Apakah Keputihan Dapat Membatalkan Puasa?

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Apakah Keputihan Dapat Membatalkan Puasa?

Sebentar lagi bulan Ramadhan tiba dan umat muslim akan menunaikan ibadah puasa. Sebagai seorang wanita, ada beberapa kondisi yang menimbulkan keragua mengenai sah atau tidaknya ibadah puasa yang dijalani, termasuk ketika mengalami keputihan. Apakah keputihan membatalkan puasa? Atau sebetulnya puasa akan tetap sah meskipun Ibu sedang mengalami keputihan?

Nah untuk menjawab pertanyaan tersebut, baca artikel ini sampai selesai yuk. .

Pandangan Islam tentang Keputihan dan Puasa

Keputihan merupakan keluarnya cairan bening atau kecoklatan dari alat genital perempuan dan merupakan kondisi umum yang biasanya tidak berbahaya. Keluarnya cairan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk hormon, infeksi, alergi, atau iritasi. Lebih dari itu, keputihan juga dilihat sebagai mekanisme alami tubuh untuk membersihkan dan melindungi vagina dari bakteri dan jamur. 

Ketika memasuki bulan Ramadan, banyak perempuan muslim bertanya-tanya apakah keputihan dapat membatalkan puasa, terutama jika disertai dengan keluarnya flek atau darah kotor berwarna merah atau hitam. Lantas, bagaimana pandangan Islam terhadap hal ini?

Menurut pandangan ulama, keputihan tidak membatalkan puasa perempuan. Sebab, keputihan dianggap berbeda dengan cairan haid atau nifas yang mengandung darah dan jaringan rahim. 

Cairan haid atau nifas merupakan cairan yang keluar secara berulang setiap bulannya dengan durasi dan jumlah tertentu. Pendapat ini sesuai dengan hadits riwayat Aisyah RA yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Dulu kami mengalami seperti itu (haid), maka kami diperintahkan untuk meng-qadha puasa dan tidak diperintahkan untuk meng-qadha shalat.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Sebaliknya, keputihan termasuk dalam kategori darah istihadhah, yang merupakan cairan yang keluar di luar masa haid atau nifas karena adanya gangguan kesehatan atau penyakit.

Ibu, darah istihadhah tidak membatalkan puasa perempuan. Namun, darah ini tetap membatalkan wudhu dan shalat.

Rasulullah SAW juga memberikan panduan terkait istihadhah, seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Fatimah binti Abi Hubaisy:

“Aku wanita istihadhah, aku tidak suci, apakah kutinggalkan shalat?” Rasulullah menjawab: “Istihadhah itu bukan haid, jika engkau kedatangan haid, tinggalkan shalat, maka jika ukuran biasanya telah selesai, mandilah dan shalatlah.” (H.R. Abu Daud, Ahmad dan at-Tirmizi).

Dengan demikian, keputihan tidak dianggap sebagai hal yang membatalkan puasa. Namun, penting untuk memahami perbedaan antara keputihan, darah haid, dan nifas agar ibadah puasa dapat dilakukan dengan penuh keyakinan dan ketenangan hati.

Cairan Vagina yang Membatalkan Puasa

Dari penjelasan sebelumnya, maka dapat dipahami bahwa cairan vagina yang membatalkan puasa hanyalah darah haid atau nifas. Nah, untuk mengetahui apakah cairan tersebut termasuk darah haid atau darah istihadhah, maka Ibu bisa mempertimbangkan beberapa faktor berikut:

  • Munculnya rasa nyeri: Darah haid seringkali disertai dengan rasa sakit atau kram di perut bagian bawah. Sebaliknya, darah istihadhah tidak disertai dengan rasa sakit.
  • Perbedaan warna cairan: Darah haid cenderung berwarna merah gelap atau hitam, sementara darah istihadhah dapat memiliki warna merah terang, coklat, kuning, atau putih.
  • Waktu cairan keluar: Darah haid biasanya mengikuti siklus menstruasi normal, muncul antara 21-35 hari sekali. Sedangkan darah istihadhah dapat muncul kapan saja di luar siklus menstruasi, tidak mengikuti pola tertentu.
  • Volume cairan yang keluar: Darah haid umumnya keluar dalam jumlah yang lebih banyak dan berlangsung terus-menerus selama beberapa hari. Di sisi lain, darah istihadhah dapat keluar dalam jumlah sedikit atau banyak, tetapi tidak secara terus-menerus.

Keputihan sebagai Gangguan Kesuburan 

Meskipun tidak membatalkan puasa dalam konteks ibadah, namun keputihan bisa menjadi tanda yang perlu diperhatikan bahwa seorang perempuan mungkin sedang mengalami masalah kesehatan pada organ reproduksinya. 

Keputihan yang tidak normal, seperti berwarna, berbau tidak sedap, atau disertai rasa gatal, dapat menjadi indikator adanya infeksi pada alat reproduksi. Infeksi semacam ini, apabila tidak ditangani dengan baik, dapat berdampak negatif pada kesehatan reproduksi dan berpotensi mengganggu keberhasilan program kehamilan.

Agar kesuburan tidak terganggu, sangat penting bagi Ibu untuk menjaga kebersihan dan kesehatan organ intimnya. Perawatan khusus pada area tersebut dapat membantu mencegah potensi infeksi dan masalah kesehatan reproduksi lainnya. 

Selain itu, asupan nutrisi yang seimbang juga sangat diperlukan untuk memperkuat daya tahan tubuh Ibu. Oleh karenanya, Ibu disarankan untuk mengonsumsi protein, kalsium, dan vitamin yang cukup untuk membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga dapat mendukung kesuburan dan mencegah potensi masalah kesehatan reproduksi yang dapat menghambat kehamilan.

Untuk mendapatkan nutrisi yang lengkap sekaligus mendukung kesehatan reproduksi agar tetap optimal, Ibu dapat memilih PRENAGEN esensis. Kandungan nutrisi yang kaya dalam PRENAGEN esensis dapat menjadi solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan tubuh Ibu selama masa persiapan kehamilan. Yuk, cari tahu manfaat PRENAGEN esensis lebih lanjut di sini: Manfaat Susu PRENAGEN esensis untuk Promil.

Referensi: 

  • Universitas An Nur Lampung. Apakah Keputihan Bisa Membatalkan Puasa?. Diakses tanggal 10 Januari 2024.
    https://an-nur.ac.id/apakah-keputihan-bisa-membatalkan-puasa/.