Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dan Sebelum Haid

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Perbedaan Keputihan Tanda Hamil dan Sebelum Haid

Keputihan adalah kondisi yang wajar dialami wanita menjelang menstruasi. Namun, keputihan juga bisa menjadi tanda kehamilan yang tidak disadari. Meskipun sekilas hampir sama, ada perbedaan keputihan tanda hamil dan menjelang haid. 

Keputihan tanda hamil biasanya berwarna putih susu dan bertekstur lebih kental. Ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah ke area panggul selama kehamilan, yang dapat meningkatkan produksi lendir di daerah leher rahim.

Sedangkan keputihan sebelum menstruasi cenderung lebih encer dan berwarna kekuningan karena perubahan hormon yang terjadi dalam siklus menstruasi normal wanita. Nah, agar tidak bingung apakah Ibu sedang PMS atau hamil muda, cari tahu lebih lanjut tentang perbedaan keputihan tanda hamil dan keputihan sebelum haid di artikel ini.

Apa Itu Keputihan?

Keputihan merupakan sebuah kondisi yang terjadi ketika lendir atau cairan keluar dari vagina. Keputihan adalah cara alami tubuh untuk menjaga kebersihan serta kelembaban organ kewanitaan pada wanita. Saat keputihan terjadi, cairan yang diproduksi oleh kelenjar vagina akan keluar dengan membawa berbagai sel mati dan bakteri. Akibatnya, vagina akan terlindungi dari berbagai infeksi dan bakteri.

Kondisi ini terjadi karena kadar hormon yang meningkat pada saat PMS atau pre menstruasi syndrom dapat membuat vagina lembab sehingga keputihan terjadi. Tak hanya itu, kondisi ini juga dapat meningkatkan aliran darah di area pelvis sehingga menghasilkan lendir dalam jumlah banyak di vagina.

Keputihan tergolong normal jika terjadi pada wanita pada masa menjelang menstruasi serta ibu hamil yang sedang mengalami perubahan hormon. Cari tahu alasan lengkap mengapa keputihan tergolong normal saat hamil di sini ya: Keputihan Saat Hamil

Namun pada wanita yang telah mengalami menopause, keputihan sudah jarang terjadi, bahkan tidak terjadi lagi.

Keputihan Tanda Haid

Seperti yang telah dijelaskan diatas, keputihan dapat dan wajar terjadi pada wanita sebelum masa haid. Keluarnya cairan berwarna putih dari vagina merupakan hal wajar pada saat menjelang periode menstruasi. Keputihan sebelum haid ini membawa cairan serta bakteri yang ada pada vagina. Artinya, segala macam bakteri serta kuman penyebab infeksi dapat dikeluarkan dari vagina melalui keputihan ini.

Keputihan sebelum haid memiliki volume yang tidak terlalu banyak, yaitu hanya 4 ml saja sehari atau setengah sendok makan. Pada kondisi normal, cairan keputihan ini akan menjadi lebih bersih dan berair dalam beberapa hari seiring dengan naiknya kadar hormon estrogen yang diproduksi.

Keputihan sebelum haid ini memiliki beberapa fase dengan ciri-ciri tertentu, antara lain:

  • Masa ovulasi: Keputihan berwarna putih, terlihat bersih, elastis serta berair. Jumlah keputihan tergolong banyak, namun tidak sebanyak saat masa sebelum ovulasi.
  • Setelah ovulasi: keputihan yang terjadi saat masa subur ini berlangsung selama 14 hari dengan tekstur yang lebih tebal dan volume lebih sedikit. Ibu bisa menggunakan pantylinsers selama masa ini karena waktunya yang agak panjang.
  • Sebelum menstruasi: Cairan keputihan berwarna putih dengan sedikit noda kekuningan. Volume tidak terlalu banyak namun dapat terjadi selama beberapa hari.
  • Setelah menstruasi: Cairan keputihan berwarna kecoklatan setelah darah kotor telah dikeluarkan semua. Cairan ini lebih mirip dengan flek yang terjadi setelah menstruasi.

Selain itu, ketahui juga tanda-tanda haid yang berbeda dengan tanda awal kehamilan. Yuk, baca di sini: Tanda-tanda Haid Akan Segera Datang.

Keputihan Tanda Kehamilan

Tahukah Ibu bahwa ternyata tanda kehamilan tak hanya ditunjukkan dengan keterlambatan menstruasi saja? Keputihan juga dapat menjadi suatu pertanda kehamilan di awal minggu. Sayangnya, keputihan tanda hamil ini kerap luput dari perhatian. Alhasil, tak banyak ibu yang tahu bahwa dirinya tengah hamil lantaran keputihan yang terjadi dianggap keputihan biasa atau keputihan menjelang menstruasi.

Keputihan tanda hamil kerap tidak disadari lantaran bisa muncul sebelum periode menstruasi. Keputihan ini umumnya terjadi pada minggu pertama hingga kedua setelah pembuahan berhasil.

Dilihat dari tekstur dan cirinya, keputihan tanda hamil atau yang dikenal dengan leukorrhea ini memiliki warna putih kental seperti susu, bertekstur tebal serta beraroma ringan. Karena tebal dan berwarna putih susu, banyak ibu yang sulit membedakan keputihan tanda hamil dengan keputihan yang terjadi saat masa subur. Keduanya memang sedikit mirip, namun keputihan tanda hamil memiliki volume yang banyak. Bahkan keputihan ini dapat terus terjadi hingga menjelang persalinan. Itulah sebabnya ibu hamil disarankan untuk menggunakan pantyliner tanpa pewangi selama masa kehamilan demi kenyamanan.

Berikut ini rangkuman ciri-ciri keputihan tanda hamil yang pelu Ibu pahami: 

  • Lebih banyak dan kental: Wanita hamil mungkin mengalami peningkatan jumlah keputihan yang bisa lebih banyak dan memiliki tekstur yang lebih kental daripada keputihan biasa. Namun, ini harus diperhatikan jika tidak ada gejala lain seperti bau yang tidak sedap, gatal, atau rasa terbakar yang parah.
  • Tanpa bau yang tidak biasa: Keputihan saat hamil biasanya tidak berbau atau memiliki bau yang sangat ringan. Bau yang kuat, tidak biasa, atau tidak sedap bisa menjadi tanda infeksi atau kondisi lain yang perlu ditangani.
  • Tidak menyebabkan iritasi: Keputihan yang terkait dengan kehamilan biasanya tidak menyebabkan iritasi atau rasa gatal yang signifikan pada area genital.
  • Tanda-tanda fisik lain: Ada beberapa tanda fisik lain yang bisa menunjukkan kehamilan selain dari keputihan, seperti peningkatan ukuran dan sensitivitas payudara, mual atau muntah (terutama di pagi hari), peningkatan kelelahan, perubahan suasana hati, dan telat atau tidak menstruasi.

Ibu juga akan mengalami bercak darah atau flek di awal kehamilan. Bercak darah tersebut bisa mirip dengan darah haid. Agar Ibu tidak keliru, ketahui perbedaan flek hamil dan haid berikut ini: Perbedaan Flek (Bercak Darah) Hamil dan Haid

Penyebab Keputihan saat Hamil

Keputihan terjadi karena adanya fase pembersihan alami pada rahim. Cairan ini bertujuan untuk melindungi rahim dari bakteri flora normal dan sekaligus mengeluarkan sel-sel dinding vagina yang sudah tidak aktif.

Terjadinya keputihan saat hamil bisa dipicu oleh beberapa faktor, yuk kenali apa saja penyebabnya.

Adanya Peningkatan Kadar Hormon Estrogen

Meningkatnya hormon estrogen merupakan penyebab keputihan yang paling sering terjadi pada masa kehamilan. Kondisi keputihan ini akan semakin intens jika secara bersamaan aliran darah ke vagina juga ikut meningkat.

Efek dari peningkatan hormon estrogen dan aliran darah ini akan memicu selaput lendir pada vagina untuk mengeluarkan lebih banyak cairan.

Keputihan yang disebabkan oleh pengaruh hormon ini, kebanyakan hanya terjadi pada usia kehamilan trimester pertama dan ketiga.

Untuk mengenali apakah keputihan yang terjadi disebabkan oleh peningkatan hormon atau bukan, Ibu bisa melihat beberapa ciri di bawah ini.

  • Tanda keputihan karena pengaruh hormon estrogen:
  • Warna terlihat bening atau seperti putih susu.
  • cairan memiliki tekstur lebih encer dari keputihan biasa.
  • Memiliki bau yang tidak menyengat.

Meskipun perubahan hormon estrogen memicu peningkatan keputihan selama kehamilan, hormon ini memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin, organ reproduksi bayi yang sedang berkembang, serta menjaga keseimbangan hormonal yang mendukung kehamilan yang sehat. Yuk, ketahui lebih lanjut tentang peran hormon estrogen di sini: Fungsi dan Pengaruh Hormon Estrogen pada Ibu Hamil.

Keputihan saat hamil pada dasarnya adalah sebuah proses yang normal. Namun, jika pada saat keputihan Ibu merasa volume yang keluar lebih banyak dan kondisi terjadi sudah cukup lama, sebaiknya Ibu perlu waspada dan mengkonsultasikan ke dokter.

Terjadi Infeksi Jamur

Keputihan akibat adanya infeksi jamur di vagina ditandai dengan cairan yang berwarna putih dan tekstur sedikit menggumpal atau kental. Jenis jamur yang paling banyak menyebabkan keputihan pada Ibu hamil ini adalah Candida, merupakan jamur yang mudah tumbuh secara alami pada organ kewanitaan.

Keputihan karena faktor meningkatnya pertumbuhan jamur ini juga perlu diwaspadai jika Ibu merasakan gejala yang tak nyaman di area vagina, seperti:

  • Gatal-gatal.
  • Muncul sensasi panas.
  • Rasa nyeri saat buang air kecil dan berhubungan intim.

Jika gejala tersebut muncul segera konsultasikan ke dokter.

Infeksi Vaginosis Bakterialis

Keputihan jenis ini terjadi karena adanya infeksi bakteri Streptococcus Grup B pada vagina. Beberapa tanda yang bisa Ibu kenali apakah mengalami masalah ini atau tidak, terlihat dari gejala-gejala berikut ini.

  • Adanya rasa gatal dan nyeri pada vagina.
  • Muncul rasa nyeri ketika sedang berhubungan atau buang air kecil.
  • Warna cairan keputihan terlihat abu-abu dan memiliki bau amis.

Keputihan karena infeksi bakteri Streptococcus ini sebenarnya bisa sembuh tanpa penanganan lebih lanjut. Namun, Ibu tetap harus waspada karena jika kondisi ini terjadi cukup lama dapat menyebabkan munculnya radang panggul, kelahiran prematur, dan keguguran. Jadi, perhatikan kembali tanda-tanda dari keputihan ini.

Infeksi Trikomoniasis

Trikomoniasis termasuk jenis penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan adanya infeksi parasit Trichomonas vaginalis. Jika terkena infeksi ini akan muncul beberapa gejala, seperti:

  • Muncul kemerahan pada vagina.
  • Adanya rasa gatal pada vagina.
  • Rasa nyeri saat berhubungan seksual.
  • Warna cairan terlihat kekuningan atau kehijauan.
  • Bau cairan amis.

Jenis infeksi ini sangat berisiko pada Ibu hamil karena dapat menyebabkan beberapa masalah:

  • Menimbulkan kelainan pada janin.
  • Memicu bayi lahir prematur.
  • Terjadi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), yaitu berat bayi kurang dari 1,5 kg pada saat lahir.

Karena memiliki risiko tinggi pada kehamilan, Ibu dianjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter jika melihat tanda-tanda dari infeksi ini.

Gejala Keputihan yang Perlu Diwaspadai

Jadi keputihan yang terjadi selama masa kehamilan merupakan hal yang wajar ya, Bu. Ibu tak perlu khawatir berlebihan jika mengalami keputihan selama hamil, bahkan jika keputihan terjadi secara terus menerus. Asalkan keputihan selama hamil tersebut merupakan keputihan yang normal.

Ibu juga perlu mewaspadai apakah keputihan yang dialami merupakan keputihan menjelang menstruasi atau keputihan tanda hamil. Jika Ibu sedang hamil dan kerap mengalami keputihan, Ibu perlu mengecek apakah keputihan yang terjadi normal atau tidak. Ibu harus waspada jika mengalami keputihan dengan ciri-ciri berikut ini:

  • Muncul rasa gatal dengan sensasi terbakar pada area vagina
  • Disertai dengan bau yang kurang sedap dan menusuk hidung
  • Berwarna kuning mencolok atau kehijauan
  • Jumlah cairan sangat banyak, bahkan lebih banyak dari hari biasanya
  • Disertai dengan rasa nyeri di area panggul

Tanda-tanda diatas perlu diwaspadai segera dengan melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Gejala diatas bisa menjadi salah satu tanda infeksi pada area intim. Jika dibiarkan, dapat meningkatkan resiko keguguran. Oleh karena itu, Ibu perlu segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami keputihan yang tidak wajar.

Keputihan saat Hamil Muda

Keputihan saat hamil muda adalah hal yang umum terjadi dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan jika dalam jumlah dan konsistensi yang normal. Kondisi ini terjadi sebagai respons alami tubuh terhadap perubahan hormonal selama kehamilan.

Keputihan yang normal di awal kehamilan biasanya berwarna bening atau putih susu dan memiliki tekstur mirip lendir putih telur. Ini adalah tanda alami bahwa tubuh membersihkan area vagina dan melindungi dari infeksi. Frekuensinya bisa bervariasi antara individu, tetapi umumnya bisa terjadi sepanjang kehamilan.

Keputihan yang normal juga tidak akan berbau dan tidak menyebabkan gatal atau iritasi yang signifikan. Jika Ibu mengalami gatal, bau yang tidak sedap, atau perubahan warna keputihan yang mencolok, ini bisa menjadi tanda infeksi atau masalah lain yang memerlukan perhatian medis.

Jenis Keputihan Saat Hamil

Untuk mengetahui apakah keputihan yang Ibu alami normal atau tidak, Ibu mengetahui jenis keputihan saat hamil yang dibedakan berdasarkan warnanya.  

Berwarna Bening atau Putih

Jika keputihan yang Ibu alami berwarna bening atau putih seperti putih telur atau putih susu, aromanya tidak menyengat dan cenderung ringan, maka Ibu mengalami keputihan yang normal. Namun jika volumenya terlalu banyak dan teksturnya kental seperti jelly, sebaiknya Ibu berkonsultasi dengan dokter kandungan ya. 

Berwarna Kekuningan atau Kehijauan

Keputihan yang berwarna kekuningan atau kehijauan merupakan kondisi yang tidak normal dan menandakan adanya infeksi seperti chlamydia atau trichomoniasis. Biasanya, ibu juga akan mengalami kemerahan dan iritasi pada alat kelamin. Namun, ada juga yang tidak menimbulkan kedua gejala ini. 

Jika Ibu mengalami kondisi ini, segeralah berkonsultasi dengan dokter ya. Sebab komplikasi ini dapat menyebabkan komplikasi pada Ibu dan Buah Hati. Komplikasi ini bisa mengganggu sistem saraf dan tumbuh kembang Buah Hati, serta membuat Ibu mengalami infertilitas. 

Berwarna Putih Dengan Tekstur Kental

Kondisi lain yang perlu Ibu waspadai yaitu jika mengalami keputihan berwarna putih, tetapi teksturnya kental. Bisa jadi, Ibu mengalami infeksi jamur. Kondisi ini biasanya dibarengi dengan rasa gatal dan rasa terbakar pada area kelamin, serta nyeri saat buang air kecil atau saat berhubungan seksual. Jika Ibu mengalami inbi, segera konsultasi dengan dokter ya. 

Cara Mengatasi Keputihan

Adapun beberapa cara yang bisa Ibu lakukan untuk mengatasi keputihan adalah sebagai berikut:

Membersihkan Kulit Sekitar Vagina

Membersihkan vagina dengan benar setelah buang air akan membantu mencegah keputihan. Saat terjadi keputihan, cukup bersihkan daerah luar sekitar vagina Ibu menggunakan air, tanpa menggunakan sabun ya Bu, karena sabun atau cairan pembersih mengandung zat kimia yang bisa membuat kulit iritasi.

Bersihkan vagina dari depan ke belakang untuk menghindari bakteri dari anus masuk ke dalam vagina.

Kompres Digin Area Vagina

Ibu bisa mengompres kulit vagina yang mengalami keputihan untuk meredakan gatal dan pembengkakan.

Hindari Menggunakan Produk Pembersih Area Kewanitaan

Keputihan adalah mekanisme tubuh dalam membersihkan cairan dan sel-sel yang sudah tidak diperlukan tubuh. Menggunakan produk kewanitaan tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter bisa mengganggu keseimbangan sel-sel yang ada di tubuh Ibu.

Cara Mengobati Keputihan Saat Hamil

Keputihan yang perlu diobati saat hamil ialah keputihan yang memang terbukti disebabkan bakteri, parasit, atau jamur. Sebelum mengobatinya, dokter akan memeriksa contoh cairan keputihan Ibu, lalu mengidentifikasi bakteri, parasit ataupun jamur di dalamnya.

Setelah spesiesnya teridentifikasi, maka dokter akan memilihkan obat yang cocok untuk mematikan spesies tersebut. Obat yang dipilih juga merupakan obat yang tidak mencederai janin.

Beberapa contoh obat keputihan saat hamil adalah sebagai berikut:

  • Metronidazol: Jika keputihan ini disebabkan oleh bakteri atau parasit Trichomonas, maka obatnya berupa metronidazol.
  • Clotrimazole: Sedangkan apabila keputihannya disebabkan jamur Candida, maka obatnya berupa clotrimazole yang dimasukkan ke vagina.

Umumnya pengobatannya akan memerlukan waktu sekitar 2 minggu.

Cara Mencegah Keputihan saat Hamil

Ada beberapa cara yang bisa Ibu lakukan untuk mengurangi resiko terjadinya keputihan yang tidak normal selama masa kehamilan, antara lain:

  • Memakai celana yang longgar dengan bahan yang nyaman
  • Hindari bahan celana dalam yang tidak menyerap keringat
  • Memakai tisu setelah menggunakan toilet agar organ intim tetap kering
  • Menjaga pola makan dengan gizi yang seimbang
  • Mengkonsumsi yogurt atau susu fermentasi untuk meningkatkan produksi bakteri baik di area vagina
  • Rajin membersihkan area kewanitaan
  • Hindari menggunakan sabun mandi saat membersihkan area vagina karena Ph pada kulit pada umumnya berbeda dengan area vagina
  • Gunakan pantyliner yang aman dan tidak mengandung parfum sehingga aman untuk area wanita
  • Hindari menggunakan toilet umum karena rentan terhadap kuman dan bakteri yang mengakibatkan infeksi
  • Tidak menahan kencing selama masa kehamilan dengan alasan apapun

Itulah beberapa hal yang perlu Ibu ketahui mengenai keputihan tanda hamil. Keputihan yang terjadi pada ibu hamil tidak perlu dikhawatirkan selama tidak disertai dengan gejala keabnormalan. Ibu masih tetap dapat beraktivitas seperti biasa saat keputihan terjadi. Jangan lupa untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika menemukan kejanggalan dalam kehamilan, termasuk yang berhubungan dengan keputihan. Ketahui juga Penyebab dan cara mengatasi keputihan saat kehamilan, melalui artikel berikut ini ya: Cara mengatasi Keputihan Saat Hamil