Bagi Ibu yang sedang menjalani program hamil, suntik Ovidrel dapat menjadi salah satu langkah medis yang membantu memperbesar peluang kehadiran buah hati. Suntik Ovidrel mengandung hormon hCG (human chorionic gonadotropin) yang berfungsi untuk merangsang pelepasan sel telur dari ovarium atau ovulasi. Proses ovulasi yang teratur dan tepat waktu merupakan kunci penting agar pembuahan dapat terjadi, sehingga suntik ini sering digunakan sebagai bagian dari terapi kesuburan.
Namun, perlu Ibu pahami bahwa penggunaan suntik Ovidrel bukanlah tindakan yang bisa dilakukan sembarangan. Suntik ini perlu dilakukan dengan perencanaan yang matang dan pengawasan dokter agar efektivitasnya lebih maksimal dalam program hamil. Dengan jadwal pemberian yang tepat, suntik Ovidrel dapat membantu tubuh mempersiapkan kondisi terbaik untuk terjadinya kehamilan. Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk memahami cara kerja, manfaat, dan langkah-langkah yang perlu dipersiapkan sebelum menjalani terapi ini.
Suntik Ovidrel adalah obat yang mengandung hormon hCG (human chorionic gonadotropin), yang secara sintetis dibentuk untuk meniru lonjakan hormon LH (luteinizing hormone) alami dalam tubuh. Ketika sel telur dalam ovarium telah matang dan siap untuk dilepaskan, suntik Ovidrel diberikan untuk memicu proses tersebut. Dengan kata lain, Ovidrel berfungsi sebagai “trigger shot” yang merangsang ovarium agar melepaskan sel telur matang dari folikel (ovulasi).
Dalam program hamil, suntik Ovidrel biasanya diberikan setelah Ibu menjalani stimulasi ovarium menggunakan obat penginduksi ovulasi seperti Clomiphene (Clomid) atau obat lain seperti letrozole. Obat-obat ini berfungsi untuk merangsang pertumbuhan folikel dalam ovarium agar sel telur matang terbentuk. Cara suntik Ovidrel adalah dengan menginjeksikannya sesuai waktu yang ditentukan dokter.
Setelah dokter memeriksa melalui USG dan melihat bahwa folikel sudah cukup matang, barulah injeksi Ovidrel dilakukan untuk mengatur waktu ovulasi.
Suntik Ovidrel bertujuan memperjelas waktu ovulasi. Jika ovulasi terjadi pada 36 hingga 40 jam pasca-injeksi, dokter dapat menentukan jadwal yang paling tepat untuk berhubungan intim atau melakukan prosedur inseminasi (IUI).
Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan peluang pertemuan antara sperma dan sel telur. Fertility Centers of Illinois menyebut bahwa injeksi trigger shot membantu folikel pecah dan melepaskan telur, sehingga hubungan intim dapat dijadwalkan secara tepat).
Penting untuk dipahami bahwa Ovidrel adalah alat bantu hormonal yang digunakan secara strategis dalam program kesuburan. Penggunaannya tidak sembarangan, melainkan bagian dari rencana matang yang disesuaikan secara khusus dengan kondisi tubuh dan siklus ovulasi Ibu.
Saat Ibu menjalani suntik Ovidrel, penting untuk memahami bahwa efek samping yang muncul umumnya bersifat sementara dan ringan. Salah satu efek yang paling sering dilaporkan adalah nyeri, kemerahan, atau pembengkakan di lokasi suntikan. Selain itu, beberapa wanita juga mengalami sakit kepala, kelelahan, perubahan mood, hingga perut kembung atau rasa tidak nyaman di perut bagian bawah.
Beberapa efek samping lain yang dilaporkan termasuk mual atau nyeri perut ringan, walau tidak semua Ibu akan mengalaminya. Jika efek samping yang muncul berlangsung lama, terasa semakin berat, atau mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti nyeri perut yang tajam, pembengkakan ekstrem, atau muncul gejala seperti sesak napas, Ibu sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Hal ini karena dalam kasus tertentu, penggunaan hormon seperti hCG (yang terkandung dalam Ovidrel) bisa memicu kondisi seperti Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS), di mana ovarium membengkak dan cairan bisa bocor ke rongga perut, menimbulkan gejala perut kembung, mual, dan nyeri intens.
Ibu, meskipun efek samping Ovidrel umumnya ringan, segera laporkan gejala tidak wajar agar dokter dapat menanganinya sedini mungkin.
Setelah Ibu menerima suntik Ovidrel (hCG sebagai “trigger shot”), ovulasi biasanya terjadi dalam waktu sekitar 36 hingga 40 jam kemudian. Healthline juga menyebut bahwa ovulasi dapat terjadi antara 36–38 jam setelah suntikan hCG. Ada juga penelitian yang menyebutkan bahwa ovulasi bisa muncul dalam rentang 24–48 jam, dengan waktu rata-rata mendekati 36 jam.
Namun, waktu pasti ovulasi sangat bergantung pada waktu pemberian suntik dan dosis yang digunakan. Misalnya, jika suntik Ovidrel dilakukan di pagi hari, kemungkinan ovulasi akan terjadi sore atau malam hari dalam rentang waktu sekitar dua hari kemudian. Beberapa klinik menyarankan pemberian Ovidrel di malam hari agar ovulasi terjadi di pagi hari berikutnya dan lebih mudah dijadwalkan.
Agar lebih yakin bahwa ovulasi telah terjadi sesuai prediksi, Ibu disarankan untuk melakukan pemantauan ovulasi melalui tes ovulasi (alat pengukur LH urin) atau dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG folikel). USG berguna untuk memeriksa ukuran dan pertumbuhan folikel serta melihat kapan folikel mencapai titik pecah.
Mengenai waktu ideal untuk berhubungan intim, banyak dokter dan klinik menyarankan agar aktivitas seksual dilakukan dalam jangka 12 hingga 36 jam setelah suntik Ovidrel. Pada periode tersebut, telur yang dilepaskan dari ovarium sudah matang dan siap dibuahi oleh sperma. Waktu ini dipilih agar sperma berada di saluran reproduksi bersamaan saat sel telur dilepaskan.
Setelah Ibu menjalani suntik Ovidrel, peluang untuk hamil memang meningkat, tetapi sangat bergantung pada berbagai faktor. Faktor-faktor seperti usia, kesehatan ovarium (cadangan folikel), dan kualitas sperma pasangan turut menentukan keberhasilan proses pembuahan.
Wanita yang memiliki siklus ovulasi yang teratur dan tidak memiliki gangguan kesuburan lainnya cenderung memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami kehamilan setelah suntik Ovidrel. Penggunaan induksi ovulasi dengan hCG termasuk Ovidrel dalam kombinasi dengan pengobatan lainnya bisa memberikan tingkat keberhasilan 20-25% per siklus, tergantung diagnosis dan faktor individu.
Namun, apabila terdapat kondisi lain yang memengaruhi kesuburan, misalnya gangguan hormon (seperti insulin resistensi, tiroid), atau masalah struktural seperti sumbatan pada saluran tuba, maka meskipun Ibu menggunakan suntik Ovidrel, peluang hamil bisa lebih rendah.
Penggunaan Ovidrel hanyalah salah satu upaya memicu ovulasi; jika fungsi lain dalam sistem reproduksi tidak optimal, hasilnya mungkin kurang maksimal. Studi juga menunjukkan bahwa pemberian hCG (trigger) berkaitan dengan meningkatnya laju kehamilan dibanding tanpa trigger dalam prosedur inseminasi intrauterin (IUI).
Salah satu kunci suksesnya adalah mengatur waktu hubungan intim secara tepat setelah suntik Ovidrel. Mengingat sel telur yang dilepaskan hanya bisa dibuahi dalam jangka waktu terbatas, melakukan hubungan intim dalam jangka waktu optimal sangat penting untuk memaksimalkan peluang.
Terakhir, konsultasi rutin dengan dokter atau ahli kesuburan diperlukan agar dosis Ovidrel dan waktu penyuntikannya bisa disesuaikan dengan kondisi Ibu, sehingga efektivitas program bisa ditingkatkan.
Agar penggunaan suntik Ovidrel dapat memberikan hasil terbaik, Ibu dapat mendukungnya dengan menerapkan gaya hidup sehat. Mulailah dari pola makan bergizi, seperti mengonsumsi makronutrien dan mikronutrien seimbang, sayur, buah, biji-bijian utuh, protein berkualitas (baik hewani maupun nabati), serta lemak sehat, agar tubuh siap mendukung proses reproduksi.
Olahraga ringan secara teratur juga dapat mendukung kesehatan sistem reproduksi, meningkatkan sirkulasi darah, dan membantu menjaga berat badan ideal. Selain itu, hindari stres berlebihan dan coba kelola stres melalui teknik relaksasi, meditasi, atau aktivitas yang menyenangkan untuk membantu menjaga keseimbangan hormon tubuh.
Memastikan tidur cukup, sekitar 7–9 jam sehari, dan menjaga berat badan yang sehat (tidak kekurangan maupun kelebihan berat badan) juga memainkan peran penting dalam mendukung keberhasilan suntik Ovidrel. Ketidakseimbangan berat badan diketahui berdampak pada hormon reproduksi dan ovulasi. American Society for Reproductive Medicine (ASRM) menyebut bahwa wanita yang sangat kurus atau sangat gemuk bisa mengalami penurunan kesuburan.
Dengan kombinasi pemberian suntik Ovidrel yang tepat serta dukungan gaya hidup sehat, Ibu punya peluang yang lebih baik untuk mewujudkan kehamilan.
Untuk meningkatkan peluang kehamilan, Ibu perlu memperhatikan asupan nutrisi harian, terutama yang kaya akan protein, asam folat, serat, mineral, dan berbagai vitamin penting lainnya. Nutrisi ini bisa Ibu dapatkan dari daging, ikan, sayuran, serta aneka buah-buahan segar yang membantu mempersiapkan tubuh dalam program hamil.
Ibu, mari cari tahu lebih lanjut buah apa saja yang baik untuk promil dan bisa menjadi sahabat Ibu dalam mewujudkan kehadiran buah hati melalui halaman: Buah Penyubur Kandungan untuk Program Hamil.
Referensi: