Keluarga Bahagia: Intip Pengertian, Ciri-ciri, Hingga Tips

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Keluarga Bahagia: Intip Pengertian, Ciri-ciri, Hingga Tips

Family comes first. Ibu pasti sudah tidak asing lagi dengan kalimat ini bukan? Pada sebagian orang, keluarga menjadi prioritas utama dalam kehidupan, bahkan bisa dikatakan menjadi perwakilan Tuhan di dunia. Maka tak heran, keluarga bahagia sangat penting dan berada di atas segalanya. Baik senang maupun susah, keluarga selalu menemani situasi dan kondisi apapun yang kita alami.

Bagi Ibu dan Ayah yang termasuk melakukan hal di atas, penting untuk menciptakan keluarga bahagia. Nah apakah itu keluarga bahagia? Bagaimana perwujudannya? Ayo Bu, simak selengkapnya di bawah ini.

Pengertian Keluarga Bahagia

Kebahagiaan dalam sebuah keluarga bukan berarti semata-mata hanya faktor finansial. Keluarga bahagia sering dilekatkan dengan sebuah perjuangan dan kerja keras. Tak hanya Ayah, Ibu dan Buah Hati pun juga sama-sama berjuang dalam menciptakan suasana rukun serta hangat dalam keluarga.

Jadi saat kondisi sedang sulit maupun senang, keluarga selalu mendukung satu sama lain dan menjalankan secara bersama-sama. Selain itu, keluarga bahagia juga saling bertoleransi, menyayangi dan melindungi satu sama lain. Singkatnya, selalu ingin membahagiakan dalam berbagai kondisi.

Sedangkan, pengertian keluarga bahagia menurut Islam yaitu keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah, atau keluarga yang damai, penuh harapan dan kasih sayang. Hal ini juga senada dengan perbuatan Nabi Muhammad SAW yang mengingatkan keluarganya untuk berbuat baik, serta menghabiskan waktu bersama keluarga.

Meski membangun keluarga bahagia tak semudah menjentikkan jari, namun hal yang harus dipegang yakni komitmen utamanya oleh Ibu dan Ayah. Komitmen yang dibangun Ibu dan Ayah juga harus disertai perlakuan satu sama lain. Kebaikan berdua juga berdampak pada sebuah keluarga bahagia, misalnya saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Kunci Keberhasilan Keluarga Bahagia

Dalam menciptakan keluarga sederhana yang bahagia, kunci utamanya yaitu rasa kenyamanan satu sama lain. Adanya rasa nyaman membuat Ibu, Ayah dan Buah Hati dapat lebih terbuka dan merasa bahagia. Jika keluarga tidak nyaman atau ada saja hal mengganjal, bisa menandakan terdapatnya masalah yang belum terselesaikan.

Untuk itu, Ibu dan Ayah perlu menyisihkan waktu dalam bertukar cerita. Hal ini juga ditanamkan pada Buah Hati semenjak dini ketika ia sudah mulai paham dan bisa bercerita tentang aktivitas kesehariannya. Dengan begitu, apapun masalah yang dihadapinya, ia akan bercerita dan tidak menutupi perasaannya.

Selanjutnya, Ibu dan Ayah harus tetap bahagia dalam pernikahan meski waktu banyak tersita dalam mengurus Buah Hati. Bersama-sama tetap sabar menghadapi anak dalam tujuan yang sama, yaitu memberikannya kualitas hidup lebih baik. Atur jadwal anak tidak terlalu padat agar ia memiliki waktu bersama keluarga.

Hindari penggunaan gadget berlebihan. Terlalu fokus dengan gadget akan membuatnya ketergantungan dan kunci keluarga bahagia menjadi hilang begitu saja. Beri ia jadwal untuk memegang gadget selain sekolah atau ekstrakulikuler secara online. Kunci keluarga bahagia yang terakhir, adalah membangun komunikasi yang baik. Rasa saling terbuka dan nyaman tentu tidak akan tercipta jika komunikasi jarang dilakukan.

Sesibuk apapun Ibu atau Ayah, selalu sempatkan berbicara satu sama lain dan menanyakan keseharian Buah Hati. Komunikasi begitu penting karena kesalahpahaman dan masalah yang berujung perkelahian akan muncul dengan mudah. Bila sedang berada di luar rumah, telepon atau video call pasangan yang berada di rumah. Kecanggihan teknologi semua ini mampu mewujudkannya, Bu!

Ciri-ciri Keluarga yang Bahagia

Setelah tahu pengertian dan kunci keluarga bahagia, Ibu juga perlu menyimak apa sih ciri-ciri dari keluarga yang bahagia? Lihat selengkapnya di sini.

Jujur dan Disiplin

Meski cenderung keduanya sulit diterapkan kepada pasangan atau Buah Hati, Ibu perlu mengedepankan kejujuran dan disiplin sebagai keluarga yang utuh. Kejujuran membuat tidak ada masalah yang disembunyikan, sehingga dirasakan kebahagiaan yang lebih baik.

Seisi keluarga tidak takut dalam mengakui kesalahan dan juga tidak menghakimi. Selain itu, rasa disiplin juga meningkatkan bonding antara satu sama lain. Bukan adanya sosok yang ditakuti, melainkan ketegasan supaya menjadi lebih baik.

Belajar Meminta Maaf

Terkadang saat melakukan kesalahan, kita sulit untuk mengucapkan kata maaf. Padahal dengan berlapang dada meminta maaf, akan tercipta keluarga yang bahagia. Kejujuran dan rasa saling terbuka dirasakan setelah meminta maaf. Tak hanya meminta maaf, keluarga bahagia juga harus belajar menerima maaf dan kekurangan, atau dengan kata lain mengalah satu sama lainnya.

Demokrasi dalam Keluarga

Dalam sebuah keluarga, umumnya ada saja yang lebih dominan dan membuat salah satu anggota keluarga lebih banyak diam. Akhirnya, ikut-ikut saja dengan pendapat lainnya. Nah keluarga bahagia tidak seperti itu, Bu. Seluruh anggota keluarga wajib berpendapat dan memberikan masukan. Hal ini juga menandakan satu sama lain saling menghormati, menghargai dan adanya rasa kasih sayang antar sesama anggota.

Contoh Keseharian yang Diterapkan Keluarga Bahagia

Aktivitas sehari-hari yang dijalankan sebuah keluarga bahagia tentu tidaklah sulit. Asalkan saling menghargai dan melengkapi satu sama lain, Ibu pun bisa menerapkannya di rumah! Penasaran bagaimana ilustrasi keluarga bahagia?

  • Ayah sepulang dari tempat kerja disambut senyum oleh Ibu. Baik ibu rumah tangga atau Ibu pekerja, tersenyum membuat semua kelelahan hilang dengan sekejap.
  • Ibu mencari permainan edukatif nan ramah di kantong saat bermain bersama anak. Misalnya mencari harta karun sambil merapikan kamarnya. Tentu hal ini akan melatihnya lebih mandiri.
  • Saat Ibu lelah mengurus semua kebutuhan rumah tangga, Buah Hati yang telah beranjak besar menyelimuti Ibu.
  • Meski berantakan, Ayah dan Buah Hati menyiapkan “Hari Tanpa Masak Bagi Ibu”. Jadi, saatnya Ibu me time dan merasakan masakan Ayah, beserta Buah Hati.
  • Pillow talk bersama pasangan membicarakan Buah Hati dan masa tua kelak. Sempatkan keluarga makan bersama saat sarapan atau makan malam. Seperti kata mutiara keluarga bahagia: “Kebersamaan dengan keluarga lebih berharga dibandingkan apapun”

Lakukan Tips Ini dalam Membangun Keluarga Bahagia

Meski Ibu dan Ayah sudah tahu peran masing-masing, bisa saja tugas dari peran tersebut dikerjakan bersama-sama, lho! Jadi, tidak ada perhitungan mana yang tugas Ayah dan mana yang tugas Ibu. Ayah bisa berbelanja ke pasar, sementara Ibu melakukan tugas lainnya seperti cuci baju, memandikan Buah Hati dan lainnya.

Setelah belanja, Ayah bisa membersihkan mobil sambil menunggu Ibu menyiapkan masakan. Bagi anak yang beranjak dewasa, latih ia untuk merapikan kamar dan membantu Ibu. Seperti paparan di atas, keluarga bahagia juga menyisihkan waktu bersama-sama. Misalnya saja berjalan-jalan keluar rumah pada akhir pekan, atau membuat rutinitas wajib seperti makan bersama saat sarapan atau makan malam.

Buatlah hari tersebut menjadi Hari Keluarga versi Ibu dan Ayah. Jika ingin me time masing-masing juga boleh kok, Bu! Hal ini dapat membantu relaksasi dari rutinitas keluarga bahagia sehari-hari yang padat. Satu lagi, jangan lupa utamakan rajin beribadah setiap hari sesuai agama Ibu dan Ayah ya.