Perbedaan Keputihan Mau Haid dan Hamil

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Perbedaan Keputihan Mau Haid dan Hamil

Tahukah Bunda, ternyata keputihan juga bisa menjadi tanda awal kehamilan. Keputihan ini terjadi pada minggu pertama hingga kedua setelah pembuahan berhasil yang berfungsi untuk mencegah infeksi bakteri dari rahim vagina. Keputihan tanda hamil biasanya berwarna putih susu dan bertekstur lebih kental dibandingkan keputihan saat mau haid yang cenderung berwarna kekuningan. Nah, agar tidak bingung apakah Ibu sedang PMS atau hamil muda, cari tahu lebih lanjut tentang perbedaan keduanya yuk. 

Apa Itu Keputihan?

Keputihan merupakan sebuah kondisi yang terjadi ketika lendir atau cairan keluar dari vagina. Keputihan adalah cara alami tubuh untuk menjaga kebersihan serta kelembaban organ kewanitaan pada wanita. Saat keputihan terjadi, cairan yang diproduksi oleh kelenjar vagina akan keluar dengan membawa berbagai sel mati dan bakteri. Akibatnya, vagina akan terlindungi dari berbagai infeksi dan bakteri.

Kondisi ini terjadi karena kadar hormon yang meningkat pada saat PMS atau pre menstruasi syndrom dapat membuat vagina lembab sehingga keputihan terjadi. Tak hanya itu, kondisi ini juga dapat meningkatkan aliran darah di area pelvis sehingga menghasilkan lendir dalam jumlah banyak di vagina.

Keputihan tergolong normal jika terjadi pada wanita pada masa menjelang menstruasi serta ibu hamil yang sedang mengalami perubahan hormon. Cari tahu alasan lengkap mengapa keputihan tergolong normal saat hamil di sini ya: Keputihan Saat Hamil

Namun pada wanita yang telah mengalami menopause, keputihan sudah jarang terjadi, bahkan tidak terjadi lagi.

Keputihan Tanda Hamil

Seperti yang telah dijelaskan diatas, keputihan dapat dan wajar terjadi pada wanita sebelum masa haid. Keluarnya cairan berwarna putih dari vagina merupakan hal wajar pada saat menjelang periode menstruasi. Keputihan sebelum haid ini membawa cairan serta bakteri yang ada pada vagina. Artinya, segala macam bakteri serta kuman penyebab infeksi dapat dikeluarkan dari vagina melalui keputihan ini.

Keputihan sebelum haid memiliki volume yang tidak terlalu banyak, yaitu hanya 4 ml saja sehari atau setengah sendok makan. Pada kondisi normal, cairan keputihan ini akan menjadi lebih bersih dan berair dalam beberapa hari seiring dengan naiknya kadar hormon estrogen yang diproduksi.

Keputihan sebelum haid ini memiliki beberapa fase dengan ciri-ciri tertentu, antara lain:

  • Masa ovulasi: Keputihan berwarna putih, terlihat bersih, elastis serta berair. Jumlah keputihan tergolong banyak, namun tidak sebanyak saat masa sebelum ovulasi.
  • Setelah ovulasi: keputihan yang terjadi saat masa subur ini berlangsung selama 14 hari dengan tekstur yang lebih tebal dan volume lebih sedikit. Ibu bisa menggunakan pantylinsers selama masa ini karena waktunya yang agak panjang.
  • Sebelum menstruasi: Cairan keputihan berwarna putih dengan sedikit noda kekuningan. Volume tidak terlalu banyak namun dapat terjadi selama beberapa hari.
  • Setelah menstruasi: Cairan keputihan berwarna kecoklatan setelah darah kotor telah dikeluarkan semua. Cairan ini lebih mirip dengan flek yang terjadi setelah menstruasi.

Tanda Keputihan Kehamilan

Tahukah Ibu bahwa ternyata tanda kehamilan tak hanya ditunjukkan dengan keterlambatan menstruasi saja? Keputihan juga dapat menjadi suatu pertanda kehamilan di awal minggu. Sayangnya, keputihan tanda hamil ini kerap luput dari perhatian. Alhasil, tak banyak ibu yang tahu bahwa dirinya tengah hamil lantaran keputihan yang terjadi dianggap keputihan biasa atau keputihan menjelang menstruasi.

Keputihan tanda hamil kerap tidak disadari lantaran bisa muncul sebelum periode menstruasi. Keputihan ini umumnya terjadi pada minggu pertama hingga kedua setelah pembuahan berhasil.

Dilihat dari tekstur dan cirinya, keputihan tanda hamil atau yang dikenal dengan leukorrhea ini memiliki warna putih kental seperti susu, bertekstur tebal serta beraroma ringan. Karena tebal dan berwarna putih susu, banyak ibu yang sulit membedakan keputihan tanda hamil dengan keputihan yang terjadi saat masa subur. Keduanya memang sedikit mirip, namun keputihan tanda hamil memiliki volume yang banyak. Bahkan keputihan ini dapat terus terjadi hingga menjelang persalinan. Itulah sebabnya ibu hamil disarankan untuk menggunakan pantyliner tanpa pewangi selama masa kehamilan demi kenyamanan.

Gejala Keputihan yang Perlu Diwaspadai

Jadi keputihan yang terjadi selama masa kehamilan merupakan hal yang wajar ya, Bu. Ibu tak perlu khawatir berlebihan jika mengalami keputihan selama hamil, bahkan jika keputihan terjadi secara terus menerus. Asalkan keputihan selama hamil tersebut merupakan keputihan yang normal.

Ibu juga perlu mewaspadai apakah keputihan yang dialami merupakan keputihan menjelang menstruasi atau keputihan tanda hamil. Jika Ibu sedang hamil dan kerap mengalami keputihan, Ibu perlu mengecek apakah keputihan yang terjadi normal atau tidak. Ibu harus waspada jika mengalami keputihan dengan ciri-ciri berikut ini:

  • Muncul rasa gatal dengan sensasi terbakar pada area vagina
  • Disertai dengan bau yang kurang sedap dan menusuk hidung
  • Berwarna kuning mencolok atau kehijauan
  • Jumlah cairan sangat banyak, bahkan lebih banyak dari hari biasanya
  • Disertai dengan rasa nyeri di area panggul

Tanda-tanda diatas perlu diwaspadai segera dengan melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Gejala diatas bisa menjadi salah satu tanda infeksi pada area intim. Jika dibiarkan, dapat meningkatkan resiko keguguran. Oleh karena itu, Ibu perlu segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami keputihan yang tidak wajar.

Cara Mengatasi Keputihan

Adapun beberapa cara yang bisa Ibu lakukan untuk mengatasi keputihan adalah sebagai berikut:

1. Membersihkan Kulit Sekitar Vagina

Membersihkan vagina dengan benar setelah buang air akan membantu mencegah keputihan. Saat terjadi keputihan, cukup bersihkan daerah luar sekitar vagina Ibu menggunakan air, tanpa menggunakan sabun ya Bu, karena sabun atau cairan pembersih mengandung zat kimia yang bisa membuat kulit iritasi.

Bersihkan vagina dari depan ke belakang untuk menghindari bakteri dari anus masuk ke dalam vagina.

2. Kompres Digin Area Vagina

Ibu bisa mengompres kulit vagina yang mengalami keputihan untuk meredakan gatal dan pembengkakan.

3. Hindari Menggunakan Produk Pembersih Area Kewanitaan

Keputihan adalah mekanisme tubuh dalam membersihkan cairan dan sel-sel yang sudah tidak diperlukan tubuh. Menggunakan produk kewanitaan tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter bisa mengganggu keseimbangan sel-sel yang ada di tubuh Ibu.

Cara Mencegah Keputihan saat Hamil

Ada beberapa cara yang bisa Ibu lakukan untuk mengurangi resiko terjadinya keputihan yang tidak normal selama masa kehamilan, antara lain:

  • Memakai celana yang longgar dengan bahan yang nyaman
  • Hindari bahan celana dalam yang tidak menyerap keringat
  • Memakai tisu setelah menggunakan toilet agar organ intim tetap kering
  • Menjaga pola makan dengan gizi yang seimbang
  • Mengkonsumsi yogurt atau susu fermentasi untuk meningkatkan produksi bakteri baik di area vagina
  • Rajin membersihkan area kewanitaan
  • Hindari menggunakan sabun mandi saat membersihkan area vagina karena Ph pada kulit pada umumnya berbeda dengan area vagina
  • Gunakan pantyliner yang aman dan tidak mengandung parfum sehingga aman untuk area wanita
  • Hindari menggunakan toilet umum karena rentan terhadap kuman dan bakteri yang mengakibatkan infeksi
  • Tidak menahan kencing selama masa kehamilan dengan alasan apapun

Itulah beberapa hal yang perlu Ibu ketahui mengenai keputihan tanda hamil. Keputihan yang terjadi pada ibu hamil tidak perlu dikhawatirkan selama tidak disertai dengan gejala keabnormalan. Ibu masih tetap dapat beraktivitas seperti biasa saat keputihan terjadi. Jangan lupa untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika menemukan kejanggalan dalam kehamilan, termasuk yang berhubungan dengan keputihan. Ketahui juga Penyebab dan cara mengatasi keputihan saat kehamilan, melalui artikel berikut ini ya: Cara mengatasi Keputihan Saat Hamil