Masa awal kehamilan memang penuh kebahagiaan, namun juga bisa menimbulkan kecemasan. Salah satu kondisi yang mungkin terjadi adalah blighted ovum, yaitu saat meski Ibu merasa hamil, tidak ada janin yang berkembang dalam rahim. Kondisi ini sering kali membuat Ibu merasa bingung dan khawatir, karena tubuh masih menunjukkan gejala kehamilan.
Blighted ovum, atau yang sering disebut kehamilan kosong, terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi dan menempel pada dinding rahim tidak berkembang menjadi embrio. Meskipun kantung kehamilan terbentuk, embrio di dalamnya tidak ada, yang menyebabkan keguguran di awal masa kehamilan. Pada dasarnya, tubuh Ibu mengenali bahwa terjadi kelainan dan secara otomatis menghentikan perkembangan kehamilan.
Saat mengalami blighted ovum, ada beberapa ciri-ciri yang bisa Ibu rasakan. Biasanya, Ibu akan mengalami:
Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter kandungan jika Ibu merasa ada gejala-gejala seperti ini, terutama jika sudah terjadi pendarahan atau kram yang terasa tak biasa.
Blighted ovum sering kali disebabkan oleh masalah kromosom pada sel telur atau sperma yang mengakibatkan pembelahan sel yang tidak sempurna. Kondisi ini bisa terjadi secara alami dan sering kali sulit untuk dicegah. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya blighted ovum antara lain:
Usia Ibu yang lebih tua, terutama di atas 35 tahun, dapat meningkatkan risiko kelainan kromosom pada sel telur. Seiring bertambahnya usia, kualitas telur yang diproduksi tubuh Ibu pun menurun, yang dapat memengaruhi kemungkinan terjadinya blighted ovum. Pada usia yang lebih tua, risiko terjadinya kelainan genetik semakin tinggi, karena sel telur yang sudah lebih lama dalam tubuh berisiko mengalami mutasi genetik.
Blighted ovum juga sering terjadi apabila kualitas salah satu sel reproduksi, baik telur maupun sperma, tidak optimal. Sel telur atau sperma dengan kualitas buruk dapat mengalami pembelahan sel yang tidak sempurna, sehingga embrio tidak dapat berkembang. Hal ini sering kali terjadi akibat masalah genetik atau faktor lain seperti paparan zat berbahaya, pola makan yang buruk, atau gaya hidup yang tidak sehat.
Beberapa kondisi medis dapat meningkatkan risiko blighted ovum, seperti diabetes yang tidak terkontrol, gangguan hormonal, atau infeksi pada tubuh Ibu. Kondisi-kondisi ini dapat mengganggu proses pembuahan dan pembelahan sel yang diperlukan untuk perkembangan embrio yang sehat.
Oleh karena itu, Ibu yang memiliki kondisi medis seperti ini disarankan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter guna memantau kesehatan tubuh dan memastikan kehamilan berjalan dengan baik.
Kehamilan kosong atau blighted ovum sebenarnya jarang menimbulkan bahaya langsung bagi kesehatan Ibu, namun bisa menjadi pengalaman yang emosional dan mental yang berat. Keguguran dini ini sering kali membawa perasaan kehilangan yang mendalam, meskipun banyak ibu merasa bingung karena tubuhnya masih menunjukkan tanda-tanda kehamilan.
Selain itu, apabila pendarahan berlanjut atau terjadi infeksi setelah keguguran, Ibu perlu segera mencari perawatan medis. Infeksi yang tidak ditangani bisa memengaruhi kesuburan dan kesehatan reproduksi Ibu. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti petunjuk medis dengan seksama dan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan kondisi tubuh kembali normal.
Sayangnya, pada kasus blighted ovum, tidak ada embrio yang berkembang dalam kantung kehamilan. Meskipun kantung kehamilan terus berkembang, tidak ada bayi yang bisa tumbuh atau berkembang di dalamnya. Setelah kehamilan kosong terdeteksi, kehamilan tersebut akan berakhir dengan keguguran atau harus dibersihkan dengan prosedur medis.
Namun, meskipun blighted ovum menyebabkan keguguran pada kehamilan pertama, Ibu tidak perlu khawatir. Sebagian besar wanita yang mengalami blighted ovum akan melanjutkan kehamilan yang sehat pada siklus berikutnya. Ibu bisa menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan bergizi, beristirahat cukup, dan melakukan pemeriksaan medis rutin.
Meskipun blighted ovum sering terjadi akibat kelainan kromosom yang tidak dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat Ibu lakukan untuk meningkatkan kesehatan tubuh dan mengurangi risiko terjadinya kondisi ini di kehamilan berikutnya. Berikut beberapa cara yang bisa Ibu lakukan:
Mengonsumsi makanan bergizi yang kaya akan vitamin, mineral, dan asam folat sangat penting untuk mendukung kesehatan sel telur dan sperma. Ibu bisa mengonsumsi sayuran hijau, buah-buahan, protein sehat, dan biji-bijian untuk memastikan tubuh mendapatkan nutrisi yang cukup. Terkait pola makan selama kehamilan, yuk cari tahu selengkapnya di sini: Ngidam Saat Hamil, Apakah Harus Selalu Dituruti?
Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol dapat menurunkan kualitas sel telur dan sperma, yang berisiko memengaruhi kehamilan. Menghindari kedua hal ini dapat membantu Ibu menjaga kesehatan reproduksi dan mengurangi risiko keguguran.
Stres berlebihan dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Ibu disarankan untuk menjalani aktivitas yang menenangkan, seperti yoga, meditasi, atau berjalan kaki, untuk menjaga kondisi fisik dan mental tetap sehat.
Jika Ibu memiliki riwayat kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau gangguan hormonal, penting untuk mengonsultasikan kondisi tersebut dengan dokter. Menjaga kondisi medis agar tetap terkontrol dapat membantu mengurangi risiko keguguran dan masalah lainnya selama kehamilan.
Berat badan yang sehat sangat berpengaruh terhadap kesuburan dan kesehatan kehamilan. Ibu disarankan untuk menjaga berat badan dalam kisaran yang sehat melalui pola makan yang tepat dan olahraga teratur. Berat badan yang terlalu rendah atau tinggi bisa meningkatkan risiko masalah kehamilan, termasuk blighted ovum.
Pemeriksaan rutin dengan dokter kandungan sangat penting untuk memastikan kondisi tubuh Ibu dan kehamilan tetap sehat. Dokter dapat memberikan saran lebih lanjut mengenai persiapan kehamilan dan tindakan preventif yang perlu dilakukan.
Selain itu, sebagai persiapan untuk kehamilan sehat berikutnya, Ibu bisa mulai mencari tahu informasinya di sini: 5 Tips Persiapan Menyusui Sejak Masa Kehamilan. Pengalaman kehamilan kosong memang tidak mudah, tetapi Ibu tidak sendirian. Banyak Ibu yang mengalami hal serupa dan kemudian berhasil hamil kembali dengan sehat. Untuk mendukung kesehatan tubuh selama kehamilan berikutnya, sangat penting bagi Ibu untuk mengonsumsi nutrisi-nutrisi penting seperti PROTEIN, asam folat, kalsium, zat besi, dan berbagai vitamin. Cari tahu penjelasan dan sumber makanannya di sini: Kebutuhan Nutrisi untuk Ibu Hamil yang Wajib Dipenuhi.