Tahapan Penting Perkembangan Afektif Anak Usia Dini

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Tahapan Penting Perkembangan Afektif Anak Usia Dini

Perkembangan afektif adalah perkembangan psikologi yang berkaitan dengan ekspresi emosi cinta atau pun rasa takut. Ekspresi seseorang dalam merespon sesuatu akan menunjukkan suatu sikap. Dorongan emosional anak menyertai perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika perkembangan afektif itu menguat, maka akan muncul perasaan yang lebih luas.

Hal ini berperan penting dalam proses hubungan sosial anak dengan lingkungannya. Oleh karenanya, sebagai ibu, kita wajib mendorong dan memastikan tahapan penting perkembangan afektif anak dapat terbentuk secara positif sejak dini. Berikut tahapan penting perkembangan afektif anak usia dini.

Baca juga:Kenali Beberapa Fase dan Tahapan Perkembangan Psikologi Anak Meta

1. Tahapan Basic Trust vs Mistrust

Basic trust vs Mistrust merupakan tahapan pertama dalam perkembangan afektif anak usia dini. Tahapan ini terjadi saat anak berusia 0-2 tahun. Pada tahap ini, umumnya anak merespon rangsangan dan mengalami perkembangan melalui pengalaman yang didapatnya di lingkungan sekitar. Ketika pengalaman menyenangkan yang didapatnya, maka anak bisa tumbuh percaya diri. Sedangkan jika anak mendapatkan pengalaman kurang menyenangkan, maka anak akan memiliki rasa curiga lebih besar daripada kepercayaan kepada orang lain. Hal ini dapat Ibu pelajari dalam jurnal perkembangan afektif anak usia dini secara lebih mendalam.

2. Autonomy vs Shame & Doubt

Orang dewasa memiliki perasaan malu dan kebanyakan mampu mengetahui penyebabnya kemudian mencari solusinya. Orang dewasa yang memiliki kemampuan seperti ini membuktikan bahwa sejak dini dia telah mendapatkan pendidikan dan perkembangan aspek afektif yang seimbang.

Tahap autonomy vs shame & doubt terjadi pada usia 2-3 tahun. Dalam proses perkembangan afektif untuk usia dini ini, anak dapat menguasai berbagai kemampuan yang berkaitan dengan meregangkan dan melepaskan otot-otot tubuhnya, sehingga secara fisik, dia dapat tumbuh dengan baik ditandai dengan kemampuan berjalan, berjinjit, berlari, dan juga memiliki keseimbangan fisik yang sehat seperti halnya anak-anak pada umumnya. Karena, ketika anak menyadari tidak ada kekurangan dalam dirinya, dia menjadi lebih percaya diri untuk bergaul dengan lingkungan sekitar. Ia menjadi lebih mudah menjalin persahabatan sampai dengan networking kerja.

Akan tetapi, bila anak menjalani hidup di lingkungan yang kurang sehat, perkembangan afektif anak usia dini ini bisa mengalami masalah. Sebuah kekeliruan dalam perkembangan jiwa anak bisa membuat anak tumbuh jadi pemalu, lebih mudah merasa ragu, atau versi buruknya adalah anak tumbuh jadi pemberontak dan tidak ragu melakukan kekerasan.

3. Initiative vs Guilt

Di tahap ini, anak dapat mengambil inisiatif dan merasa tak enak hati, umumnya terjadi pada usia 4-5 tahun. Bila orang tua memperhatikan perkembangan afektif anak usia dini, mereka akan menyadari anak-anak pada usia 4-5 tahun sudah dapat menunjukkan emosi yang lebih kompleks. Anak dapat menunjukkan pilihan sikapnya dan mulai lepas dari pengawasan orang tua.

Anak mulai mencoba untuk bergerak bebas sesuai kemauan dan dorongan emosinya. Anak-anak mulai menunjukkan keinginan berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas. Bila ia berada dalam lingkungan yang mampu mengekspresikan inisiatif dan juga mendapatkan pengalihan rasa bersalah (guilt) lebih sering, maka anak akan memiliki beragam referensi perasaan yang membuatnya belajar untuk menjadi lebih bijak dalam memimpin dirinya sendiri. Lalu menjadi lebih siap dalam masa-masa sekolahnya.

Di sekolah, anak akan mengalami proses perkembangan afektif sekolah dasar yang lebih berwarna. Di lingkungan baru ini, anak akan memiliki pengalaman yang cakupannya adalah organisasi sekolah yang dia masuki. Pengalaman ini dapat membentuk kepribadiannya jadi semakin kaya dengan berbagai ekspresi dan ilmu pengetahuan.

4. Tahap Industry & Inferiority

Tahapan perkembangan afektif anak usia dini fase industry dan inferiority berlangsung pada usia 6 tahun sampai remaja. Dalam ilmu psikologi, perkembangan afektif pada remaja akan semakin kompleks. Sebab, anak-anak pada usia ini mulai bersosialisasi lebih luas, mulai dari lingkungan sekolah, pergaulan, dan lingkungan rumahnya.

Dalam tahapan industry dan inferiority, anak mulai menunjukkan minat pada berbagai hal di lingkungannya sehingga juga bisa menimbulkan bermacam-macam masalah. Perkembangan afektif anak usia 6 tahun ini dapat distimulasi dengan kegiatan positif, seperti diperkenalkan pada olahraga sepakbola, badminton, tenis, dan beragam olahraga yang sesuai dengan perkembangan fisiknya. Ibu juga bisa mendukung hobi anak dan mendorongnya melakukan lebih banyak kebaikan.

Salah satu tahapan perkembangan afektif anak usia dini ini merupakan tahapan penting anak untuk menghadapi masa dewasanya. Sehubungan dengan itu, ibu perlu mempersiapkan mentalnya dengan berbagai macam metode pendidikan yang positif. Sebab masa dewasa adalah momen di mana anak akan menjalani kehidupan berdasarkan keterampilan yang dimilikinya.

Ibu bisa mempelajari tahap perkembangan afektif anak usia dini ini dari berbagai sumber. Di internet, telah beredar perkembangan afektif pdf untuk dicetak dan dipelajari secara mandiri. Dukung perkembangan dan momen-momen anak memperoleh aspek afektif dalam hidupnya. Agar bisa belajar di rumah, Ibu bisa mencari informasi di internet dengan keyword ppt perkembangan afektif atau jurnal afektif anak.

Dengan menerapkan ilmu tentang perkembangan afektif anak usia dini, tentunya akan lebih mudah bagi ibu mengatasi suatu kecenderungan anak yang muncul sebelum ibu menyadarinya. Kemudian, karena sudah memiliki persiapan berupa ilmu perkembangan afektif anak itu, maka ibu bisa segera melakukan antisipasi pada hal-hal buruk yang bisa timbul dari perkembangan dan pertumbuhan anak ibu.

Agar hasil implementasi ilmu perkembangan afektif ini berjalan optimal dan membuahkan hasil positif, pertimbangkan untuk selalu bekerja sama dengan pasangan. Menerapkan pola asuh bersama dengan pasangan membuat anak dapat merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Proses monitoring dan pendampingan ini pada akhirnya juga dapat menciptakan anak yang memiliki rasa cinta yang tinggi kepada lingkungannya, karena dia melihat dan merasakan hal itu dari kedua orang tuanya. Maka, ia pun akan mencontoh dan mempraktekkannya sendiri.

Baca juga:6 Faktor Penting yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Anak-anak yang beruntung bisa tumbuh dengan cinta dari kedua orang tuanya akan memiliki sikap mental yang kuat. Mereka yang diberi pendidikan positif secara penuh dalam lingkungan yang juga positif, akan menjelma menjadi seseorang yang berkelas dalam arti mampu membedakan mana yang baik dan yang buruk.

Ketika anak-anak memiliki kemampuan membedakan antara yang baik dan buruk, mereka akan lebih bertanggung jawab dan berhati-hati sebelum membuat keputusan dalam hidup mereka. Sebab, mereka menyadari setiap keputusan yang dibuat akan mempengaruhi sekitarnya.

Anak yang dapat tumbuh dengan rasa tanggung jawab seperti ini, akan cocok menjadi pemimpin dalam lingkup pergaulan dan bisnis di industri apapun ketika sudah masuk lingkungan kerja. Kemudian, ibu yang sukses melakukan monitoring pada perkembangan afektif anak ini dapat merasakan kesuksesan anak-anaknya secara positif.

Itulah uraian singkat tentang tahapan penting perkembangan afektif anak usia dini, semoga informasi di atas dapat memberikan pencerahan dan membantu Ibu dalam mengurus dan membesarkan anak, ya!