Membaca Tanda Persalinan Melalui Kontraksi yang Teratur

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Membaca Tanda Persalinan Melalui Kontraksi yang Teratur

Persalinan adalah momen yang sangat penting bagi seorang Ibu. Setiap detiknya sangat berarti, dan persiapan yang matang sangat diperlukan, termasuk memahami durasi kontraksi yang bisa muncul mulai dari usia kehamilan 28 minggu. Dokter sering mengingatkan untuk lebih berhati-hati ketika kontraksi datang dengan interval 5 menit sekali, terutama menjelang masa kehamilan tua.

Sering kali, Ibu hamil bertanya-tanya apakah kontraksi yang terjadi berkaitan dengan pembukaan tertentu. “Jika kontraksi sudah 5 menit sekali, itu menandakan saya sudah mencapai pembukaan berapa?” Kebingungan ini kerap memicu rasa cemas. 

Namun dengan mengetahui cara menghitung kontraksi dan menyiapkan segala kebutuhan setelah melahirkan, Ibu akan lebih siap menjalani proses bersalin. Pada artikel ini, Ibu akan memahami tanda-tanda persalinan hingga cara pemulihan setelah persalinan, agar Ibu bisa melewati proses ini dengan lebih tenang dan nyaman.

Jenis-Jenis Kontraksi Rahim

Kontraksi rahim pada bumil dapat dibedakan menjadi 2 jenis utama, yaitu kontraksi Braxton Hicks dan kontraksi persalinan. Kontraksi Braxton Hicks sering disebut sebagai kontraksi palsu karena tidak menyebabkan pembukaan jalan lahir. 

Biasanya, kontraksi ini mulai dirasakan sejak usia kehamilan 28 minggu, berlangsung singkat, dan tidak teratur. Intensitasnya juga cenderung ringan dan dapat mereda dengan istirahat atau perubahan posisi. 

Sebaliknya, kontraksi persalinan terjadi menjelang kelahiran, umumnya dalam 2 hari sebelum proses bersalin dimulai. Kontraksi ini memiliki pola yang konsisten, terjadi setiap 5 menit sekali, dan berlangsung lebih lama serta lebih intens dibandingkan kontraksi palsu. Selain itu, kontraksi ini menyebabkan perubahan pada leher rahim, seperti pelebaran atau pembukaan jalur kelahiran, yang menandakan bahwa tubuh Ibu sedang bersiap untuk melahirkan. 

Memahami perbedaan antara kedua jenis kontraksi ini sangat penting agar calon Ibu dapat mengenali kapan harus bersiap menuju rumah bersalin. Jika terasa semakin intens, berkala, dan diikuti dengan indikasi kelahiran lainnya, segera hubungi tenaga medis atau menuju fasilitas kesehatan terdekat.

Cara Tepat untuk Menghitung Kontraksi

Menghitung kontraksi bisa dilakukan dengan mudah menggunakan stopwatch atau aplikasi penghitung kontraksi. Ada 3 hal utama yang perlu diperhatikan, yaitu frekuensi kontraksi, durasi, dan keteraturannya. Jika kontraksi mulai terasa lebih sering dan mengikuti pola yang berulang, kemungkinan besar Ibu sudah memasuki fase persalinan aktif. Sebaliknya, jika kontraksi tidak memiliki pola yang jelas atau tidak beraturan, itu bisa jadi hanya kontraksi palsu.

Cara menghitungnya cukup sederhana. Mulailah dengan mencatat kapan kontraksi pertama kali terjadi, lalu ukur durasinya sejak awal hingga selesai. Setelah itu, perhatikan jarak antara satu kontraksi dengan berikutnya, yaitu dari awal kontraksi pertama hingga awal kontraksi selanjutnya.

Jika kontraksi timbul secara berkala setiap 5 menit dan berlangsung sekitar 30–70 detik, kemungkinan besar pembukaan jalan lahir sudah mulai terjadi minimal 1 cm dan akan terus bertambah hingga waktu melahirkan semakin dekat. Tetapi, jika kontraksi masih jarang atau belum mencapai pola setiap 5 menit sekali, umumnya pembukaan belum terjadi. Oleh karena itu, gunakan stopwatch atau aplikasi penghitung kontraksi untuk mempermudah bumil, agar lebih akurat dalam mencatat durasi dan frekuensinya.

Memahami pola kontraksi ini sangat penting agar Ibu tidak panik dan bisa mengambil langkah yang tepat, seperti bersiap ke rumah sakit atau menghubungi dokter jika kontraksi sudah semakin intens dan berulang.

Perubahan Tubuh Saat Kontraksi

Tubuh Ibu mengalami berbagai perubahan untuk mempersiapkan proses persalinan, salah satunya adalah pembukaan serviks yang berlangsung dalam beberapa tahap. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai setiap tahap pembukaan serviks:

Fase Laten (Awal)

  • Tahap awal persalinan di mana serviks mulai melunak, menipis, dan membuka hingga sekitar 3 cm.
  • Umumnya berlangsung 8 hingga 12 jam, terutama bagi Ibu yang baru pertama kali melahirkan.
  • Kontraksinya berlangsung sekitar 40–60 detik dengan interval antar kontraksi 5–20 menit. Intensitasnya masih ringan dan menyerupai kram menstruasi.
  • Ciri-ciri fase ini di antaranya, nyeri masih dapat ditoleransi, bisa disertai keluarnya lendir bercampur darah (bloody show). Ibu masih bisa beraktivitas ringan seperti berjalan atau beristirahat.

Tahap Aktif

  • Fase saat serviks mengalami pembukaan lebih cepat, sekitar 1 cm setiap jamnya, hingga mencapai 7 cm.
  • Biasanya berlangsung 4–8 jam, tergantung kondisi Ibu.
  • Kontraksinya terjadi setiap 2–3 menit, berlangsung sekitar 45–60 detik serta intensitas meningkat dan lebih teratur.
  • Tanda yang terasa di tahap aktif, rasa nyeri lebih kuat menjalar sampai punggung bawah dan paha. Mulai muncul tekanan di area panggul karena kepala bayi turun ke jalan lahir. Ibu mulai membutuhkan dukungan dan bantuan dalam mengelola rasa sakit.

Fase Transisi

  • Tahap terakhir sebelum persalinan aktif berakhir dan Ibu mulai mengejan. Pembukaan serviks meningkat dari 7 cm hingga 10 cm (pembukaan lengkap). 
  • Fase transisi biasanya berlangsung 30 menit hingga 2 jam.
  • Ketika kontraksi terasa sangat kuat, berlangsung sekitar 60–90 detik, sementara interval antar kontraksi 30 detik hingga 2 menit.
  • Mengenal ciri fase transisi dari rasa nyeri yang sangat intens, disertai dorongan kuat untuk mengejan. Ibu mungkin mengalami gemetar, mual, atau kelelahan ekstrem. Peningkatan tekanan pada rektum (seperti ingin buang air besar). Membutuhkan arahan dari tenaga medis agar proses persalinan berjalan lancar.

Setelah melewati fase transisi dan mencapai pembukaan lengkap (10 cm), Ibu siap memasuki tahap persalinan aktif, yaitu proses mengejan untuk melahirkan bayi.

Persiapan Setelah Kelahiran

Kesiapan mental berperan penting bagi calon Ibu agar menghadapi kelahiran dengan lebih percaya diri. Ini meliputi pemahaman tentang proses melahirkan, teknik-teknik pernapasan, dan cara-cara mengatasi rasa sakit yang bisa didapatkan melalui kelas persiapan persalinan atau berkonsultasi dengan tenaga medis. Dukungan dari Ayah serta keluarga juga sangat berperan dalam memberikan rasa aman dan kepercayaan diri pada Ibu. Keterlibatan keluarga atau orang terdekat dalam mendampingi persalinan dan memberikan dukungan emosional menjadi kunci agar Ibu merasa lebih siap menghadapi momen tersebut.

Begitu bayi lahir, perhatian utama beralih pada pemulihan fisik bumil. Proses rehabilitasi ini memerlukan perawatan tubuh yang baik dan pemenuhan nutrisi yang tepat untuk mempercepat penyembuhan serta mendukung kelancaran produksi ASI. Ibu perlu mengonsumsi makanan bergizi yang mengandung PROTEIN, zat besi, dan berbagai vitamin penting yang berfungsi untuk menjaga tubuh tetap sehat dan energik. Dengan memenuhi kebutuhan nutrisi ini, bumil akan memiliki stamina yang cukup untuk merawat bayi dan menghadapi tantangan pasca-persalinan.

Di samping itu, penting bagi Ibu dan Ayah untuk saling berkomunikasi mengenai pembagian tugas dalam merawat bayi. Perawatan bayi yang baru lahir tentu memerlukan banyak perhatian dan tenaga, sehingga pembagian tugas yang jelas antara Ayah dan Ibu sangat membantu.

Ayah bisa ikut terlibat dalam menjaga bayi atau membantu pekerjaan rumah tangga, sehingga Ibu bisa mendapatkan waktu untuk beristirahat. Tidak kalah penting, Ibu juga membutuhkan dukungan dari Ayah agar bisa mengatur waktu istirahat dengan baik, sehingga pemulihan tubuhnya dapat berjalan optimal. Dengan semua dukungan tersebut, Ibu dapat lebih mudah menjalani masa-masa penyembuhan dan menjalani peran baru sebagai orang tua.

Untuk mempersiapkan tubuh sebelum melahirkan, wanita hamil perlu memperhatikan asupan nutrisi yang tepat. Salah satunya adalah mengonsumsi susu tinggi PROTEIN. Kandungan ini memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kekuatan tubuh, mempercepat pemulihan pasca persalinan, dan mendukung kelancaran produksi ASI. Dengan mencukupi kebutuhan PROTEIN, Ibu akan merasa lebih bugar dan siap merawat buah hati dengan optimal.

Pastikan Ibu memilih susu khusus yang kaya akan PROTEIN, agar tubuh siap menghadapi proses melahirkan dan penyembuhan pasca-persalinan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai susu yang mengandung PROTEIN tinggi untuk bumil, yuk baca selengkapnya di: Susu Tinggi PROTEIN untuk Ibu Hamil, Wajib Diminum.

Referensi: 

  • Cleveland Clinic. Braxton Hicks Contractions. Diakses pada 04 Maret 2025. https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/22965-braxton-hicks
  • MedicineNet. How Do Contractions Feel When They First Start? Diakses pada 04 Maret 2025. https://www.medicinenet.com/how_do_contractions_feel_when_they_first_start/article.htm
  • Allina Health. Timing contractions. Diakses pada 04 Maret 2025. https://www.allinahealth.org/health-conditions-and-treatments/health-library/patient-education/beginnings/giving-birth/timing-contractions