Pahami Toxic Parenting yang Berdampak Negatif Bagi Anak

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Pahami Toxic Parenting yang Berdampak Negatif Bagi Anak

Sudah sepantasnya anak lahir dalam keluarga yang bahagia serta mendapatkan kasih sayang yang cukup dari orang tuanya. Anak tumbuh menjadi anak yang sehat baik secara jiwa maupun raga. Namun faktanya, banyak sekali anak-anak yang tumbuh di lingkungan keluarga dengan kondisi orang tua yang ‘meracuni’ mental anak, baik secara fisik maupun psikis. Istilah untuk orang tua dengan kondisi tersebut adalah toxic parenting.

Baca Juga: Apa Itu Parenting Anak? Prinsip, dan Tips yang Perlu Diketahui

Sangat mungkin orang tua tampak normal, tetap memberikan kebutuhan anak, tidak menyakiti secara fisik, mencintai anak sepenuhnya, serta menginginkan yang terbaik untuknya. Namun, ada sikap dan perilaku orang tua yang secara diam-diam menjadi ‘racun’ untuk mental dan kepribadian anak.

Tentunya semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk anak. Tidak ada orang tua yang sengaja membuat anaknya sedih, sakit, dan menderita baik secara mental maupun psikis. Namun, tentu saja orang tua hanyalah manusia biasa yang kerap berbuat salah yang mengakibatkan mental anak menjadi lemah, bahkan rusak. Ingin tahu lebih lanjut mengenai toxing parenting bagi anak? Simak ulasan berikut ini, Bu.

Apa itu Toxic Parenting?

Orang tua adalah sosok yang diharapkan dapat memberikan kasih sayang dan bimbingan terbaik bagi anak-anaknya. Namun, tanpa disadari, ada kalanya pola asuh yang diterapkan justru meninggalkan luka psikologis yang mendalam. Pola pengasuhan ini dikenal sebagai toxic parenting.

Toxic parenting merupakan pola pengasuhan yang keliru dan secara tidak sadar dapat melukai psikologis anak. Pola asuh ini seringkali diasosiasikan dengan orang tua yang memiliki masalah emosional, kurang dewasa, atau bahkan memiliki riwayat gangguan mental. Dalam banyak kasus, orang tua seperti ini juga merupakan korban dari pola asuh yang serupa di masa kecil mereka, menciptakan sebuah lingkaran yang terus berulang dari generasi ke generasi.

Namun, yang paling penting untuk dipahami adalah bahwa toxic parenting tidak hanya dilakukan oleh orang tua dengan masalah kejiwaan. Pola parenting ini juga bisa dilakukan oleh orang tua "normal" yang tidak pernah menyadari bahwa tindakan mereka secara perlahan menjadi "racun" bagi perkembangan psikologis anak. Hal inilah yang membuat toxic parenting sulit untuk diidentifikasi dan diatasi, karena seringkali disalahartikan sebagai disiplin atau bentuk kasih sayang.

Baca Juga: Ketahui Penyebab Anak Ngompol dan Cara Mengatasinya

Ciri-Ciri Toxic Parenting

Dampak dari orang tua yang toxic dapat bertahan sangat lama, bahkan hingga anak dewasa nanti. Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk menghindari perilaku toxic yang merusak anak. Lantas apa saja ciri-ciri orang tua toxic parents? Simak penjelasannya berikut ini.

1. Memiliki Ekspektasi Berlebihan

Ciri toxic parenting yang pertama adalah orang tua memiliki ekspektasi yang berlebihan terhadap kehidupan dan masa depan anak. Tanda pola parenting ini paling sering terjadi dan hampir semua orang tua pernah melakukannya. Misalnya, ketika anak-anak ingin menjadi musisi, orang tua kemudian menyetir anak untuk menjadi apa yang orang tua inginkan. 

Orang tua membuyarkan mimpi anak menjadi musisi dengan memberikan komentar negatif mengenai musisi. Ekspektasi yang berlebihan dari orang tua mengenai masa depan anak rupanya secara diam-diam dapat melukai psikologis anak. Namun dalam pikiran orang tua, ekspektasi tersebut untuk kebaikan anak. Anak akan bahagia jika menuruti apa yang telah orang tua rencanakan untuk mereka.

Sayangnya, ekspektasi berlebihan tanpa memikirkan posisi anak dapat membuat anak-anak terbebani dan akhirnya menjadi racun. Dan pola pengasuhan seperti ini kerap ditemukan pada pola parenting konvensional yang dilakukan oleh orang tua terdahulu. Jadi sudah saatnya kita memutus mata rantai pola pengasuhan seperti ini, Bu.

2. Membicarakan Keburukan di Depan Anak

Ciri toxic parents selanjutnya adalah orang tua membicarakan dan membahas keburukan anak di hadapannya. Jika hal ini terjadi, anak akan kehilangan kepercayaan diri, rendah diri, dan anak merasa dipermalukan.

Meskipun keburukan tersebut tidak secara langsung diungkap di depan anak, namun jika ia mendengar orang tua membicarakan keburukan tersebut kepada orang lain, tentunya anak akan menjadi malu. Ia akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak percaya diri.

3. Membentak Anak

Terkadang, orang tua juga kerap ‘kelepasan’ membentak anak ketika sedang marah. Bahkan ada juga orang tua yang menggunakan senjata membentak agar anak nurut dan disiplin. Padahal. cara tersebut justru salah. Jika terus menerus dilakukan, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kasar dan pemarah.

Mendisiplinkan anak dengan bentakan dan kemarahan tidak akan membuat anak menjadi takut dan nurut. Sebaliknya, tindakan tersebut dapat menjadi racun dalam pribadi anak di masa depan. Lantas seperti apa cara positif yang bisa dilakukan agar anak mau nurut? Ketahui jawabannya di artikel ini: 9 Cara Menasehati Supaya Anak Nurut Sama Orang Tua

4. Egois

Ciri toxic parents selanjutnya adalah egois. Dalam hal ini, orang tua selalu mengukur sesuatu dengan perasaannya sendiri, tanpa memikirkan perasaan anak. Orang tua dengan tipe ini kerap mengasihani diri sendiri, seolah-olah perilaku anak yang tidak menurut membuat orang tua menderita.

Padahal, belum tentu anak tidak menurut karena membangkang. Bisa jadi dia hanya tidak dapat mengungkapkan keinginan dan perasaannya saja. Disinilah peran orang tua untuk membiasakan anak agar dapat mengungkapkan keinginan dengan cara yang baik.

5. Mengungkit Biaya-Biaya

Ada juga orang tua yang terlihat ‘pamrih’ di hadapan anak. Orang tua selalu mengungkit tentang besarnya biaya yang telah dikeluarkan untuk membesarkan dan memenuhi kebutuhan anak. Hal ini dijadikan senjata agar anak menurut dan mengikuti kemauan orang tua. Tanpa terasa, hal ini dapat menjadi racun yang membebani anak.

Orang tua memang telah berkorban banyak untuk masa depan anak, namun tentu saja anak diperbolehkan untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Hindari memaksa anak untuk menjadi apa yang orangtua inginkan. Karena jika hal ini sudah dirasakan oleh anak sejak kecil, maka anak akan rentan terhadap stres karena hidupnya terbebani.

Baca Juga: Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Anak yang Mendidik

Dampak Pola Toxic Parenting pada Anak

Dampak dari toxic parenting tidak hanya terasa saat anak masih kecil, tetapi juga bisa memengaruhi kehidupan mereka hingga dewasa.

1. Kesehatan Mental

Anak-anak yang tumbuh di lingkungan yang tidak sehat secara emosional memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma. Mereka mungkin kesulitan untuk memproses emosi dengan sehat dan sering kali menyimpan rasa sakit atau kemarahan di dalam diri mereka.

2. Hubungan Interpersonal

Pola komunikasi dan interaksi yang tidak sehat yang mereka lihat di rumah akan menjadi cetak biru bagi hubungan mereka di masa depan. Mereka mungkin kesulitan untuk membangun hubungan yang sehat dan saling percaya dengan orang lain. Mereka bisa menjadi individu yang terlalu bergantung pada orang lain atau, sebaliknya, sangat sulit untuk dekat dengan siapa pun.

3. Perasaan Diri dan Harga Diri yang Rendah

Kritik yang terus-menerus dan kurangnya dukungan emosional akan merusak harga diri anak. Mereka mungkin tumbuh dengan keyakinan bahwa mereka tidak cukup baik, tidak layak dicintai, atau tidak berharga. Hal ini dapat menghambat mereka untuk mencapai potensi penuh dalam hidup. Ingatlah bahwa setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dalam lingkungan yang aman dan penuh kasih sayang.

Baca Juga: 10 Hak Anak-Anak yang Wajib Dipenuhi oleh Orang Tua

Cara Memutus Rantai Toxic Parenting

Jika setelah membaca artikel ini Ibu menyadari adanya pola-pola tersebut dalam diri, jangan merasa bersalah. Kesadaran adalah langkah pertama dan paling berani. Ibu tidak harus menjadi orang tua yang sempurna, tetapi Ibu bisa menjadi orang tua yang lebih baik dari hari ke hari.

Pertama, akui bahwa ada pola yang perlu diubah. Kedua, cari tahu dan pelajari pola asuh yang lebih positif. Ada banyak sumber daya yang tersedia, mulai dari buku, seminar parenting, hingga terapi. Ketiga, berkomunikasilah dengan si kecil secara terbuka dan jujur. Mintalah maaf jika Ibu menyadari telah menyakiti perasaannya. Hal ini akan mengajarkan mereka tentang pentingnya empati dan permintaan maaf.

Menjadi orang tua yang lebih baik adalah sebuah komitmen seumur hidup. Sama halnya dengan menjaga pola hidup dengan dengan mengonsumsi asupan nutrisi lengkap untuk Ibu melalui susu PRENAGEN UHT. Susu PRENAGEN UHT mengandung protein lengkap dengan rasa yang lebih enak untuk mendukung pertumbuhan organ tubuh bayi dan menjaga Ibu tetap fit. Cari tahu kandungan lengkapnya di halaman: Susu PRENAGEN UHT.

Artikel Terbaru Lainnya

Masa Persiapan
Cara Menyusui dengan Puting Datar Agar ASI Bayi Tercukupi
Temukan cara menyusui yang efektif untuk ibu dengan puting datar. Dapatkan tips untuk proses menyusui yang nyaman dan berhasil.
Masa Persiapan
Menyusui Dua Bayi dengan Tandem Nursing dan Tipsnya
Temukan informasi tentang tandem nursing dan tips menyusui dua bayi sekaligus dengan lancar. Dapatkan tips agar Ibu tetap sehat dan fit di sini.
Masa Persiapan
Cara Mengatasi Nursing Strike Agar Menyusui Lancar
Cari tahu cara menghadapi nursing strike dan tips agar proses menyusui kembali lancar. Temukan juga penyebabnya di sini.
Masa Persiapan
Cara Menghilangkan Lemak Perut dalam 1 Minggu setelah Melahirkan
Coba cara unik hilangkan lemak perut saat menyusui dengan gerakan mikro, korset bertahap, menyusui aktif, dan infused water jahe kunyit.
Masa Persiapan
Cara Menghilangkan Tanda Lahir secara Aman pada Bayi
Tanda lahir pada bayi bisa berupa hemangioma, mongolian spot, atau nevus. Ketahui cara menghilangkannya secara aman dan berbasis medis.
Masa Persiapan
Kenali Kemampuan Kognitif Anak dan Pengaruh Lingkungan Sejak Dini
Ketahui tahapan perkembangan kemampuan kognitif anak hingga remaja. Pahami cara-cara efektif untuk mengasahnya agar tumbuh kembang anak optimal.

PRENAGEN Club, untuk Moms!

Dengan menjadi member, Moms akan mendapatkan beragam keuntungan seperti program pengumpulan poin berhadiah, promo dan kegiatan menarik, serta bergabung dalam forum diskusi. Ayo bergabung bersama PRENAGEN Club dan nikmati setiap manfaatnya untuk mendukung perjalanan kehamilan dan peran Moms sebagai orang tua.
PRENAGEN