Memahami Twin to Twin Transfusion Syndrome (TTTS)

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Memahami Twin to Twin Transfusion Syndrome (TTTS)

Saat menjalani kehamilan kembar identik, Ibu perlu tahu bahwa ada beberapa risiko yang bisa muncul, terutama bila kedua janin berbagi satu plasenta. Dalam kondisi seperti ini, penting untuk lebih waspada dan rutin memantau kehamilan bersama dokter. Salah satu komplikasi serius yang mungkin terjadi adalah sindrom transfusi pra kembar ke kembar, atau dikenal juga dengan istilah twin to twin transfusion syndrome (TTTS). Mungkin Ibu bertanya-tanya, apa itu sindrom transfusi pra kembar ke kembar?

Secara sederhana, TTTS adalah kondisi di mana aliran darah tidak seimbang antara kedua janin. Plasenta yang seharusnya menyalurkan nutrisi dan oksigen secara adil, justru membagikannya secara tidak merata. Akibatnya, satu janin bisa menerima terlalu banyak darah, sedangkan janin lainnya justru kekurangan, sehingga akan mengganggu pertumbuhan dan kesehatan keduanya.

Kenapa TTTS pada Kehamilan Kembar Bisa Terjadi? 

Jika Ibu sedang mengandung janin yang kembar identik, sindrom TTTS patut diwaspadai, terutama saat 2 calon bayi berbagi 1 plasenta, yang dikenal sebagai kehamilan monokorionik. Di dalam 1 plasenta ini, terdapat pembuluh darah yang saling terhubung. 

Masalah akan terjadi ketika sambungan antar pembuluh menyebabkan distribusi darah menjadi tidak seimbang. Satu janin, yang disebut sebagai kembar donor, mengalirkan darah ke saudaranya, sedangkan janin kembar resipien menerima darah dalam jumlah yang berlebihan. 

TTTS tidaklah muncul secara tiba-tiba, melainkan berkembang perlahan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, kehamilan kembar monokorionik memerlukan pemantauan yang lebih intensif, biasanya dengan USG rutin tiap satu hingga dua minggu sejak usia kehamilan 17 minggu. 

Ibu dengan sindrom ini mungkin akan lebih sering mengeluh perutnya tidak nyaman karena rahimnya membesar akibat terdapat 2 janin di dalamnya. Risikonya, ketubannya dapat pecah sewaktu-waktu, hingga ia dapat melahirkan prematur.

Pahami Tanda Awal yang Perlu Diwaspadai

Ketika hamil dengan 2 janin, ada baiknya Ibu lebih peka terhadap perubahan tubuh yang terjadi. Salah satu tanda awal dari sindrom TTTS adalah perut yang membesar terlalu cepat dibanding usia kehamilan. Ini bisa menjadi sinyal bahwa volume cairan ketuban meningkat secara tidak normal, terutama pada buah hati yang menjadi janin penerima. Perut yang membesar menyebabkan Ibu merasa tidak nyaman, dan mungkin saja berat badan Ibu akan meningkat lebih banyak daripada Ibu kembar lainnya.

Kondisi TTTS biasanya baru terlihat saat pemeriksaan USG rutin, terutama jika dokter menemukan adanya ketidakseimbangan cairan ketuban antara dua janin. Dalam pemeriksaan lanjutan, dokter dapat mengevaluasi lebih dalam dengan mengamati aliran darah, pengisian kandung kemih, serta ukuran masing-masing janin untuk memastikan diagnosis.

Jika Ibu merasa ada sesuatu yang berbeda, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Kepekaan terhadap perubahan tubuh adalah bentuk perlindungan terbaik untuk Ibu dan janin, termasuk untuk menghadapi risiko dari TTTS.

Membedakan Dampak TTTS pada Kedua Janin

Dalam kondisi sindrom TTTS, ketidakseimbangan aliran darah antara dua janin dapat berdampak serius bagi keduanya. Peredaran dari plasenta lebih sedikit pada janin pendonor. Akibatnya, ia memiliki volume darah yang rendah, yang berujung pada pertumbuhan yang lebih lambat dan penurunan jumlah cairan ketuban di dalam kandungannya. Ia akan menjadi jarang buang air kecil, sehingga lama-kelamaan kantung ketubannya bisa menyusut dan tali pusatnya akan tertekan, yang kemudian akan berdampak pada keselamatannya.

Di sisi lain, janin resipien (janin penerima) menerima sirkulasi darah yang terlalu banyak. Meskipun sekilas terdengar lebih baik, kenyataannya kelebihan volume darah dapat membebani jantungnya, sehingga janin ini dapat mengalami hipertensi dan gagal jantung. Tubuhnya akan memproduksi urin dalam jumlah berlebih, menyebabkan kantung ketuban membesar jauh melebihi normal, sehingga memicu kontraksi dini atau pecah ketuban.

Baik janin pendonor maupun resipien (janin penerima) sama-sama berada dalam bahaya jika TTTS tidak ditangani dengan tepat. Inilah sebabnya pemantauan yang rutin dan penanganan yang cepat akan membantu menjaga keselamatan keduanya. 

Penanganan Medis untuk TTTS

Ibu, jika mulai merasakan tanda-tanda yang mencurigakan selama kehamilan kembar identik, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter kandungan. Kewaspadaan Ibu bisa menjadi langkah awal yang sangat penting dalam mendeteksi sindrom TTTS. 

Bila sindrom ini terdeteksi, salah satu tindakan medis yang dapat dilakukan oleh tim dokter adalah prosedur fetoskopi laser. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan kamera kecil (fetoskop) ke dalam rahim, lalu menggunakan sinar laser untuk menutup pembuluh darah di plasenta yang berhubungan. Dengan cara ini, masing-masing janin memiliki sistem sirkulasi darahnya sendiri, sehingga tidak lagi saling tergantung satu sama lain.

Tindakan ini hanya bisa dilakukan oleh dokter spesialis di rumah sakit dengan fasilitas yang memadai. Prosedur ini biasanya direkomendasikan pada TTTS tingkat sedang hingga berat (stadium 2 ke atas). Paling efektif dilakukan pada usia kehamilan antara 16 hingga 26 minggu.

Setelah prosedur dilakukan, pemantauan ketat baik sebelum maupun sesudahnya sangatlah penting. Tim medis akan terus memeriksa perkembangan janin dan kondisi plasenta untuk memastikan semuanya berjalan dengan baik.

Kunci Sehat untuk Ibu dan Janin Kembar 

Mengandung janin yang kembar tentu membawa kebahagiaan, tetapi juga memerlukan asupan nutrisi yang lebih banyak dan seimbang dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Kedua janin membutuhkan dukungan nutrisi optimal untuk tumbuh sehat. Ibu juga memerlukan nutrisi untuk menjaga keseimbangan cairan, energi, dan fungsi plasenta selama masa kehamilan.

Makanan segar seperti sayur-mayur, buah-buahan, kacang-kacangan, dan ikan, sangat disarankan karena mengandung lebih banyak nutrisi alami dibanding makanan olahan. Mengatur pola makan dengan porsi kecil namun sering juga bisa membantu menjaga stamina dan mencegah mual berlebihan.

Nutrisi yang sangat dibutuhkan saat hamil adalah PROTEIN untuk menunjang pertumbuhan janin dan pembentukan serta pemeliharaan jaringan plasenta. Ibu juga butuh asam folat untuk membantu mencegah cacat tabung saraf dan mendukung perkembangan sistem saraf dan otak janin. Untuk memperkuat tulang sekaligus mendukung pembentukan tulang dan gigi bayi, asupan kalsium juga diperlukan. 

Zat besi, omega 3 juga penting untuk membantu perkembangan otak, mendukung sistem kekebalan tubuh, dan memenuhi nutrisi tubuh. Semua nutrisi ini bekerja sama untuk memastikan pertumbuhan janin tetap seimbang, fungsi plasenta berjalan optimal, dan Ibu tetap kuat menjalani hari-hari kehamilan. 

Memastikan asupan nutrisi yang optimal adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan sekaligus mendukung tumbuh kembang dua buah hati dalam kandungan. Menambahkan susu khusus untuk Ibu hamil dapat menjadi cara praktis dan efektif untuk memenuhi kebutuhan harian. Salah satu pilihan yang bisa Ibu pertimbangkan adalah susu PRENAGEN, yang dirancang khusus untuk mendukung kebutuhan nutrisi selama hamil, termasuk jika mengandung janin kembar. PRENAGEN mengandung berbagai nutrisi penting seperti PROTEIN, kalsium, zat besi, dan asam folat, yang dibutuhkan dalam jumlah lebih tinggi saat kehamilan ganda. 

Yuk, kenali lebih lanjut varian PRENAGEN tersebut di sini: Rekomendasi Susu PRENAGEN untuk Ibu Hamil.

 

Referensi:

  • Cleveland Clinic. Twin-to-Twin Transfusion Syndrome. Diakses pada 14 Juni 2025. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22985-twin-to-twin-transfusion-syndrome
  • Children’s Hospital of Philadelphia. Twin-Twin Transfusion Syndrome (TTTS). Diakses pada 14 Juni 2025. https://www.chop.edu/conditions-diseases/twin-twin-transfusion-syndrome-ttts
  • IVF Turkey. Nutrition and Twins: What to Eat for a Healthy Twin Pregnancy. Diakses pada 14 Juni 2025. https://ivfturkey.com/nutrition-and-twins-what-to-eat-for-a-healthy-twin-pregnancy/