Cairan Ketuban yang Pecah Itu Seperti Apa?

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Cairan Ketuban yang Pecah Itu Seperti Apa?

Air ketuban adalah cairan di dalam kandungan Ibu yang melindungi bayi dari infeksi selama kehamilan dan perlu dijaga agar tidak pecah. Seperti apa air ketuban yang pecah itu? Rasanya seperti banjir pada vagina Ibu yang menyebabkan paha Ibu menjadi basah.

Apabila air ketuban ini terlanjur pecah, maka bayi harus segera dilahirkan keluar, karena ia tidak lagi dapat terlindungi dari infeksi. Apabila pecahnya terjadi pada saat bayi telah berkembang dengan sempurna, maka bayi akan dapat hidup dengan normal. Namun, jika pecahnya terjadi pada saat perkembangan bayi belum sempurna (atau disebut juga ketuban pecah dini), maka bayi akan memerlukan banyak bantuan medis untuk dapat hidup dengan normal.

Apa Itu Ketuban Pecah Dini?

ciri ketuban pecah dini saat hamil

Premature rupture of membranes (PROM) atau ketuban pecah dini adalah kondisi saat selaput atau kantung ketuban pecah sebelum waktu persalinan tiba. Jadi, selaput ketuban yang tipis namun kuat karena mengandung kolagen ini terdiri dari 2 lapisan, yaitu amnion dan korion. Ketuban pecah apabila kedua selaput pecah. Kondisi ketuban pecah dini terjadi ketika perkembangan Buah Hati belum sempurna, kira-kira sebelum minggu ke 37 masa kehamilan.

Fungsi Ketuban

Pecahnya ketuban memberikan pengaruh besar bagi bayi dalam kandungan karena banyaknya fungsi yang dipegang oleh selaput ini. Fungsi penting dari cairan ketuban adalah sebagai bantalan bagi bayi untuk melindunginya dari tekanan luar, agar ia tidak mudah terbentur oleh gerak aktivitas Ibu.

Ketuban juga berfungsi untuk mengendalikan suhu di dalam rahim, agar rahim selalu merasa hangat, sehingga sel-sel tubuhnya dapat berkembang dengan baik. Cairan ketuban juga mengandung antibodi yang mampu melindungi bayi dari kemungkinan infeksi yang masuk ke rahim.

Cairan ketuban juga dihirup dan ditelan oleh bayi, sehingga bermanfaat untuk membantu bayi melatih sistem pernafasan dan sistem pencernaannya agar dapat berkembang sempurna. Cairan ketuban juga membantu bayi agar bayi dapat bergerak-gerak, sehingga otot dan tulangnya bisa berkembang dengan baik.

Selain itu, cairan ketuban juga mencegah bagian-bagian tubuh seperti jari tangan dan jari kaki untuk dapat tumbuh dengan sempurna. Ibu perlu mengetahui bahwa pada kehamilan dengan cairan ketuban yang kurang, maka pertumbuhan jari-jemari bayinya juga tidak seperti bayi normal.

Akhirnya, cairan ketuban juga berfungsi melindungi tali pusar supaya tidak tertekan. Penting untuk melindungi tali pusar ini, karena fungsinya yang mengantarkan makanan dan oksigen dari plasenta kepada bayi. 

Penyebab Ketuban Pecah Dini

Dilansir dari website KlikDokter , ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan Ibu hamil mengalami ketuban pecah dini, di antaranya:

  • Infeksi kehamilan, seperti bakterial vaginosis.
  • Inkompetensi pada daerah leher rahim.
  • Ada riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya, atau jumlah cairan ketuban terlalu banyak.
  • Kelainan selaput ketuban.
  • Kondisi leher rahim yang pendek pada usia kehamilan 23 minggu.
  • Tekanan dalam rahim akibat kehamilan kembar.
  • Jarak kehamilan kurang dari 6 bulan dari kehamilan sebelumnya.
  • Riwayat melahirkan prematur.
  • Kebiasaan merokok.

Ciri-ciri Ketuban Pecah Dini

Ibu hamil akan merasakan ketuban pecah dini saat air ketuban keluar dari vagina, yang bisa mengalir secara deras maupun perlahan. Air ketuban berbeda dengan urin, Ibu tidak dapat menahannya. Supaya yakin bahwa yang keluar merupakan air ketuban, Ibu bisa menggunakan pembalut untuk menyerap cairan. Kemudian lihat dan cium baunya. Air ketuban tidak berwarna dan berbau amis, dan tidak berbau pesing seperti urin.

Selain itu, ciri-ciri ketuban pecah dini biasanya disertai gejala lain, seperti panggul terasa tertekan, keputihan atau vagina terasa lebih basah, pendarahan melalui vagina, dan demam.

Komplikasi Akibat Ketuban Pecah Dini

Apabila ketuban pecah dini tidak segera mendapatkan penanganan medis, maka bisa menyebabkan komplikasi. Bahkan kemungkinan terburuk menyebabkan kematian pada Buah Hati yang baru lahir. Berikut beberapa komplikasi yang dapat terjadi:

  • Selaput yang menyelimuti Buah Hati mengalami infeksi dan menimbulkan risiko serius bagi Ibu dan calon Buah Hati.
  • Infeksi pada rahim.
  • Plasenta terlepas dari rahim.
  • Paru-paru Buah Hati mengalami gangguan pertumbuhan.
  • Terjadi pendarahan pada otak Buah Hati.
  • Buah Hati mengalami gangguan pernafasan dan perkembangan saraf.

Resiko Ketuban Pecah Dini

Apa yang terjadi jika ketuban pecah dini? Kemungkinannya ada 2, Buah Hati lahir prematur dan tali pusat tertekan, berikut ulasan selengkapnya!

1.   Buah Hati Lahir Prematur

Buah Hati yang lahir prematur tentunya berisiko mengalami gangguan pernapasan, kelainan saraf, serta kesulitan dalam belajar di masa mendatang. Untuk ketuban pecah dini di masa kehamilan 24 minggu yang termasuk jarang terjadi, paru-paru Buah Hati akan sulit berkembang dan bisa menyebabkan kematian. Selain itu, Buah Hati yang terlahir prematur sebelum memasuki minggu ke 24 bisa mengalami gangguan pertumbuhan, penyakit paru-paru kronis, hidrosefalus, bahkan kelumpuhan otak.

2.   Kompresi Tali Pusat (Tali Pusat Tertekan)

Akibat ketuban pecah dini, cairan ketuban akan berkurang dan menyebabkan tali pusat tertekan atau terjepit antara Buah Hati dengan rahim. Bahkan dalam beberapa kasus, tali pusat bisa keluar dari rahim dan turun menuju vagina. Kompresi tali pusat bahkan bisa menyebabkan aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi pada Buah Hati berkurang. Akibatnya, calon Buah Hati bisa mengalami cedera otak serius, bahkan kematian dalam kandungan.

Penanganan Ketuban Pecah Dini pada Ibu Hamil

pemeriksaan kehamilan mencegah risiko ketuban pecah dini

Penanganan ketuban pecah dini umumnya disesuaikan dengan usia kehamilan. Berikut 3 jenis penanganan ketuban pecah dini!

  • Untuk usia kehamilan di bawah 34 minggu, dokter spesialis kandungan atau bidan akan menyarankan ekspektan (menahan kehamilan) untuk memberi kesempatan pada paru-paru Buah Hati untuk lebih matang. Keputusan ini diambil setelah Ibu hamil menjalani pemeriksaan menyeluruh. Ibu juga disarankan bedrest dan mendapatkan antibiotik untuk mencegah infeksi dan mematangkan paru calon Buah Hati. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan air ketuban tidak cukup, adanya infeksi, dan fetal distress (Buah Hati dalam kandungan mengalami kekurangan oksigen), maka petugas medis akan melakukan tindakan lahir prematur.
  • Jika ketuban pecah pada kehamilan 34 sampai 36 minggu, maka dokter akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Pilihan yang tersedia biasanya sama seperti jika pecah ketuban di bawah 34 minggu, yaitu menahan kehamilan atau Buah Hati harus dilahirkan sesegera mungkin.
  • Jika pecah ketuban terjadi pada usia kehamilan 36 minggu, umumnya dokter akan segera melakukan tindakan aktif, seperti melakukan proses persalinan. Sebab, pada usia 36 minggu paru-paru Buah Hati sudah cukup matang dan berat badannya cukup. Akan tetapi, untuk Ibu hamil yang punya riwayat sakit kencing manis, dokter akan mengkaji ulang tindakan aktif ini.

Itulah pengertian pecah ketuban dini, penyebab, ciri-ciri, risiko, dan cara penangannya. Agar Ibu tidak mengalami ketuban pecah dini, maka penting untuk melakukan pencegahan sejak dini. Gimana caranya? Baca saja cara pencegahan ketuban pecah dini ini.