Tanpa terasa, si kecil kini sudah memasuki usia 6 bulan, Bu. Pesatnya pertumbuhan bayi memang kadang tak terduga. Rasanya baru kemarin ia lahir, menyusu, dan tengkurap. Kini ia sudah bisa duduk sendiri dan menegakkan kepalanya. Artinya, inilah saatnya mengenalkan MPASI kepadanya. MPASI merupakan makanan pendamping ASI yang perlu diberikan pada si kecil di usianya yang sudah menginjak 6 bulan. Meskipun tetap saja di usia ini, ASI tetap menjadi makanan utama.
Gerakan si kecil yang semakin aktif tentunya menjadi alasan WHO untuk merekomendasikan MPASI untuk anak mulai usia 6 bulan sebagai tambahan nutrisi. Namun tentunya pemberian MPASI juga tidak boleh sembarangan. Ibu perlu memperkenalkan tekstur makanan secara bertahap agar si kecil mampu beradaptasi.
Terdapat 5 tahapan tekstur MPASI yang perlu Ibu tahu untuk bayi usia 6 hingga 12 bulan. Seperti apa tahapannya? Simak yuk Bu!
Pada awal tahap MPASI, tentunya si kecil masih memasuki tahap adaptasi. Ia baru mengenal makanan padat untuk pertama kalinya. Untuk itulah makanan perlu dibuat semi likuid untuk mencegah bayi tersedak. Tersedak merupakan hal yang sangat berbahaya bagi si kecil, terlebih ia belum memiliki kemampuan untuk mengeluarkan makanan yang tersumbat di saluran napasnya.
Tekstur MPASI bayi 6 bulan adalah halus semi cair. Ibu perlu menghaluskan makanan menjadi bubur atau puree dengan tekstur yang sangat halus. Tidak terlalu kental, namun juga tidak boleh cair seperti air. Tekstur yang demikian membuat bayi perlahan dapat membiasakan diri dengan makanan padat.
Berikan MPASI dengan cara diblender kemudian disaring agar teksturnya halus. Untuk frekuensinya, berikan 1-2 kali sehari pada bulan pertama MPASI. Dalam sekali makan, cukup berikan 2-3 sendok makan saja.
Memasuki usia 7 bulan, tekstur MPASI bayi sudah mulai naik. Jika sebelumnya tekstur makanan sangat halus, kini ia sudah diperbolehkan untuk mencoba menu MPASI dengan tekstur agak kasar. Ibu hanya perlu memblender makanan saja, tanpa perlu menyaringnya lagi. Namun jangan diblender sampai halus ya, Bu.
Di usia ini, si kecil sudah mulai terbiasa dengan makanan padat. Jika ia dibiarkan makan makanan yang halus saja, ia akan kesulitan naik tekstur nantinya. Selain diblender, Ibu juga dapat memberikan makanan dengan cara menyaringnya saja. Berikan campuran ASI atau sufor untuk membuat tekstur makanan menjadi lebih pas.
Tekstur MPASI dengan blender kasar ini perlu dipertahankan hingga bayi menginjak usia 8 bulan. Jika bayi menolak naik tekstur, berikan secara bertahap, namun jangan sampai mengulang tekstur halus lagi seperti saat usianya 6 bulan. Karena jika mengulang, bayi akan kembali kesulitan untuk beradaptasi.
Di usianya yang menginjak 9 bulan, tekstur MPASI perlu dinaikkan. Kini ia sudah dapat diperkenalkan dengan makanan tanpa diblender. Ibu hanya perlu mencacah makanan tersebut dan membuatnya menjadi bubur kasar.
Tentunya si kecil akan kesulitan menerima tekstur ini di awal, namun bukan berarti Ibu harus menyerah. Berikan perlahan sedikit demi sedikit sampai si kecil bisa beradaptasi. Contoh makanan untuk bayi usia 9 bulan antara lain bubur tim, bubur tanpa disaring, serta makanan yang dicincang.
Karena si kecil kini lebih aktif bergerak, tentunya ia membutuhkan porsi makan yang lebih banyak. Volume makanan perlu dinaikkan secara bertahap dari 125 ml menjadi 250 ml. Makanan utama diberikan 3-4 kali sehari dengan selingan buah atau biskuit 1-2 kali.
Selain itu, di usia ini si kecil juga sudah mulai diperkenalkan dengan finger food atau makanan yang dapat dipegangnya sendiri. Namun Ibu tetap perlu mengawasi saat ia makan untuk mencegah kemungkinan tersedak pada bayi.
Cara pemberian serta tekstur MPASI bayi dengan metode ini perlu dipertahankan pada bayi hingga usianya 10 bulan. Kesabaran dan ketelatenan Ibu sangat dibutuhkan pada fase ini.
Masuk ke usia 11 bulan, ia sudah siap untuk naik tekstur lagi, Bu. Jika sebelumnya bayi diberikan makanan tanpa disaring atau bubur kasar, kini sudah waktunya ia mencoba nasi tim. Tanpa perlu disaring tentunya.
Nasi tim memiliki tekstur yang agak lembek namun tetap dapat dijadikan sarana latihan si kecil untuk masuk ke tahap berikutnya. Nantinya ia sudah harus bisa mengenal tekstur nasi sebagai makanan utamanya, oleh karena itu bayi perlu latihan makan nasi tim kasar tanpa saring.
Berikan makanan lebih sering dari sebelumnya karena pada tahap ini si kecil sudah lebih aktif bergerak. Jumlah porsi makan bayi mencapai 250 ml dengan jadwal makan 3-4 kali sehari. Berikan cemilan sehat diantara waktu makan utamanya, selingi dengan ASI. ASI adalah asupan wajib untuk Buah Hati karena ASI memiliki beragam manfaat untuk kesehatan dan tumbuh kembangnya. Untuk mengetahui apa saja manfaat ASI, baca artikel berikut ya Bu: Komposisi ASI dan manfaatnya.
Pada usia ini, sebaiknya bayi juga sudah diberikan makanan komplit mulai dari nasi, lauk pauk, serta sayur dalam 1 piring. Namun jika si kecil menolak makan, jangan dipaksa ya, Bu. Terus tawarkan makanan sesering mungkin sampai ia tertarik. Jika Ibu memaksa, si kecil dapat mengalami trauma makan yang berakibat tidak baik bagi perkembangannya.
Yey, akhirnya si kecil sudah berumur 1 tahun. Artinya, ia sudah boleh mengkonsumsi makanan keluarga seperti anggota keluarga yang lain. Bayi sudah bisa makan nasi dengan lauk rendang, ayam goreng, serta sup sama seperti orang tuanya.
Tentunya agar bayi dapat menikmati makanan keluarga di usia 12 bulan, Ibu perlu memperkenalkan tekstur makanan dengan tepat di usia sebelumnya. Jika sebelumnya ia hanya dikenalkan dengan makanan halus, akan sulit bagi bayi untuk makan menu keluarga di usia 12 bulan.
Di usia 12 bulan, si kecil juga perlu diberikan makan dengan frekuensi yang lebih sering. Jika ia sulit makan, berikan makanan sedikit demi sedikit saja namun sering. Memang ada bayi yang memiliki ukuran lambung kecil, sehingga ia tidak sanggup untuk makan dalam porsi banyak sekaligus.
Pemberian menu keluarga di usia 12 bulan membuat bayi lebih mudah untuk berganti menu makanan setiap harinya. Namun sebaiknya hindari bumbu-bumbu tajam seperti cabe dan lada, tunda pemberiannya sampai ia berusia 24 bulan.
Itulah tahapan tekstur MPASI bayi yang perlu Ibu tahu. Dengan mempraktekkan tahapan diatas, pemberian MPASI pada si kecil akan jauh lebih mudah. Yang terpenting adalah jangan melunak dengan menurunkan tekstur makanan jika si kecil menolak, karena dapat menjadi pola kebiasaan yang tidak baik. Akibatnya, bayi akan sulit naik tekstur dan belum bisa menerima makanan keluarga di usia 12 bulan. Padahal, semakin bertambah usianya, tentunya ia membutuhkan gizi serta nutrisi dari makanan padat. Jadi tetap semangat untuk berikan MPASI sesuai tekstur ya Bu! Cari tahu juga rekomendasi protein nabati saat MPASI, melalui artikel berikut: Protein Nabati untuk Mpasi Bayi