Mengenal Endometriosis dan Adenomiosis Sebelum Merencanakan Kehamilan

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Mengenal Endometriosis dan Adenomiosis Sebelum Merencanakan Kehamilan

Infertilitas atau gangguan reproduksi yang membuat sulit hamil sangat umum terjadi pada jutaan Ibu di seluruh dunia. Dua penyebab utamanya adalah gangguan ginekologis yang berkaitan dengan endometriosis dan adenomiosis. Selain gejala yang menyakitkan dan tidak nyaman, kedua penyakit ini dapat memengaruhi lapisan rahim Ibu dan turut berpengaruh pada kesuburan. Sayangnya, kondisi-kondisi tersebut sering tidak terdiagnosis dalam waktu lama. 

Keduanya sering dianggap serupa, karena kesamaan akan gejala awalnya. Padahal gangguan-gangguan ini memiliki perbedaan mendasar pada lokasi tumbuhnya endometrium, lapisan jaringan bagian dalam pada rahim Ibu. Lokasi pertumbuhan jaringan ini yang akan berdampak pada kesehatan reproduksi serta peluang kehamilan, sehingga memerlukan perawatan kesehatan yang berbeda.

Mengenal Endometriosis dan Adenomiosis

Setiap bulan, lapisan jaringan bagian dalam rahim Ibu atau endometrium akan menebal dan beregenerasi sebagai persiapan untuk pembuahan. Namun, jika tidak terjadi kehamilan, rahim akan meluruhkan lapisan ini sebulan sekali dan Ibu akan mengalami menstruasi. Endometriosis dan adenomyosis adalah kondisi di mana jaringan endometrium tumbuh di tempat yang tidak seharusnya.

Pada endometriosis, jaringan endometrium tumbuh di luar rahim dan dapat mencapai organ lain seperti tuba falopi, ovarium, atau kandung kemih. Apabila jaringannya tumbuh pada tuba falopi ataupun ovarium, maka Ibu akan sulit hamil.

Apabila jaringan ini tumbuh di dalam dinding otot rahim, maka pertumbuhan ini disebut adenomyosis. Pertumbuhannya pada otot tersebut dapat merusak pembuluh darah rahim tersebut, sehingga rahim akan membesar dan terasa nyeri. Ibu juga akan mengalami periode menstruasi yang berat, berkepanjangan, dan sangat menyakitkan. 

Perbedaan lokasinya memengaruhi gejala dan dampaknya pada kesehatan reproduksi dan peluang kehamilan. Jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim bisa menyebabkan peradangan. Dalam jangka panjang, peradangan pada pelvis bisa membahayakan sel telur, sehingga mengurangi kemungkinan pembuahan. Tuba falopi yang tersumbat oleh jaringan parut juga bisa mencegah bertemunya sel telur dan sperma.

Di sisi lain, pada jaringan endometrium yang tumbuh di dalam otot rahim, kesehatan reproduksi bisa terganggu karena jaringannya ‘menguasai’ otot tersebut. Apabila Ibu dan Ayah telah berhubungan dan menghasilkan pembuahan, hasil pembuahan tersebut tidak akan menempel pada rahim yang dihalangi endometriosis. Akibatnya, pembuahan tersebut tidak bisa berkembang menjadi kehamilan. 

Membedakan Tandanya Sebelum Program Hamil

Baik endometriosis maupun adenomyosis, keduanya sering disebut sebagai penyakit 'diam' karena sulit didiagnosis. Terkadang, penyakit ini tidak menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman. Namun, banyak Ibu yang menderitanya juga memiliki gejala umum seperti nyeri haid yang berat, nyeri panggul, dan perdarahan yang tidak normal.

Rasa sakit saat berhubungan intim maupun buang air juga dapat menjadi gejala endometriosis dan adenomiosis. Rahim yang membesar pun menjadi salah satu gejala yang membuat sekitar perut bagian bawah terasa lebih sensitif. Gejala-gejala ini bisa menyebabkan peradangan dan ketidakseimbangan hormon, yang dapat mengganggu proses pembuahan dan memperlambat usaha hamil. 

Pengobatan terbaik tidak hanya ditentukan berdasarkan gejala, tetapi juga usia. Penting untuk memperoleh diagnosis medis yang tepat untuk membedakan kedua kondisi ini. Dengan demikian, Ibu bisa mendapatkan perawatan yang sesuai guna meningkatkan peluang kehamilan.

Mengapa Endometriosis dan Adenomiosis Bisa Terjadi?

Kondisi adenomyosis lebih umum terjadi pada Ibu yang telah menjalani operasi rahim, telah melahirkan setidaknya satu kali, dan berusia lebih dari 40 tahun. Penyebabnya belum banyak ditemukan. Tetapi situs Cleveland Clinic menyebutkan bahwa hormon, genetika, peradangan, atau trauma berpotensi menyebabkan kondisi ini, karena mengurangi kualitas rahim.

Di sisi lain, endometriosis menyerang sekitar 1 dari 9 Ibu sebelum usia 44 tahun. Sebagian di antaranya tidak menyadari gejalanya, sedangkan sebagian Ibu lainnya mengalami gejala yang parah. Kemungkinan Ibu menderita penyakit ini bisa lebih tinggi jika ada kerabat dekat atau keluarga yang juga mengalaminya, sebab endometriosis lebih dipengaruhi oleh faktor genetik. Selain itu, gangguan imun juga menjadi pemicu masalah ini karena dapat menyumbat saluran tuba.

Tidak sedikit juga ibu yang menderita adenomiosis ternyata juga menderita endometriosis, fibroid rahim atau polip. Ketiga penyakit ini sama-sama memengaruhi kesuburan, sehingga Ibu perlu mewaspadainya apabila Ibu belum juga memperoleh keturunan meskipun berhubungan dengan rutin.

Efeknya Terhadap Kemampuan Hamil Ibu

Salah satu kekhawatiran paling umum di kalangan Ibu dengan endometriosis adalah dampaknya terhadap kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 30-50 persen Ibu dengan gangguan tersebut mengalami kesulitan untuk hamil. Pada kasus ini, endometriosis menghalangi saluran tuba atau menyebabkan pembentukan jaringan parut. Kondisi ini menyulitkan sel telur bertemu dengan sperma dan berakhir pada proses pembuahan yang terganggu, sehingga mempengaruhi kesuburan.

Pada Ibu dengan endometriosis, lapisan rahim terkadang tidak cukup berkembang untuk mengandung Buah Hati selama kehamilan. Sebaliknya, kualitas rahim Ibu yang menderita adenomyosis bisa menurun, sehingga dapat menggagalkan penanaman hasil pembuahan pada rahim. Hal ini terjadi karena tekanan pada rahim mengganggu suplai darah dan dapat membuat kontraksi miometrium bermasalah. Pada akhirnya, jika Ibu hamil dengan adenomiosis, Ibu juga dapat mengalami keguguran. 

Tetapi meskipun keduanya dapat mengganggu kemampuan hamil, dampaknya masih berbeda pada setiap Ibu dan tergantung pada kondisi masing-masing. Banyak Ibu dengan endometriosis masih dapat hamil, meskipun memang memerlukan pengawasan lebih ketat oleh dokter kandungan.

Cara Mengelola Endometriosis dan Adenomiosis pada Ibu

Untungnya, endometriosis dan adenomiosis bukanlah kondisi yang mengancam jiwa. Namun, rasa sakit, pendarahan hebat, dan kemungkinan komplikasi adenomiosis dapat memengaruhi kualitas hidup Ibu dan menimbulkan banyak stres. Untuk itu, Ibu bisa mencari berbagai bantuan saat ingin merencanakan kehamilan, seperti:

  • Berkonsultasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan. Obat ini ditujukan untuk mengatur estrogen agar mampu memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium, mencegah pendarahan, dan meredakan nyeri.
  • Menjalani pembedahan untuk mengangkat jaringan yang tumbuh.
  • Perawatan psikologi untuk menjaga kesehatan mental selama menghadapi penyakit tersebut.
  • Rajin berolahraga, untuk meningkatkan sirkulasi dan keseimbangan hormon, mengendalikan indeks massa tubuh, dan mengelola stres akibat nyeri yang dialami.
  • Mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang tepat, seperti makanan yang kaya asam lemak omega-3, antioksidan, dan serat. Nutrisi-nutrisi ini akan dapat membantu mengelola peradangan.

Dengan memperbaiki kondisi saluran reproduksi serta menjalani gaya hidup sehat, Ibu akan bisa meningkatkan peluang kehamilan.

Mengonsumsi susu yang dirancang untuk program hamil juga dapat membantu Ibu memenuhi kebutuhan nutrisi Ibu selama merawat endometriosis ataupun adenomyosis ini. Susu tersebut kaya akan omega-3, PROTEIN, dan berbagai zat lainnya, yang akan membantu perbaikan sel dalam saluran reproduksi. Temukan informasi lebih lanjut tentang manfaat susu yang sarat nutrisi tersebut, di halaman ini: Manfaat Susu Prenagen esensis.

Referensi:

  • IVF London. Endometriosis and Adenomyosis: How They Impact Fertility. Diakses pada 21 Mei 2025. https://ivflondon.co.uk/endometriosis-and-adenomyosis-how-they-impact-fertility/
  • Extend Fertility. What to Know About Endometriosis and Adenomyosis When Trying to Conceinve. Diakses pada 21 Mei 2025. https://extendfertility.com/endometriosis-adenomyosis-infertility/
  • The Cleveland Health Clinic. Adenomyosis. Diakses pada 21 Mei 2025. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14167-adenomyosis