Kehamilan Ektopik : Gejala, Penyebab, Serta Resikonya

Ditulis oleh: Amicis

Kehamilan Ektopik : Gejala, Penyebab, Serta Resikonya

Proses kehamilan selalu berawal dari sel telur yang dibuahi oleh sperma. Dalam prosesnya, sel telur yang sudah dibuahi akan berada di saluran sel telur atau tuba falopi selama setidaknya 3 hari, sebelum akhirnya akan dilepas ke rahim. Dalam rahim ini lah, sel telur yang sudah dibuahi akan terus berkembang hingga waktunya ia lahir. Namun, hal ini tentu akan berbeda dengan kehamilan ektopik. 

 

Ibu mungkin sudah pernah mendengar mengenai kehamilan ektopik. Nah kehamilan ektopik ini sendiri adalah kondisi dimana sel telur yang sudah dibuahi bukannya akan menempel pada dinding rahim, namun ia akan menempel pada organ lainnya. Organ yang sering ditempeli oleh sel telur ini ialah tuba falopi sendiri. 

 

Di samping tuba falopi adapun beberapa organ yang disinggahi sel telur adalah indung telur, serviks (leher rahim), atau bahkan di rongga perut. Sehingga kehamilan ektopik ini biasa disebut juga dengan kehamilan di luar kandungan. Kondisi embrio saat kehamilan ektopik ini bisa diprediksi tak akan dapat berkembang menjadi janin lantaran tuba falopi tidak cukup besar untuk menunjang perkembangan embrio. 

 

Mengutip dari laman National Library of Medicine, kasus ektopik ini cukup umum terjadi, dan setidaknya 1 dari 50 wanita hamil mengalami kehamilan ektopik. Kondisi ini juga seringnya terjadi beberapa minggu awal masa kehamilan. Kehamilan ektopik merupakan situasi serius yang bisa membahayakan kesehatan Ibu. 

 

Pasalnya, sel telur yang tumbuh di luar rahim ini kemungkinan besar tak akan dapat bertahan hidup. Malahan, sel telur akan menempel di jaringan yang ia tempati dan menghancurkan jaringan tersebut. Hal ini bisa mengakibatkan Ibu mengalami pendarahan internal dan bahkan infeksi. 

 

Bukanlah hal yang mudah untuk mempertahankan buah hati pada kondisi kehamilan ektopik, sehingga seringnya Ibu perlu untuk menggugurkan kandungan. Oleh karenanya, Ibu sebaiknya waspada dan mengetahui tanda kehamilan ektopik sedini mungkin guna mencegah efek samping yang bisa membahayakan kesehatan Ibu. 

 

Penyebab Kehamilan Ektopik

Memang masih belum bisa diketahui dengan akurat apa yang bisa mengakibatkan kehamilan ektopik ini. Akan tetapi, kehamilan ektopik kerap kali dikaitkan dengan kerusakan yang terjadi pada tuba falopi. Adapun penyebabnya antara lain adalah:

  • Terdapat peradangan atau bahkan infeksi di saluran tuba falopi yang dikarenakan prosedur bedah ataupun penyakit pada saluran tuba yang bisa menyebabkan tuba falopi tersumbat sebagian atau seluruhnya
  • Pernah melakukan operasi di daerah panggul atau pada saluran tuba yang berujung mengakibatkan perlengketan
  • Jaringan parut pada saluran tuba yang disinyalir menghambat gerakan sel telur.
  • Kondisi media yang mempengaruhi kondisi serta bentuk organ reproduksi dan tuba falopi 
  • Adanya pertumbuhan abnormal atau cacat bawaan lahir yang mengakibatkan bentuk saluran tuba memiliki kelainan.
  • Hormon yang tidak seimbang sehingga mengakibatkan kelainan pada tuba falopi.
  • Infeksi klamidia
  • Pertumbuhan janin yang cukup abnormal, atau adanya cacat janin yang mengakibatkan pembuahan tidak menempel pada dinding rahim 

 

Baca juga: Ibu Siap-siap! Ini 8 Ciri Gerakan Janin Sudah Masuk Panggul

 

Faktor Resiko Kehamilan Ektopik 

Kehamilan ektopik ini beresiko dialami oleh setiap wanita yang sudah aktif secara seksual. Meski demikian, ada beberapa faktor yang mungkin saja meningkatkan resiko kehamilan ektopik ini, seperti :

  • Sudah pernah mengalami kondisi kehamilan ektopik 
  • Berusia di atas 35 tahun ketika mengandung
  • Mengalami keguguran lebih dari sekali 
  • Mengidap penyakit menular seksual, seperti klamidia atau gonore
  • Mempunyai riwayat radang panggul serta endometriosis
  • Pernah menjalani prosedur operasi pada area panggul maupun perut 
  • Pernah menjalani pengobatan terkait dengan problema kesuburan
  • Tengah menggunakan intrauterine device (IUD) atau kontrasepsi jenis spiral
  • Mempunyai kebiasaan merokok

 

Ciri Ciri Kehamilan Ektopik

Tanda kehamilan ektopik hampir tak berbeda dengan tanda kehamilan pada umumnya. Gejalanya pun serupa, mulai dari mual, nyeri di area payudara, dan tes kehamilan bisa saja menunjukan hasil positif. Di awal, kehamilan ini juga tidak akan menimbulkan gejala yang spesifik. Namun seiring dengan usia kandungan yang membesar, maka akan muncul gejala lain yang mengindikasikan kehamilan ektopik, yakni:

  • Rasa sakit di salah satu sisi perut bagian bawah 
  • Adanya rasa sakit atau tekanan pada anus ketika buang air besar
  • Tidak nyaman saat buang air kecil 
  • Pendarahan ringan dari vagina
  • Rasa nyeri yang cukup hebat di perut yang disertai dengan pendarahan dari vagina
  • Kepala terasa pusing
  • Nyeri bahu
  • Detak jantung cepat
  • Kaki dan tangan terasa dingin
  • Mata berkunang-kunang atau pandangan mata terasa kabur
  • Wajah menjadi pucat

 

Pada tahap lanjut dalam gejala kehamilan ektopik, gejala yang dirasakan terkadang bisa hampir serupa dengan gejala usus buntu.

 

Penanganan Kehamilan Ektopik 

Orang hamil yang mengalami pendarahan ringan dari vagina apalagi bila disertai dengan nyeri di area perut dan panggul sebaiknya segera memeriksakan kandungannya ke dokter. Apalagi bila memang Ibu mengidap kehamilan ektopik. Karena gejala tersebut bisa saja menjadi indikasi tuba falopi yang pecah akibat kehamilan ektopik

 

Selain itu, telur yang dibuahi tak akan mampu bertahan hidup di luar rahim, sehingga, jaringan ini harus diangkat supaya Ibu bisa terhindari dari bahaya komplikasi yang mungkin saja bisa berakibat serius. Umumnya ada beberapa cara yang akan dilakukan guna menangani kehamilan ini, antara lain:

Mengonsumsi Obat

Apabila kehamilan ektopik sudah terdeteksi sejak awal dan belum mengakibatkan robekan ataupun pendarahan pada lokasi menempelnya embrio, maka kondisi ini bisa ditangani dengan suntikan methotrexate. Obat ini memiliki peran dalam menghentikan serta menghancurkan sel yang sudah terbentuk. 

 

Sesudahnya, dokter biasanya akan memantau kadar HCG (human chorionic gonadotropin) secara berkala. Bila kadar HCG masih tinggi, maka Ibu akan diberikan suntikan ulang. Apabila Ibu mengalami gejala yang serupa dengan keguguran seperti perut kram, adanya pendarahan, serta jaringan yang keluar dari vagina, maka ini merupakan indikasi bahwa obat ini sudah bekerja secara efektif. 

Tindakan Operasi 

Embrio yang sudah terlanjur menempel pada tuba falopi ataupun lokasi lainnya akan diangkat dan diperbaiki bila memang memungkinkan. Tindakan operasi akan dilaksanakan dengan 2 metode berikut:

 

  • Operasi Laparoskopi

 

Salah satu pilihan untuk mengatasi kehamilan ektopik ini adalah dengan mengoperasi lubang kunci (laparoskopi). Melalui tindakan ini, dokter akan mengambil jaringan ektopik beserta dengan bagian tuba falopi tempat jaringan ektopik tersebut menempel. Bila memang memungkinkan, bagian tuba falopi tersebut bisa diperbaiki tanpa harus diambil. Hal ini bisa meningkatkan kemungkinan Ibu untuk hamil kembali di kemudian hari. 

 

  • Operasi Laparotomi

 

Bagi Ibu yang kasus kehamilan ektopiknya sudah berdampak serius, maka untuk menangani pendarahan berat yang disebabkan kondisi ini, dokter akan melakukan tindakan laparotomi. Pada prosedur ini, dokter akan membuat sayatan besar di perut sebagai salah satu upaya mengangkat jaringan ektopik serta tuba falopi yang sudah pecah. 

 

Baca juga: Cara Tepat Jaga Kesehatan Ibu Hamil dan Bayi

 

Sebagian besar wanita yang mengalami kondisi ini seringnya bisa hamil normal dan sehat di masa mendatang. Meskipun dokter harus mengangkat salah satu saluran tuba falopi yang rusak, saluran tuba lainnya masih tetap bisa berfungsi secara normal serta bisa membantu proses kehamilan. 

 

Akan tetapi bila kehamilan ektopik ini diakibatkan oleh infeksi ataupun penyakit menular seksual, maka pengobatan dengan mengonsumsi obat ataupun tindakan perawatan niscaya bisa membantu untuk mengatasinya. Namun, bila kasus ektopik yang terjadi diakibatkan oleh dietilstilbestrol (DES) maka kemungkinan untuk hamil normal kembali akan menjadi sulit. 

 

Kehamilan ektopik memang tak dapat diprediksi maupun dicegah, tapi, yang bisa Ibu lakukan adalah mengurangi resiko terjadinya kehamilan ektopik ini. Adapun cara simpel yang bisa Ibu terapkan adalah 

  • Menghindari perilaku seks yang beresiko. Misalnya, bergonta ganti pasangan seks tanpa menggunakan kondom 
  • Menghindari rokok sejak sebelum hamil 

Ibu yang tengah mengandung amat sangat dianjurkan untuk melakukan tes darah serta USG secara rutin untuk memantau kesehatan Buah Hati dan Ibu. Pemeriksaan yang rutin ini dapat menemukan anomali ataupun hal yang tak biasa lainnya yang mungkin saja bisa berdampak serius.


Pastikan juga untuk menerapkan pola hidup sehat agar resiko kehamilan ektopik ini bisa dihindari ya, Bu. pastikan kecukupan nutrisi harian Ibu serta Buah Hati selalu terpenuhi, jangan lupa untuk melengkapi kebutuhan gizi Ibu dengan rutin minum Prenagen Emesis agar kesehatan Ibu dan Buah Hati selalu terjaga.