janin dari tiap trimester kehamilan. Hal ini diperlukan agar ibu dapat memantau perkembangan janin dengan baik, sehingga Ibu bisa mengetahui apakah janin berkembang dengan baik atau tidak. Lebih lengkapnya, Ibu bisa baca di artikel berikut: Pola Perkembangan Janin dari Minggu ke Minggu