Cara Menyapih Anak dari ASI agar Tidak Rewel pada Malam Hari

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Cara Menyapih Anak dari ASI agar Tidak Rewel pada Malam Hari

Proses menyapih anak bisa menjadi tantangan sendiri bagi orang tua karena anak cenderung akan rewel dan mungkin mengalami kebingungan saat diberi susu formula dalam botol. 

Agar anak tetap merasa nyaman dan tenang menghadapi perubahan cara minum susu, Ibu dapat mengikuti cara menyapih anak berikut ini. Baca sampai selesai, ya!

Waktu yang Tepat untuk Menyapih Anak

Proses menyapih bisa dimulai secara bertahap sejak Buah Hati berusia 6 bulan. Caranya, dengan mengenalkan berbagai jenis makanan dan minuman selain ASI melalui pemberian makanan pendamping ASI atau MPASI. Meski pemberian makanan pendamping ASI sudah dilakukan, alangkah baiknya Buah Hati tetap mendapatkan ASI eksklusif hingga berusia 2 tahun sesuai rekomendasikan dari World Health Organization (WHO).

Setelah Buah Hati berusia 2 tahun, maka proses penyapihan yang sesungguhnya sudah bisa Ibu mulai. Tetapi hal ini tetap perlu melihat kondisi Ibu dan Buah Hati, ya. Sebab, ada kondisi tertentu yang bisa jadi membuat proses menyapih Buah Hati perlu dilakukan lebih cepat, misalnya produksi ASI yang menurun atau kondisi Buah Hati yang sudah siap disapih.

Tanda-tanda Anak Siap Disapih

Setiap anak memiliki proses tumbuh kembang yang unik, yang membuat waktu disapihnya pun beragam. Anak mungkin sudah siap disapih sebelum usia 2 tahun atau sebaliknya. Ibu dapat mengenali apakah anak sudah siap disapih melalui tanda-tanda berikut ini:

  • Waktu menyusu menjadi lebih singkat dan Buah Hati tidak mau lagi berlama-lama saat menyusu.
  • Buah Hati tidak lagi bersemangat mengisap ASI, tetapi hanya bermain-main di area payudara Ibu.
  • Perhatian Buah Hati mudah teralihkan pada saat menyusu.
  • Buah Hati tidak terlalu tertarik untuk minum ASI atau menyusu pada Ibu.

 Cara Menyapih Anak dari ASI agar Tidak Rewel

 

Sapih Anak Secara Bertahap

Proses penyapihan anak perlu dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisinya. Jika ia sudah siap secara fisik dan mental (terlihat dari tanda-tanda yang ditunjukkannya), Ibu bisa melakukan proses penyapihan secara bertahap. Misalnya dengan tetap memberikan ASI, tetapi sudah dikombinasikan dengan pemberian sumber makanan atau minuman lain.

Kurangi Frekuensi dan Durasi Memberikan ASI

Cara lain untuk menyapih bisa dengan mengurangi frekuensi dan durasi pemberian ASI. Jika sebelumnya ia menyusu 5-6 kali dalam sehari dengan durasi 15 menit. Maka coba batasi pemberian ASI hanya 3-4 kali saja dengan durasi antara 7-10 menit sekali menyusu. Lakukan pengurangan durasi menyusu ini secara bertahap, sampai akhirnya ia tidak lagi rewel minta menyusu.

Tunda Waktu Menyusui

Biasanya, kebiasaan menyusu menjadi kebiasaan dan bonding antara Ibu dan anak. Ada saat ketika ia merasa lebih nyaman berada dalam pelukan Ibu sambil ia menyusu, misalnya saat mau tidur. Nah, Ibu pasti sudah mengenali tanda dirinya ingin menyusu, kan? Ketika tanda-tanda ia ingin menyusu muncul dalam masa menyapih, coba tunda dulu dan jangan langsung memberikannya ASI.

Alihkan Perhatian Anak

Ibu bisa mencoba mengalihkan perhatiannya dari keinginan menyusu (terutama saat sedang proses penyapihan atau sedang berupaya menunda waktu menyusui). Misalnya, mengajaknya bermain atau jalan-jalan di sekitar rumah. Ibu juga bisa memberikan MPASI, buah, atau camilan supaya anak tidak lagi ingin menyusu.

Ganti ASI dengan Susu Formula atau Makanan Lainnya

Mengenalkan berbagai jenis makanan, seperti puding, salad buah, snack bikinan rumah, dan sebagainya, bisa menjadi upaya mengalihkan perhatian bayi dari keinginan menyusu. Selain itu, Ibu juga boleh mengenalkan susu formula sebagai pengganti ASI, yang diminum menggunakan gelas berbentuk lucu. Cara ini cukup ampuh untuk membuatnya lebih tertarik minum susu di gelas daripada menyusu langsung pada Ibu.

Perhatikan Respons Anak

Dalam upaya penyapihan, perhatikan secara detail respons dari bayi. Berbagai respons yang biasanya muncul, seperti ia jadi lebih rewel, sering menangis, sulit tidur, dan sebagainya. Setiap respons yang muncul perlu Ibu tindak lanjuti dan cari solusi lain, misalnya membujuk, mengalihkan perhatian, atau sesekali mengalah dan mengizinkan bayi menyusu. Prinsipnya, proses penyapihan ini jangan sampai ada pemaksaan demi mencegah terjadinya trauma yang bisa mengganggu perkembangan psikologisnya.

Komunikasikan dengan Anak

Anak yang berusia 2 tahun sebenarnya sudah mampu memahami kata-kata maupun kalimat sederhana yang Ibu ucapkan. Cobalah mengajaknya berkomunikasi dua arah mengenai alasan menyusu ASI perlu dihentikan. Jelaskan pula pengganti yang bisa ia dapatkan selain ASI.

Itulah 7 cara menyapih anak secara perlahan. Ibu bisa mengganti ASI dengan susu formula yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya, seperti Chil Kid Platinum MoriCare+ Triple Bifidus. Cari tahu lebih banyak tentang Chil Kid Platinum MoriCare+ Triple Bifidus yuk.

Cara Mengatasi Anak Rewel saat Disapih

Beberapa anak mungkin menunjukkan reaksi rewel, cemas, atau ketidaknyamanan karena kehilangan kenyamanan menyusui. Lama anak rewel saat disapih bisa bervariasi untuk setiap anak. Biasanya, rewel ini bisa berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada bagaimana proses menyapih dilakukan dan bagaimana anak menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

Berikut ini beberapa cara mengatasi anak rewel saat disapih:

Distraksi Positif

Distraksi positif adalah mengalihkan perhatian anak dengan hal-hal positif atau kegiatan yang menarik bagi mereka. Misalnya, membacakan buku cerita sebelum tidur, memberikan mainan baru yang menarik, atau melibatkan mereka dalam aktivitas kesukaan mereka dapat membantu mengalihkan perhatian anak dari perasaan tidak nyaman akibat proses menyapih. 

Berikan Kasih Sayang Ekstra

Proses menyapih bisa menjadi momen yang sensitif bagi anak, karena mereka mungkin merasa kehilangan sumber kenyamanan dan keamanan yang biasanya diberikan oleh ASI dan proses menyusu. 

Oleh karena itu, memberikan kasih sayang ekstra kepada anak sangat penting dalam mengatasi rasa tidak nyaman saat disapih. Berikan sentuhan lembut, pelukan, dan perhatian khusus pada anak untuk membuat mereka merasa lebih aman dan tercinta selama transisi menyapih.

Perhatikan Rasa Cemas Anak

Ketika anak mengalami proses menyapih, mereka mungkin merasa cemas atau gelisah karena menghadapi perubahan yang besar dalam rutinitas mereka. Penting bagi orangtua untuk memperhatikan tanda-tanda rasa cemas pada anak dan memberikan dukungan yang tepat. 

Ajak anak berbicara tentang perasaan mereka dan berikan penjelasan sederhana tentang mengapa proses menyapih dilakukan. Berikan dukungan dan kehadiran yang stabil selama periode transisi ini sehingga anak merasa didukung dan dipahami dalam mengatasi perasaan cemasnya.

Dengan menggabungkan distraksi positif, kasih sayang ekstra, dan perhatian pada rasa cemas anak, proses menyapih dapat berjalan lebih lancar dan memberikan pengalaman yang lebih positif bagi anak dan orangtua. Penting untuk memberikan waktu dan kesabaran dalam menghadapi perubahan ini, serta selalu mengutamakan kebutuhan dan kesejahteraan anak dalam proses menyapih.

Sambil membantu anak melewati fase menyapih dengan penuh kasih, yuk, kita juga intip tanda-tanda kecerdasannya! Karena ini bukan cuma langkah menuju kemandirian, tapi juga kesempatan buat kita lihat betapa pintarnya dan uniknya saat Si Kecil tumbuh dan berkembang. Untuk mengetahui apa saja tandanya, baca artikel berikut yuk: Ciri-ciri Bayi yang Cerdas, Seperti Apa Sih?