Mendapati tanda lahir atau birthmark pada bayi ketika baru lahir seringkali membuat banyak kalangan ibu panik. Tak jarang dari mereka mengira bahwa birthmark ini berbahaya, yang umumnya terjadi karena mereka kekurangan informasi tentang jenis-jenis dan penyebabnya. Kondisi itu akan diperparah jika sebelumnya sudah memiliki kepercayaan kuat terhadap mitos lama yang tak berdasar.
Apabila Ibu memiliki bayi dengan birthmark di tubuhnya, tetap tenang lalu perbanyak informasi dari sumber terpercaya. Pada dasarnya, kemunculan birthmark pada bayi bisa dijelaskan secara medis dan umumnya bersifat jinak. Artinya, tanda ini tidak menimbulkan bahaya apapun serta tidak selalu perlu penanganan khusus. Tak jarang, tanda itu akan memudar seiring bertambahnya usia anak.
Menaruh rasa khawatir berlebih tidak akan membawa manfaat apapun. Malah dapat memengaruhi psikologis dan kepercayaan diri Ibu maupun anak, karena dianggap tidak menarik secara estetika. Untuk itu, penting sekali mengenali jenis-jenis birthmark serta mempelajari cara menghilangkannya secara aman dengan jalan medis.
Terdapat berbagai macam birthmark pada bayi. Tiga di antaranya yaitu hemangioma, mongolian spot, dan nevus flammeus.
Hemangioma biasanya berupa benjolan atau bercak merah menyala seperti stroberi. Bercak ini dapat tumbuh dengan cepat hingga bayi menginjak usia 4-6 bulan, meskipun pada beberapa kasus pertumbuhannya lebih lambat. Umumnya, hemangioma ini juga akan mengecil dengan sendirinya seiring waktu, dan kadang-kadang meninggalkan sedikit bekas.
Secara umum, hemangioma ini tidak berbahaya. Namun, jika sampai menyebabkan rasa sakit atau tumbuh di tempat sensitif, misalnya di area wajah dan sekitar mata, maka perlu ditangani dokter untuk mencegah komplikasi.
Sementara itu, ada mongolian spot (bercak mongol), bercak kebiruan pada punggung, bokong, dan area lainnya yang sering disangka memar. Jumlah bercaknya kadang bisa lebih dari satu dengan ukuran bervariasi. Selain itu, tanda ini juga bisa muncul pada siapapun, akan tetapi lebih umum terjadi pada bayi berkulit coklat dan gelap.
Bercak mongol ini tidak berbahaya, dan bisa menghilang saat bayi nanti telah berusia 3-5 tahun. Namun, ada beberapa orang masih memiliki bercak kebiruan ini meski sudah menginjak usia dewasa.
Jenis lainnya, nevus flammeus atau port-wine stain, tampak seperti bintik atau bercak berwarna merah keunguan pada wajah, leher, serta bagian tubuh lainnya. Bercak ini sudah ada sejak lahir serta akan bertambah besar dan menebal seiring pertumbuhan bayi. Untuk menghilangkan bercaknya, diperlukan perawatan khusus, seperti terapi laser, agar warnanya lebih memudar. Jika tidak menjalani perawatan apapun, nevus flammeus akan menetap di kulit seumur hidup.
Baik hemangioma, bercak mongol, maupun nevus, masing-masing memiliki karakteristik tersendiri dan penanganan berbeda. Jadi, sangat penting bagi Ibu untuk mengenali jenisnya sejak dini agar tidak gegabah mengambil tindakan yang salah. Perlu Ibu catat bahwa birthmark bisa terjadi oleh bayi dari belahan dunia mana saja dengan bentuk yang beragam pula. Kemunculannya bukan karena mitos atau dugaan tak berdasar lain, dan tidak hanya menimpa pada Ibu dengan kebiasaan tertentu.
Banyak mitos sehubungan dengan birthmark yang telah beredar dan meresahkan masyarakat, terutama bagi seorang Ibu. Mirisnya, mitos-mitos seperti “tanda lahir muncul karena Ibu menggaruk saat hamil” hanya asumsi tak berdasar tanpa bukti ilmiah. Justru, mitos yang sudah menjadi kepercayaan kolektif ini hanya akan menimbulkan ketakutan dan rasa bersalah berlebihan, padahal tidak ada bukti kebenarannya.
Hingga saat ini, penyebab munculnya birthmark memang belum diketahui secara pasti. Dari sisi medis, sebagian besar kemunculannya diduga karena adanya faktor genetik, gangguan pembuluh darah saat perkembangan janin, hingga pengaruh pigmen tambahan pada kulit. Penyebab-penyebab ini tidak menunjukkan indikasi adanya kesalahan atau aktivitas tertentu yang Ibu lakukan selama mengandung.
Untuk itu, Ibu tak perlu merasa bersalah jika bayi memiliki birthmark. Cari informasi yang valid berbasis medis untuk memahami kondisi kulit bayi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman logis maupun kecemasan berlebih. Bila perlu, Ibu bisa berkonsultasi langsung ke ahli medis untuk mendapat kejelasan informasi dan diagnosis pasti. Mendapatkan penjelasan dari ahli dengan informasi yang sudah terverifikasi secara medis maupun ilmiah tentu akan menghalau rasa khawatir berlebihan.
Setiap jenis birthmark memiliki cara penanganan berbeda. Penanganannya pun perlu dilakukan secara hati-hati dan sifatnya bisa sangat personal. Ibu sangat memerlukan arahan dari dokter anak atau dokter kulit sebelum memutuskan akan menghilangkannya.
Beberapa tindakan medis yang bisa ditempuh dengan aman dapat berupa terapi laser yang mampu memudarkan pigmen warna birthmark. Tindakan lainnya dapat pula pengolesan kortikosteroid guna mengecilkan ukurannya, atau pembedahan ringan jika sampai mengganggu area mata atau saluran nafas. Semua metode ini dilakukan berdasarkan lokasi serta jenis tanda lahirnya. Terapi laser biasa diterapkan pada jenis nevus, sedangkan pemberian kortikosteroid pada jenis hemangioma.
Kembali diingatkan, sebagian besar birthmark ini bersifat jinak dan hampir tidak menimbulkan risiko medis. Jadi, Ibu tidak perlu bersikeras meminta perlakuan medis untuk menghilangkannya kecuali bila memang diperlukan. Pilihan terbaik mengenai perlu tidaknya menjalani terapi atau metode pengobatan lainnya harus berlandaskan pada alasan medis dan diagnosis profesional dari dokter. Dengan cara ini, Ibu juga akan merasa lebih tentram karena sudah mendapatkan solusi medis yang akurat.
Sejatinya, belum ada bukti ilmiah untuk menghilangkan tanda ini selain melalui intervensi medis. Beberapa jenis birthmark, seperti hemangioma, dapat mengecil dengan sendirinya karena didukung oleh sistem regenerasi bayi yang optimal. Peran ASI bisa membantu mempercepat proses tersebut dengan cara mendukung sistem penyembuhan kulit yang membantu memulihkan bercak hemangioma. Atas dasar itu, penting bagi Ibu untuk selalu menjaga kelancaran ASI guna mendukung proses ini.
ASI juga sangat berperan penting, karena kandungan PROTEIN-nya yang mendukung pembentukan jaringan baru. PROTEIN juga diperlukan dalam pertumbuhan berbagai sel kulit, termasuk fibroblas dan kolagen pada kulit bayi. Kolagen berfungsi meregenerasi bagian kulit rusak serta membantu pembentukan sel kulit baru untuk menutupi bagian kulit lama. Dengan begitu, birthmark pada kulit bayi dapat pudar lebih cepat tanpa meninggalkan bekas.
Ibu, penting sekali menjaga asupan PROTEIN bagi buah hati melalui ASI. ASI akan memberikan PROTEIN yang dapat mempercepat proses penyembuhan birthmark, khususnya penyusutan hemangioma, serta menunjang pertumbuhan awal bayi. Untuk itu, jaga produksi ASI dengan mengonsumsi makanan bernutrisi dan susu khusus ibu menyusui.
Sama seperti bayi, Ibu juga memerlukan asupan nutrisi dalam kadar seimbang untuk menjaga kuantitas maupun kualitas ASI. Asupan PROTEIN membantu memberikan energi untuk menyusui, sedangkan kalsium menjaga kesehatan jantung Ibu agar tetap bugar dalam menyusui. Vitamin juga membantu daya tahan tubuh agar tetap prima selama masa laktasi yang menguras energi Ibu ini.
Selain untuk mencukupi kebutuhan nutrisi Ibu, peran susu juga diperlukan untuk memperlancar ASI. PRENAGEN lactamom, susu untuk mendukung kebutuhan pasca melahirkan dan menyusui, hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Dilengkapi dengan PROTEIN serta vitamin B2 & B12 untuk bantu membuat ASI Deras & Berkualitas. PRENAGEN lactamom membantu melancarkan produksi ASI sekaligus memberikan energi untuk aktivitas sehari-hari. Di dalamnya pun terdapat pula kandungan DHA dan omega-3 yang sangat baik untuk perkembangan otak bayi. Susu ini juga sudah melalui uji klinis, sehingga aman Ibu konsumsi sehari-hari sebagai minuman pendukung laktasi. Kandungan nutrisi yang lengkap mendukung ASI berkualitas untuk membantu regenerasi kulit bayi dari birthmark-nya.
Untuk Ibu menyusui, pastikan pilih produk susu yang tepat dan khusus untuk mendukung proses laktasi. Jangan keliru membeli susu hamil ya, Bu. Kenali perbedaannya di sini: Perbedaan Kandungan PRENAGEN mommy dan lactamom.
Sumber: