Bahaya Anemia Pada Ibu Hamil Yang Harus Diwaspadai

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Bahaya Anemia Pada Ibu Hamil Yang Harus Diwaspadai

Anemia adalah kondisi saat tubuh mengalami kekurangan sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Masalah kesehatan ini sering kali menyerang perempuan, baik yang belum menikah maupun yang sudah mengandung. Ketika anemia terjadi pada ibu hamil, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh ibu, tetapi juga oleh janin yang sedang dikandung.

Jika ibu hamil menderita anemia, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kandungan secara berkala. Selain itu, asupan zat besi, asam folat, dan vitamin B12 juga harus diperhatikan agar pembentukan sel darah merah tetap optimal. Sebab, jika kekurangan zat besi dan produksi sel darah merah terganggu, risiko bahaya anemia bagi ibu dan bayi akan meningkat secara signifikan.

Ancaman Bahaya Anemia Pada Janin

Kondisi anemia yang tidak ditangani dengan baik selama kehamilan dapat menghambat tumbuh kembang janin. Salah satu ancaman yang paling umum adalah berat badan lahir rendah atau bayi yang mengalami mikrosomia. Dalam kasus yang parah, anemia bisa menyebabkan keguguran atau bahkan kematian janin dalam kandungan.

Sumsum tulang yang bertugas untuk produksi sel darah merah membutuhkan cukup nutrisi seperti zat besi dan vitamin B12. Ketika kebutuhan ini tidak tercukupi, janin bisa kekurangan oksigen dan nutrisi penting, yang berdampak pada keterlambatan pertumbuhan organ vital.

Anemia hemolitik, sebagai salah satu jenis anemia, juga dapat memperburuk kondisi kehamilan. Dalam kasus ini, sel darah merah hancur lebih cepat daripada yang bisa diproduksi tubuh, sehingga mengancam suplai oksigen yang dibutuhkan janin.

Keguguran Akibat Anemia

Bahaya anemia tidak hanya mengancam janin, tetapi juga meningkatkan risiko keguguran pada ibu hamil. Keguguran bisa terjadi karena tubuh ibu tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi penting selama masa awal kehamilan.

Kekurangan zat besi menyebabkan gangguan dalam pembentukan sel darah merah yang sehat, yang pada akhirnya memperburuk kondisi kesehatan ibu dan janin. Dalam jangka panjang, jika anemia dibiarkan tanpa pengobatan, peluang untuk mempertahankan kehamilan dengan sehat bisa menurun drastis.

Oleh karena itu, penting untuk segera mengenali gejala anemia dan berkonsultasi dengan dokter kandungan guna mendapatkan penanganan yang tepat.

Risiko Persalinan yang Lebih Sulit

Anemia selama kehamilan juga meningkatkan risiko gangguan saat persalinan. Salah satu efek yang sering terjadi adalah otot uterus atau rahim menjadi lemah, sehingga kontraksi tidak maksimal dan proses persalinan menjadi lebih lama.

Proses persalinan yang berlarut-larut dapat meningkatkan kelelahan ibu dan risiko komplikasi seperti infeksi atau perdarahan berat. Hal ini semakin memperparah kondisi ibu yang sudah lebih rentan akibat anemia.

Asupan zat besi dan vitamin B12 yang cukup sejak awal kehamilan dapat membantu memperkuat otot rahim dan meningkatkan stamina ibu saat proses persalinan nanti.

Gangguan Produksi ASI Setelah Melahirkan

Bahaya anemia juga tidak berhenti setelah bayi lahir. Ibu yang mengalami anemia berisiko mengalami gangguan produksi ASI. Ini disebabkan karena tubuh yang kekurangan sel darah merah tidak mampu menyediakan energi yang cukup untuk produksi ASI yang optimal.

ASI eksklusif sangat penting untuk tumbuh kembang bayi, terutama pada enam bulan pertama kehidupannya. Apabila produksi ASI terganggu, bayi dapat mengalami kekurangan gizi yang berdampak pada pertumbuhan dan daya tahan tubuhnya.

Untuk itu, menjaga kecukupan asupan zat besi selama kehamilan dan masa menyusui sangat penting agar produksi ASI tetap lancar dan mencukupi kebutuhan bayi.

Memperlambat Penyembuhan dan Meningkatkan Risiko Infeksi

Anemia membuat tubuh ibu menjadi lebih rentan terhadap infeksi, baik selama kehamilan maupun setelah persalinan. Sistem kekebalan tubuh yang lemah memperlambat proses penyembuhan luka, termasuk luka akibat persalinan normal maupun operasi caesar.

Selain itu, anemia meningkatkan risiko infeksi di masa nifas. Infeksi yang tidak tertangani dengan cepat bisa berujung pada komplikasi serius dan bahkan kematian.

Itulah mengapa penting untuk memastikan produksi sel darah merah tetap optimal selama kehamilan, dengan memperhatikan asupan gizi harian yang kaya akan zat besi, asam folat, dan vitamin B12.

Kematian Ibu Karena Anemia

Dalam kasus anemia berat yang tidak tertangani, bahaya terburuk adalah kematian ibu hamil. Anemia menyebabkan tubuh ibu tidak mampu bertahan menghadapi stres fisik selama kehamilan dan persalinan, terutama bila terjadi komplikasi seperti perdarahan hebat.

Anemia adalah kondisi serius yang tidak boleh dianggap remeh. Pencegahan dini melalui pemantauan rutin, konsumsi makanan bergizi, dan suplementasi zat besi jika diperlukan, dapat menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya.

Kelahiran Prematur

Salah satu dampak dari anemia pada ibu hamil adalah meningkatnya risiko kelahiran prematur. Kurangnya pasokan oksigen dan nutrisi ke janin membuat perkembangan organ-organ vital bayi terganggu sehingga tubuh secara alami merespon dengan memulai persalinan lebih awal.

Bayi yang lahir prematur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan seperti gangguan pernapasan, infeksi, dan perkembangan organ yang belum sempurna. Oleh karena itu, menjaga cukup sel darah merah selama kehamilan sangat penting untuk mengurangi risiko ini.

Penting bagi ibu hamil untuk menjalani pemeriksaan rutin dan memastikan bahwa kebutuhan zat besi dan asam folat terpenuhi guna mendukung produksi sel darah merah yang optimal.

Bayi Lahir Dengan Berat Badan Rendah (BBLR)

Bahaya anemia juga meningkatkan kemungkinan bayi lahir dengan berat badan rendah. Berat badan lahir rendah, atau BBLR, dapat disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi dan oksigen selama masa kehamilan akibat kekurangan sel darah merah.

Bayi dengan berat badan rendah lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, termasuk infeksi, gangguan perkembangan, dan gangguan belajar di masa depan. Untuk itu, penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan asupan gizi harian, termasuk makanan kaya zat besi, vitamin B12, dan asam folat, guna memastikan perkembangan janin berjalan optimal.

Mengonsumsi makanan seperti daging merah, sayuran hijau, dan suplemen zat besi sesuai anjuran dokter dapat membantu mencegah risiko berat badan lahir rendah.

Perdarahan Saat Persalinan

Anemia meningkatkan risiko perdarahan hebat saat persalinan, karena tubuh ibu tidak memiliki cadangan sel darah merah yang cukup untuk mengimbangi kehilangan darah alami yang terjadi saat melahirkan.

Perdarahan yang tidak terkendali dapat berujung pada kondisi syok dan memperbesar kemungkinan komplikasi serius, baik untuk ibu maupun bayi. Penanganan anemia sebelum persalinan berlangsung sangat penting untuk mengurangi risiko ini.

Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan kaya zat besi dan vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi, serta memeriksakan kadar hemoglobin secara berkala selama kehamilan.

Depresi Postpartum

Bahaya anemia tidak hanya berdampak secara fisik, tetapi juga berpengaruh pada kondisi mental ibu setelah melahirkan. Anemia dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi postpartum karena tubuh yang kekurangan energi dan oksigen berdampak langsung pada fungsi otak dan keseimbangan hormon.

Depresi postpartum dapat mengganggu ikatan emosional antara ibu dan bayi, serta mempengaruhi proses menyusui. Oleh karena itu, menjaga kesehatan fisik dengan memastikan cukup sel darah merah selama kehamilan dan setelah persalinan juga berarti menjaga kesehatan mental ibu.

Pencegahan anemia sejak awal kehamilan adalah langkah penting untuk mengurangi risiko terjadinya depresi postpartum dan mendukung kesejahteraan ibu secara keseluruhan.