Apa bahayanya sakarin untuk Ibu hamil? Pertanyaan ini kerap muncul ketika Ibu mulai lebih teliti memperhatikan asupan makanan dan minuman selama kehamilan. Masa kehamilan memang menjadi periode penting yang menuntut kewaspadaan ekstra terhadap kandungan zat tertentu dalam makanan. Setiap bahan tambahan, termasuk pemanis buatan, sebaiknya diketahui dengan baik agar tidak membahayakan tumbuh kembang janin.
Salah satu zat yang perlu diwaspadai adalah sakarin, jenis pemanis sintetis yang sering digunakan dalam produk makanan rendah kalori, minuman ringan dan obat-obatan. Meskipun manis seperti gula, zat ini tidaklah alami dan tubuh tidak dapat memprosesnya dengan normal. Bahkan zat ini dapat menembus plasenta dan memberikan dampak pada organ-organ janin.
Itulah sebabnya, penting bagi Ibu untuk tidak hanya memperhatikan label “rendah gula” atau “bebas gula”, tetapi juga membaca seluruh kandungan bahan. Mengetahui risiko dari setiap komposisi yang dikonsumsi bisa membantu Ibu membuat keputusan yang lebih aman dan bijak untuk kesehatan dirinya dan janin. Waspada terhadap bahan seperti sakarin menjadi langkah awal untuk memastikan kehamilan yang sehat dan optimal.
Sakarin merupakan pemanis sintetis yang dibuat di laboratorium dengan mengoksidasi zat kimia o-toluena sulfonamida atau ftalat anhidrida. Pemanis ini berbentuk seperti bubuk kristal berwarna putih. Produsen sering menggunakannya sebagai pengganti gula karena biaya produksinya lebih rendah, bentuknya sangat stabil, dan dapat disimpan sangat lama. Meskipun begitu, pada dasarnya tubuh manusia tidak dapat mengolah sakarin, sehingga bentuk sakarin akan sulit diurai menjadi zat yang berguna.
Rasanya yang ratusan kali lebih manis daripada gula biasa membuatnya hanya perlu digunakan sedikit saja untuk mendapatkan rasa manis dalam minuman. Namun, sakarin dapat meninggalkan rasa pahit, sehingga sering dicampur dengan pemanis lain seperti aspartam yang sering digunakan dalam minuman soda.
Zat ini juga ditemukan dalam permen rendah kalori, selai, jeli, kue kering, dan obat-obatan. Dapat juga ditaburkan seperti gula biasa pada makanan, seperti sereal atau buah, atau digunakan sebagai pengganti gula dalam kopi atau saat memanggang. Penting bagi Ibu untuk mengenali keberadaannya, karena pemanis ini dapat ditemukan dalam produk susu yang terlihat aman secara umum.
Penggunaan sakarin masih diizinkan dalam bahan pangan oleh berbagai badan regulasi seperti FDA dan BPOM, selama sesuai batas aman yang ditetapkan. Namun, untuk produk bagi Ibu hamil dan menyusui, penggunaan sakarin dilarang oleh BPOM dalam Peraturan No. 11 Tahun 2019 tentang BTP, karena dampaknya yang buruk bagi janin.
Jika Ibu tidak sengaja mengonsumsi produk yang mengandung sakarin, tidak perlu panik. Dalam jumlah kecil dan tidak dikonsumsi secara rutin, sakarin umumnya tidak akan memberikan dampak langsung yang membahayakan janin. Namun, penting untuk tetap mengamati reaksi tubuh dan berkonsultasi dengan dokter jika timbul kekhawatiran setelah konsumsi.
Kehati-hatian tetap sangat disarankan, mengingat masa kehamilan merupakan periode yang sangat sensitif. Segala zat yang masuk ke tubuh Ibu berpotensi memengaruhi perkembangan janin, baik secara langsung maupun jangka panjang. Menghindari bahan tambahan buatan seperti sakarin adalah langkah pencegahan yang bijak untuk menjaga kesehatan Ibu dan janin.
Sakarin diketahui dapat menembus plasenta, sehingga mencapai tubuh janin. Karena senyawa ini lambat dikeluarkan oleh tubuh, sakarin dapat tertahan dalam jaringan janin dalam jangka waktu yang cukup lama. Paparannya dapat mengganggu flora dalam usus janin, sehingga akhirnya akan mengganggu sistem kekebalan. Dampaknya, setelah lahir nanti, bayi akan mengalami obesitas.
Walaupun belum ada kesepakatan yang mutlak tentang dampak jangka panjang sakarin terhadap kehamilan, banyak lembaga kesehatan menyarankan pembatasan konsumsinya, termasuk American Pregnancy Association dan BPOM Indonesia. Membatasi konsumsi sakarin selama kehamilan merupakan langkah preventif yang bijak untuk mendukung tumbuh kembang janin secara optimal.
Agar Ibu dan janin bisa selalu sehat, ada beberapa tips yang bisa Ibu lakukan untuk memilih produk bebas sakarin. Pertama, pastikan Ibu selalu baca label sebelum membeli makanan atau minuman. Kadang-kadang sakarin tertulis sebagai sodium saccharin.
Selain membaca label, Ibu juga sebaiknya mengenali perbedaan antara pemanis buatan dan pemanis alami yang lebih aman untuk kehamilan. Pemanis alami seperti stevia murni atau gula kelapa bisa menjadi alternatif yang lebih baik. Jika ragu dengan keamanan kandungan suatu produk, Ibu dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Produk susu adalah minuman yang rutin dikonsumsi selama hamil. Saat memilihnya, pastikan Ibu memilih susu yang bebas pemanis sintetis apapun dan diformulasikan khusus untuk mendukung perkembangan janin. Untuk menghindari salah memilih dan mengonsumsi susu, yuk temukan rekomendasinya di sini: Susu Ibu Hamil yang Bagus untuk Perkembangan Buah Hati.
Referensi