Catat, Ini Jadwal Imunisasi Bayi Lengkap dan Jenisnya

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Catat, Ini Jadwal Imunisasi Bayi Lengkap dan Jenisnya

Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit serius yang dapat mengancam jiwa, termasuk polio, difteri, tetanus, pertussis (batuk rejan), campak, dan infeksi lainnya.  

Contoh imunisasi dasar lengkap bayi di antaranya adalah vaksin BCG, vaksin hepatitis B, vaksin polio, vaksin DPT, vaksin Hib, vaksin campak, mumps, dan rubella (MMR).

Imunisasi dasar lengkap bayi diberikan secara berkala sesuai dengan jenis vaksin dan jadwal yang telah ditetapkan. Maka dari itu, Ibu jangan sampai melewatkannya. Berikut ini jenis jadwal imunisasi bayi menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Apa Itu Imunisasi Bayi?

Imunisasi bayi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk membuat bayi memiliki imun atau kekebalan terhadap suatu penyakit. Proses ini dilakukan dengan memasukkan vaksin ke tubuh bayi yang nantinya dapat merangsang sistem kekebalan tubuh agar kebal terhadap penyakit.

Meskipun bayi baru lahir sudah memiliki antibodi alami yang didapatkan dari ibu saat masih di dalam kandungan, tetapi kekebalan tersebut sifatnya hanya sementara. Dalam jangka waktu beberapa minggu atau bulan saja, antibodi pasif tersebut akan hilang dan bayi pun menjadi rentan terhadap penyakit.

Untuk itulah perlu dilakukan imunisasi bayi untuk membentuk antibodi dengan kadar yang sudah disesuaikan. Supaya antibodi tersebut terbentuk dengan sempurna, diperlukan pemberian imunisasi sesuai dengan jadwal. 

Imunisasi tersebut wajib diberikan pada bayi baru lahir hingga usia 24 bulan dan dilanjutkan dengan imunisasi booster hingga usia balita. Ada beberapa vaksin yang cukup diberikan 1 kali saja, tetapi ada juga vaksin yang harus diulang pada usia tertentu. Sebaiknya Ibu memperhatikan jadwal imunisasi bayi dengan baik agar tidak ada imunisasi yang terlewat.

Jadwal Imunisasi pada Bayi

Pemberian imunisasi pada bayi harus sesuai dengan jadwal yang ditentukan agar membentuk antibodi atau kekebalan tubuh. Lantas bagaimana urutan pemberian imunisasi yang tepat untuk bayi sejak ia lahir?

Usia 0-6 Bulan

Berikut ini jadwal imunisasi dasar pada bayi usia 0-6 bulan:

  • Hepatitis B: Diberikan empat kali, mulai dari 24 jam setelah kelahiran hingga usia 4 bulan. Vaksin booster pada usia 18 bulan.
  • DPT: Diberikan tiga kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin booster pada usia 18 bulan dan 5-7 tahun.
  • BCG: Satu kali pada usia 0-1 bulan.
  • HiB: Tiga kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin booster pada usia 18 bulan.
  • Polio: Diberikan oral ketika bayi lahir hingga usia 1 bulan, suntikan minimal 2 kali sebelum usia 1 tahun, dan berulang setiap bulan hingga usia 4 bulan.
  • PCV (pneumokokus): Tiga kali pemberian pada usia 2, 4, dan 6 bulan. Vaksin booster boster pada usia 12-15 bulan.
  • Rotavirus: Rotavirus monovalen dua kali pada usia 6 minggu, interval 4 minggu, dan pentavalen tiga kali pada 6-12 minggu dengan interval 4-10 minggu. Imunisasi harus selesai sebelum bayi berusia 32 minggu.

Usia 6-12 Bulan 

Berikut ini jenis vaksin yang harus diberikan pada anak usia 6-12 bulan: 

  • Influenza: Diberikan pada usia 6 bulan, kemudian dilanjutkan setahun sekali hingga usia 18 tahun.
  • Japanese Encephalitis (JE): Satu kali pada usia 9 bulan, dengan booster pada usia 2-3 tahun.
  • MMR (Measles, Mumps, Rubella): Diberikan pada usia 9 bulan, dengan booster pada usia 18 bulan atau 5-7 tahun.

Usia 12-24 Bulan

  • Hepatitis A: Diberikan dua kali, dimulai pada usia 12 bulan, dengan interval 6-12 bulan setelah dosis pertama.
  • Varisela: Diberikan dua kali pada usia 12-18 bulan, dengan jarak antara dosis kedua sekitar 6 minggu hingga 3 bulan setelah dosis pertama.

Usia 2-18 Tahun

  • Tifoid: Diberikan sekali pada usia 2 tahun, kemudian diulang setiap 3 tahun sekali mulai usia 5-18 tahun.
  • Dengue: Diberikan tiga kali antara usia 9-16 tahun, dengan jeda 6 bulan antara setiap dosis.
  • HPV (Human Papillomavirus): Diberikan kepada anak perempuan dua kali antara usia 9-14 tahun, dengan interval 6-15 bulan untuk setiap dosis.

Itulah jadwal imunisasi bayi yang tidak boleh Ibu lewatkan. Semua jenis vaksin tersebut  penting dalam membentuk kekebalan tubuh dan mencegah penyakit-penyakit serius yang dapat mengancam kesehatan dan kehidupan anak di masa depan.

Jenis Imunisasi Bayi

Di Indonesia terdapat 2 jenis imunisasi bayi yang diberikan, yaitu imunisasi dasar wajib dan imunisasi tambahan.

Imunisasi Dasar Wajib

Imunisasi dasar wajib adalah imunisasi yang diprogramkan oleh pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.42 Tahun 2013 dan No.12 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi. Imunisasi dasar diberikan secara gratis oleh pemerintah melalui puskesmas dan posyandu. Berikut beberapa jenis imunisasi dasar wajib yang harus Ibu ketahui. 

Vaksin Hepatitis B

Imunisasi bayi ini bertujuan untuk mencegah penyakit hepatitis B yaitu infeksi bagian hati yang dapat menimbulkan komplikasi seperti sirosis dan kanker hati. Vaksin yang digunakan adalah vaksin hepatitis B. 

Vaksin Polio

Polio merupakan penyakit yang disebabkan infeksi virus yang menyerang sistem saraf di otak dan tulang belakang. Polio bisa menyebabkan komplikasi yang berujung sesak napas, meningitis, kelumpuhan, bahkan kematian. Untuk itulah diperlukan vaksin polio untuk mencegah bayi terinfeksi penyakit tersebut.

Vaksin BCG

Pemberian vaksin BCG bertujuan untuk mencegah bayi terinfeksi kuman penyebab tuberkulosis atau TB. TB merupakan penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan, tulang, kulit, otot, otak, saluran cerna, dan ginjal. 

Vaksin Campak

Vaksin campak merupakan vaksin yang diberikan sebagai perlindungan atau pencegahan terhadap penyakit campak berat yang menyebabkan diare, pneumonia, dan radang otak. Vaksin ini diberikan 3 kali pada usia 9 bulan, 18 bulan, dan 6 tahun.

Vaksin DPT-HB-HiB

Vaksin DPT-HB-HiB merupakan vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit difteri, pertussis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis. 

Imunisasi Tambahan

Selain imunisasi dasar yang sifatnya wajib, IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) juga merekomendasikan orang tua untuk memberikan imunisasi tambahan kepada bayi. Imunisasi ini sifatnya tidak wajib, tetapi sangat baik diberikan. Berikut beberapa imunisasi tambahan untuk bayi:

Vaksin MR

Vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit campak jerman atau rubella. Penyakit campak jerman atau rubella sebenarnya tidak berbahaya untuk anak-anak, namun akan sangat berbahaya jika menyerang ibu hamil. Oleh karena itu bayi sebaiknya diberikan vaksin ini untuk memberikan perlindungan terhadap ibu dan bayi.

Vaksin Pneumokokus (PCV)

Vaksin yang diberikan untuk mencegah infeksi pneumokokus yang menyebabkan pneumonia, radang telinga, dan meningitis. Vaksin ini harganya cukup mahal namun sebanding dengan manfaat yang diberikan.

Vaksin Rotavirus

Pemberian vaksin rotavirus berguna untuk mencegah virus rotavirus yang menyebabkan diare akut pada bayi.

Vaksin Hepatitis A dan Tifoid

Vaksin yang diberikan sebagai upaya untuk mencegah bayi terinfeksi hepatitis A dan tifoid yang berbahaya dan menimbulkan komplikasi.

Vaksin Varisela

Vaksin yang diberikan untuk mencegah infeksi virus varicella-zoster yang menyebabkan cacar air. Meskipun penyakit cacar air pasti menyerang seumur hidup sekali, tetapi tingkat keparahan dapat diminimalisir dengan pemberian vaksin ini.

Vaksin Influenza

Pemberian vaksin influenza bertujuan untuk melindungi bayi dari penyakit ISPA yang disebabkan oleh flu.

Vaksin HPV

Vaksin yang bertujuan untuk mencegah kanker serviks.

Vaksin Japanese encephalitis (JE)

Vaksin ini diberikan untuk mencegah infeksi virus Japanese encephalitis yang menyebabkan radang otak pada anak.

Jadwal Imunisasi pada Bayi

Seperti yang telah dijelaskan diatas, pemberian imunisasi pada bayi harus sesuai dengan jadwal yang ditentukan agar membentuk antibodi atau kekebalan tubuh. Lantas bagaimana urutan pemberian imunisasi yang tepat untuk bayi sejak ia lahir?

  • Bayi baru lahir: Hepatitis B-1, Polio-0, BCG
  • Bayi 2 bulan: Hepatitis B-2, Polio-1, DPT-1, Hib-1, PCV-1, Rotavirus-1
  • Bayi 3 bulan: Hepatitis B-3, Polio-2, DPT-2, Hib-2
  • Bayi 4 bulan: Hepatitis B-4, Polio-3, DPT-3, Hib-3, PCV-2, Rotavirus-2
  • Bayi 6 bulan: PCV-3, Rotavirus-3, Influenza
  • Bayi 9 bulan: Campak-1
  • Bayi 12 bulan: Varisela, PCV-4, Japanese encephalitis-1
  • Bayi 15 bulan: Hib-4, MMR-1
  • Bayi 18 bulan: Polio-4, DPT-4, Campak-2, Influenza
  • Bayi 24 bulan: Tifoid, Hepatitis A, Japanese encephalitis-2

Itulah beberapa hal yang perlu Ibu ketahui tentang imunisasi bayi. Mengingat pentingnya imunisasi tersebut untuk kesehatan bayi jangka panjang, jangan sampai melewatkan jadwalnya ya, Bu. 

Catat baik-baik waktu pemberian imunisasi pada bayi agar tidak terjadi kurang atau justru double imunisasi yang tidak perlu. Ibu bisa membawa bayi imunisasi di puskesmas, rumah sakit, atau klinik khusus imunisasi yang memberikan pelayanan lengkap mengenai vaksin. Hal penting lainnya yang perlu Ibu ketahui yaitu cara mengatasi bayi rewel setelah diberi imunisasi.