Kista Ovarium Bisa Hamil? Asal Tahu Penanganannya

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Kista Ovarium Bisa Hamil? Asal Tahu Penanganannya

Kista ovarium adalah pertumbuhan sel berbentuk kantung berisi cairan pada indung telur yang sering kali bersifat jinak dan bisa terjadi secara alami selama siklus menstruasi. Meskipun demikian, pada sebagian wanita, kondisi ini dapat berkembang menjadi lebih serius dan menimbulkan gangguan kesuburan, terutama jika terkait dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS).

PCOS merupakan kondisi yang ditandai oleh banyaknya kista kecil di ovarium yang mengganggu proses ovulasi. Selain itu, keberadaan kista juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang berdampak pada siklus menstruasi dan kesuburan. Oleh karena itu, penting bagi perempuan untuk memahami faktor risiko dan jenis kista yang mungkin muncul agar dapat melakukan pencegahan dan penanganan yang tepat sejak dini.

Apa Itu Kista Ovarium?

Kista ovarium muncul sebagai kantung atau benjolan berisi cairan pada ovarium. Warnanya biasanya kecoklatan dan dapat terjadi secara alami selama siklus menstruasi. Banyak kasus kista bersifat fungsional dan akan menghilang dalam beberapa bulan tanpa penanganan khusus. Namun, beberapa kasus kista berkembang secara patologis dan memerlukan intervensi medis. 

Gejala kista bisa berupa nyeri panggul, perut terasa penuh, atau gangguan siklus menstruasi. Jika ukuran kista membesar atau menimbulkan keluhan berkelanjutan, pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan konsultasi dengan dokter kandungan sangat dianjurkan untuk memastikan kondisi lebih lanjut.

Prevalensi pada Perempuan Usia Subur

Di Indonesia, prevalensi kista ovarium mencapai 37,2%, dengan mayoritas kasus ditemukan pada wanita usia 31–50 tahun. Pada wanita yang belum menopause, sebagian besar kista masih bersifat jinak. Namun, risiko berkembang menjadi kanker meningkat setelah menopause. Pada tahap ini, kista kerap tidak terdeteksi hingga menyebabkan pembesaran perut atau nyeri hebat.

Penting bagi perempuan usia subur untuk melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara berkala. Pemeriksaan ini membantu mendeteksi kista sejak dini, sehingga pengobatan dapat dilakukan sebelum berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Faktor gaya hidup, hormon, dan riwayat kesehatan keluarga turut berperan dalam kemunculan kista, sehingga pemantauan dan pencegahan harus dilakukan secara menyeluruh.

Jenis-Jenis Kista Ovarium

Jenis kista ovarium terbagi menjadi dua kategori utama, yakni kista fungsional dan kista patologis. Meskipun sama-sama berbentuk kantung berisi cairan di ovarium, kedua jenis ini memiliki karakteristik, penyebab, serta penanganan yang berbeda. Penting bagi Ibu untuk memahami perbedaan keduanya agar dapat mengenali gejala sejak dini dan menentukan langkah penanganan yang tepat.

Kista Fungsional

Jenis ini paling umum dan berkembang sebagai bagian dari siklus menstruasi. Kista ini biasanya tidak berbahaya dan dapat menghilang tanpa perawatan dalam beberapa minggu. Kista fungsional terbentuk saat folikel ovarium gagal melepaskan sel telur atau setelah pelepasan sel telur, di mana folikel tidak larut sepenuhnya. Meskipun jarang menimbulkan gejala, dalam beberapa kasus kista ini bisa pecah dan menyebabkan nyeri panggul ringan.

Kista Patologis

Kista ini disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal di ovarium. Contohnya termasuk kista dermoid atau endometrioma. Kista patologis lebih jarang dan memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut karena berisiko menimbulkan komplikasi serius. 

Beberapa kista patologis bisa tumbuh besar dan menyebabkan tekanan pada organ disekitarnya atau menyebabkan torsi ovarium yang menyakitkan. Dalam beberapa kasus, tindakan operasi diperlukan untuk mengangkat kista dan mencegah kerusakan jaringan.

Dampak Kista terhadap Kesuburan

Umumnya, kista ovarium berjenis fungsional tidak mempengaruhi kesuburan Ibu. Namun, pada beberapa kasus, misalnya pada jenis kista patologis, masalah kesuburan dapat terjadi. Ini karena adanya indikasi polycystic ovarian syndrome (PCOS).

PCOS adalah sindrom yang terjadi pada ovarium, di mana terjadi pertumbuhan kista yang cukup banyak dan mengganggu proses pelepasan sel telur (ovulasi). Akibatnya, wanita pada usia subur (15–44 tahun) mengalami kesulitan untuk memperoleh keturunan. Untuk itu, penting juga mengenali penyebab susah hamil yang jarang Ibu ketahui yang bisa jadi berkaitan dengan gangguan hormon maupun kista.

Selain itu, PCOS dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan menstruasi yang tidak teratur. Ketidakseimbangan hormon akibat PCOS dapat membuat perencanaan kehamilan menjadi terhambat dan akan mengganggu kondisi psikologis Ibu. Apabila Ibu yang menderita PCOS berhasil hamil, Ibu juga menghadapi risiko yang lebih besar untuk keguguran maupun mengalami persalinan spontan yang prematur.

Langkah Penanganan untuk Mengobati Kista Ovarium

Penanganan kista ovarium tergantung pada jenis dan ukuran kista serta gejala yang dialami. Kista fungsional biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus dan hanya perlu dipantau melalui pemeriksaan rutin. Namun, kista patologis atau kista yang menyebabkan keluhan tertentu bisa memerlukan tindakan medis.

Dalam beberapa kasus, dokter akan meresepkan terapi hormonal untuk menyeimbangkan siklus menstruasi dan mencegah pembentukan kista baru. Jika kista berukuran besar atau tidak kunjung hilang, tindakan laparoskopi atau pembedahan bisa dilakukan untuk mengangkat kista tanpa merusak ovarium. Tujuannya adalah mempertahankan fungsi ovarium agar kesuburan tetap terjaga.

Program Hamil untuk Penderita Kista Ovarium

Meski memiliki kista ovarium, peluang hamil tetap ada, terutama jika kista ditangani dengan baik. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan akan dijelaskan pada bagian berikut ini:

Konsultasi Rutin dengan Dokter Kandungan

Pemantauan kondisi ovarium dan fungsi ovulasi sangat penting bagi wanita dengan riwayat kista. Dengan berkonsultasi secara berkala, dokter dapat memberikan rekomendasi terapi yang sesuai, termasuk perencanaan program hamil berdasarkan kondisi medis terkini.

Nutrisi Penunjang Kesuburan

Asupan protein dan asam folat sangat membantu dalam mendukung sistem reproduksi yang sehat. Protein membantu memperkuat jaringan tubuh, termasuk sistem hormon dan organ reproduksi, sementara asam folat penting untuk mendukung pembuahan dan perkembangan awal janin.

Gaya Hidup Sehat

Menjaga berat badan ideal, mengurangi konsumsi gula, dan berolahraga secara teratur dapat membantu menyeimbangkan hormon dan meningkatkan kemungkinan ovulasi. Perubahan gaya hidup sederhana ini terbukti efektif dalam mengatasi gejala PCOS.

Bantuan Medis seperti Inseminasi atau IVF

Jika metode alami tidak berhasil dan kista mengganggu ovulasi, teknologi reproduksi berbantu seperti inseminasi intrauterin (IUI) atau fertilisasi in vitro (IVF) dapat menjadi solusi. Metode ini sangat disarankan jika hambatan kehamilan disebabkan oleh PCOS atau gangguan ovulasi lainnya.

Dukungan Nutrisi untuk Kesehatan Ovarium

Untuk menjaga kesehatan ovarium, sangat penting bagi Ibu untuk menjalankan pola makan yang sehat dan mengonsumsi nutrisi yang tepat. Mengonsumsi makanan yang kaya akan protein dapat membantu Ibu menjalani aktivitas fisik sehari-hari dan terhindar dari PCOS. Nutrisi lain yang juga penting untuk persiapan kehamilan adalah asam folat, yang mendukung perkembangan janin sehat dan mengurangi risiko keguguran setelah hamil.

Baik protein maupun asam folat dapat Ibu peroleh dari PRENAGEN esensis. PRENAGEN esensis diformulasikan secara khusus untuk wanita yang sedang merencanakan kehamilan. Dilengkapi dengan vitamin dan mineral penting lainnya, susu ini menjadi pendamping terbaik bagi Ibu yang ingin menjaga kesehatan organ reproduksi dan mempersiapkan kehamilan dengan optimal. Mari kenali lebih lanjut tentang PRENAGEN esensis yang dapat mendukung kesehatan ovarium di sini: PRENAGEN esensis: Meningkatkan Kesehatan Organ Reproduksi.