Apakah Mual Saat Hamil Lebih Baik Dimuntahkan atau Ditahan?

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Apakah Mual Saat Hamil Lebih Baik Dimuntahkan atau Ditahan?

Mual dan muntah merupakan gejala yang sering dialami ibu di awal kehamilan. Namun, banyak Ibu yang masih ragu, apakah mual saat hamil ini sebaiknya dimuntahkan atau ditahan saja? Kenyataannya, mual itu memang lebih baik dimuntahkan ya, Bu. Tetapi, muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan dehidrasi dan kekurangan nutrisi sehingga dapat membahayakan Ibu dan janin. Oleh karenanya, lebih baik mencegah mual sebisa mungkin. Bagaimana caranya? Simak lebih lanjut pada artikel ini.

Mual Saat Hamil

Mual di awal kehamilan yang sering kali disebut morning sickness (karena kerap kali terjadi di pagi hari) bisa saja terjadi di waktu yang lain. Meskipun terasa tidak nyaman, sebenarnya mual ini bisa menjadi pertanda baik, loh Bu. Banyak ibu yang mengalami mual dan muntah pada tiga bulan pertama memiliki risiko keguguran yang lebih rendah dibandingkan Ibu yang tidak mual.

Gejala-gejala ini terutama dipicu oleh perubahan hormonal, khususnya peningkatan hormon human chorionic gonadotropin (HCG) dan estrogen, yang penting untuk mempertahankan kehamilan yang sehat.

Biasanya, Ibu yang sedang hamil muda akan mengalami mual dan muntah 1-2 kali sehari, namun ia tetap bisa makan dan minum. Gejala-gejala ini biasanya mereda setelah tiga bulan pertama kehamilan. 

Namun, jika muntah terlalu sering terjadi dan menyebabkan dehidrasi hingga kehilangan berat badan, Ibu harus segera mencari pertolongan pada dokter ya, Bu. Sebab, mual dan muntah berlebihan ini bisa jadi merupakan gejala penyakit hiperemesis gravidarum yang memerlukan evaluasi dan pengobatan medis untuk menjaga kesejahteraan Ibu dan janin.  

Perlu Dimuntahkan atau Ditahan?

Muntah saat hamil adalah respons alami tubuh terhadap peningkatan kadar hormon hCG yang tidak mungkin ditahan. Selain itu, muntah juga dapat meredakan rasa tidak nyaman yang dialami selama mual.

Namun, muntah yang berlebihan justru dapat menyebabkan dehidrasi, sehingga dapat menghambat pemenuhan kebutuhan nutrisi Ibu dan janin. Kebutuhan yang tidak terpenuhi dapat menyebabkan penurunan berat badan janin dan ketidakseimbangan elektrolit yang dibutuhkan oleh Ibu dan janin.

Menghadapi Mual

Berikut beberapa tips untuk menghadapi mual selama kehamilan sekaligus menjaga agar Ibu tetap memperoleh nutrisi yang cukup:

  1. Hindari bau-bau yang memicu mual.

Kehamilan membuat indera penciuman menjadi lebih sensitif, sehingga memicu rasa mual. Rasa mual akan dapat dikurangi dengan menghindari bau yang menyengat seperti makanan, parfum, dan asap rokok. 

  1. Konsumsi Vitamin B6.  

Memperbanyak konsumsi asupan yang kaya akan vitamin B6 selama hamil terbukti bisa meredakan rasa mual dan muntah. Seperti dengan mengkonsumsi sayur-mayur, telur, atau susu yang punya kandungan vitamin B6 yang mencukupi kebutuhan harian Ibu hamil.  Namun untuk dosis yang tepat, Ibu bisa mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter kandungan.

  1. Makan sering dalam porsi kecil.

Makan dalam porsi kecil namun sering dapat membantu mencegah perut kosong yang justru dapat memperparah rasa mual. Ibu bisa memilih makanan yang mudah dicerna seperti buah-buahan, sayuran dalam sup, atau tahu. Semua makanan ini dapat membantu menjaga kadar gula darah Ibu tetap stabil.

  1. Pantau perubahan berat badan.

Seringkali mual dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan berkurangnya nafsu makan Ibu, sehingga berat badan Ibu berkurang. Ibu perlu memantau berat badan secara teratur selama kehamilan untuk menjaga agar berat badan Ibu tetap bertambah dengan sehat. Ibu bisa mengkonsultasikan kondisi Ibu dengan dokter jika berat badan Ibu turun dengan signifikan.

Mitos bahwa Mual merupakan Ciri Janin yang Berkembang

Sebagian orang percaya bahwa rasa mual yang dialami ibu hamil disebabkan oleh perkembangan janin di dalam kandungannya, sehingga mual ini tidak perlu ditahan. Apakah itu benar?

Ibu, sebenarnya rasa mual saat hamil memang umumnya disebabkan oleh peningkatan produksi kadar hormon HCG dalam tubuh Ibu, yang merupakan bagian normal dari perkembangan kehamilan dan tidak perlu dianggap sebagai kelainan. Namun, perlu diperhatikan bahwa rasa mual yang Ibu alami tidaklah berhubungan langsung dengan perkembangan janin Ibu. Perkembangan janin terjadi karena kecukupan asupan nutrisi dari makanan Ibu sehari-hari, bukan karena peningkatan hormon kehamilan Ibu.

Tetapi sebenarnya mual yang berlebihan malah dapat berdampak buruk secara tidak langsung pada janin. Sebab, jika mual ini menyebabkan Ibu muntah berlebihan, maka Ibu dan janin akan dapat menjadi kekurangan nutrisi, sehingga berpotensi menghambat tumbuh kembang janin.

Karena itu, untuk meredakan mual, Ibu perlu fokus menjaga asupan nutrisi yang tepat, termasuk asupan PROTEIN dan vitamin B6  yang cukup. Jika kedua nutrisi tersebut dipenuhi, rasa mual dan muntah yang dialami bisa secara efektif berkurang. 

Ibu bisa mencukupi kebutuhan nutrisi dari konsumsi PRENAGEN emesis. Susu ini tidak hanya telah diperkaya vitamin B6 dan PROTEIN, namun juga telah diformulasikan agar mendukung kehamilan agar sehat. Mari cari tahu lebih banyak lagi manfaat dari mengonsumsi PRENAGEN emesis di sini, Bu: Kandungan Susu PRENAGEN emesis dan Manfaatnya.

Referensi : 

  • Mayo Clinic. Pregnancy week by week. Diakses tanggal 11 Maret 2024.
    https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/expert-answers/nausea-during-pregnancy/.
  • Kids Health. Severe Morning Sickness (Hyperemesis Gravidarum). Diakses tanggal 11 Maret 2024.
    https://kidshealth.org/en/parents/hyperemesis-gravidarum.html.
  • Cleveland Clinic. Hyperemesis Gravidarum. Diakses tanggal 11 Maret 2024.
    https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12232-hyperemesis-gravidarum.