Menjadi Ibu baru adalah sebuah anugerah besar. Akan ada banyak hal baru menanti kala Ibu sudah berhasil membawa Buah Hati lahir ke dunia. Umumnya, tantangan yang kerap dihadapi seorang Ibu setelah persalinan adalah memikirkan kecukupan ASI untuk si mungil yang baru lahir. Ada saja rasa khawatir yang kerap kali membuat Ibu menyalahkan diri saat ASI baru bisa diproduksi dalam jumlah sedikit.
ASI sedikit bagi Ibu belum tentu sedikit bagi Buah Hati. Sebab, nilai kecukupan ASI tidak dilihat dari volumenya, melainkan pada bagaimana reaksi bayi setelah meminum sejumlah asupan tersebut. Setiap bayi punya kebutuhan ASI-nya masing-masing, begitu pula bagi newborn. Kenali takaran ASI newborn yang tepat untuk Buah Hati sebagai wawasan baru sekaligus obat bagi rasa khawatir Ibu.
Ketahuilah bahwa pada hari-hari awal kelahirannya, volume lambung bayi sangatlah kecil, yakni hanya seukuran kelereng atau buah ceri. Dengan ukuran lambung sekecil itu, kebutuhan ASI baginya tidak akan banyak. Bahkan, kolostrum atau cairan berwarna emas kaya nutrisi yang Ibu produksi di awal masa menyusui sudah lebih dari cukup untuk mencukupi semua kebutuhan newborn pada saat itu.
Mengenai takaran ASInya, berikut perkiraan volume ASI bagi newborn dalam sekali menyusui sesuai usianya.
Tidak semua bayi membutuhkan jumlah ASI yang sama. Ada banyak faktor yang memengaruhi kebutuhan ASI, dan memahami hal ini akan membantu Ibu merasa lebih tenang dalam perjalanan menyusui.
Bayi yang lahir dengan berat badan lebih besar umumnya membutuhkan ASI lebih banyak dibandingkan bayi dengan berat lahir lebih kecil. Ini wajar karena tubuh mereka memerlukan lebih banyak energi untuk berfungsi. Hal yang bisa Ibu fokuskan adalah memastikan pertumbuhan bayinya stabil dan sesuai dengan grafik pertumbuhan WHO. Jadi, bukan tentang berapa banyak ASI yang diminum, tetapi apakah berat badan bayi bertambah secara konsisten sesuai kurva pertumbuhannya.
Faktor lain yang menentukan takaran ASI ideal bagi Buah Hati adalah usia. Kebutuhan ASI berubah drastis seiring bertambahnya usia bayi. Di minggu-minggu pertama, Ibu akan melihat peningkatan kebutuhan ASI yang cukup pesat karena bayi sedang dalam masa pertumbuhan cepat. Namun setelahnya, kebutuhan ASI akan mulai stabil sampai bulan keenam, kecuali jika Buah Hati sedang memasuki masa growth spurts (tubuh bayi tumbuh lebih cepat dari normalnya). Bayi akan menyesuaikan sendiri berapa banyak ASI yang mereka butuhkan di setiap tahap perkembangannya.
Perlu Ibu garis bawahi juga kalau kebutuhan menyusui adalah demand. Menyusui sesuai permintaan atau on demand jauh lebih penting daripada mengikuti jadwal kaku. Setiap kali bayi menunjukkan tanda lapar, seperti menggerakkan mulut, mengisap tangan, atau memutar kepala mencari payudara, itulah waktu yang tepat untuk menyusui.
Menyusui adalah contoh dari prinsip supply and demand. Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak pula ASI yang diproduksi oleh tubuh Ibu. Jadi, jangan khawatir ASI kurang saat bayi sedang ingin sering menyusu, terutama di usia minggu-minggu awal. Ini justru membantu memicu produksi ASI yang melimpah sesuai kebutuhan konsumen yang dalam hal ini adalah Buah Hati Ibu.
Daripada terus-menerus mengkhawatirkan berapa angka mililiter ASI yang tersedia untuk bayi, lebih baik Ibu fokus pada indikator-indikator lain yang jauh lebih konkret. Tanda-tanda berikut ini bisa langsung Ibu amati di rumah dan menjadi cara valid mengetahui apakah Buah Hati mendapatkan cukup ASI.
Buah hati yang terhidrasi dengan baik menandakan bahwa asupan ASI tercukupi. Tanda ia terhidrasi dengan baik bisa dilihat dari warna urine bening dan jumlah popok yang dihabiskan selama 24 jam. Bayi bisa menghabiskan lebih dari 6 popok dalam sehari.
Selain itu, asupan ASI yang baik dapat mendukung kesehatan pencernaan Buah Hati. Tanda dari pencernaannya baik, dalam hal ini, adalah feses bayi berwarna kekuningan dengan tekstur berbutir yang keluar secara rutin. Di hari-hari awal, Ibu mungkin akan melihat feses berwarna hitam kehijauan (mekonium). Namun, warna tersebut akan berubah menjadi kuning setelah ASI mulai masuk dengan baik.
Cobalah mencatat jumlah popok basah dan kotor di hari-hari awal pasca kelahirannya sebagai panduan objektif. Tips ini akan menambah keyakinan Ibu bahwa bayi memang mendapat cukup asupan ASI.
Bayi yang kenyang akan menunjukkan reaksi puas, rileks, hingga membuatnya tertidur. Saat bangun pun, bayi akan terlihat aktif dan waspada, tidak lesu atau mengantuk berlebihan. Kulitnya juga akan terasa elastis dan kenyal saat dicubit lembut.
Pada saat bayi menyusu, ia akan melakukan gerakan rahang yang aktif dan terdengar suara menelan yang jelas, seperti "gluk gluk" kecil. Suara menelan ini adalah tanda ASI benar-benar mengalir ke dalam perut bayi.
Pertambahan berat badan yang stabil dan sesuai grafik pertumbuhan anak seusianya adalah indikator bahwa ia mendapat cukup ASI. Setelah turun berat badan pada hari-hari awal (ini normal, asalkan tidak turun lebih dari 10% dari berat lahir), bayi seharusnya kembali ke berat lahir dalam 2 minggu pertama. Setelah itu, bayi umumnya akan bertambah sekitar 150-200 gram per minggu pada tiga minggu pertama.
Selama minggu-minggu awal setelah kelahirannya, Ibu perlu mencatat pertumbuhan bayi secara rutin, misalnya seminggu sekali di awal, kemudian sebulan sekali. Lalu, bandingkan dengan kurva pertumbuhan yang direkomendasikan dokter atau bidan. Pada intinya, bayi yang cukup ASI akan mencapai tonggak perkembangan sesuai usianya.
Indikator bayi cukup asupan susu juga bisa diamati dari kondisi payudara ibunya. Setiap selesai menyusu, payudara akan terasa lebih lunak atau "kosong" dibandingkan sebelum menyusui. Ini menandakan bahwa bayi berhasil mengosongkan payudara dengan baik.
Ibu tidak seharusnya merasakan nyeri hebat atau puting lecet parah saat sesi menyusui berlangsung. Sedikit tidak nyaman di awal adalah normal, tapi rasa sakit yang intens biasanya menandakan pelekatan yang kurang tepat. Saat ASI mulai mengalir deras, Ibu mungkin juga merasakan sensasi kesemutan atau seperti tertusuk jarum kecil di payudara. Sensasi ini disebut let-down reflex, sebuah tanda alami bahwa ASI sedang "turun" atau mengalir dengan baik.
Alih-alih khawatir Buah Hati tak cukup asupan susu, Ibu salurkan energi dari overthinking ke mengambil tindakan proaktif untuk mendukung produksi dan transfer ASI secara optimal. Susui bayi setiap kali ia menunjukkan tanda lapar tanpa menunggu jadwal tertentu. Cobalah untuk menyusui sebelum bayi menangis karena menangis adalah tanda bahwa si kecil sudah sangat lapar.
Selama sesi menyusu, biarkan bayi mengosongkan satu payudara sepenuhnya sebelum pindah ke payudara lain. Ini karena ASI yang keluar di akhir sesi (hindmilk) jauh lebih kaya kalori dan lemak dibandingkan ASI yang keluar di awal (foremilk). ASI awal lebih encer dan berfungsi untuk menghilangkan haus, sementara ASI akhir yang lebih kental akan mengenyangkan dan mendukung pertumbuhannya. Jadi, biarkan bayi menyusu sampai ia melepaskan sendiri payudara pertama sebelum menawarkan payudara kedua.
Produksi ASI butuh banyak energi. Demi menjamin produksi ASI selalu mencukupi, asupan kalori dan nutrisi bagi Ibu juga harus terpenuhi. Bukan hanya tentang kuantitas kalori, tetapi juga kualitas nutrisi yang Ibu konsumsi. Fokus penuhi asupan, seperti zat besi untuk mencegah anemia; kalsium guna memelihara kepadatan tulang Ibu dan kesehatan tulang bayi; omega-3 sebagai kebutuhan pokok bagi otak; dan PROTEIN sebagai pembangun jaringan tubuh dan pendukung lancarnya produksi air susu.
Indikator keberhasilan menyusui terletak bukan hanya pada takaran ASI bagi newborn, tetapi juga pada kualitas nutrisi yang Ibu konsumsi setiap hari. Tubuh Ibu memerlukan asupan nutrisi yang memadai untuk memproduksi ASI yang kaya dan bergizi untuk Buah Hati.
Tidak selalu mudah untuk memenuhi semua kebutuhan nutrisi dari makanan sehari-hari, terutama di tengah kesibukan merawat bayi. Oleh karena itu, banyak ibu menyusui memilih untuk melengkapi asupan nutrisinya dengan susu khusus yang diformulasikan secara khusus untuk mendukung produksi dan kualitas ASI.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai nutrisi khusus yang dapat mendukung Ibu dan Buah Hati selama masa menyusui? Ibu bisa membaca tentang khasiat susu PRENAGEN lactamom.
Referensi: