Hamil di Luar Kandungan dan Faktor Risikonya

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Hamil di Luar Kandungan dan Faktor Risikonya

Hamil di luar kandungan atau hamil ektopik merupakan kehamilan dengan kondisi janin menempel pada organ selain rahim. Kondisi tersebut sangat berbahaya bagi Ibu karena dapat merusak organ tersebut. Apabila mengalami gejala penyakit ini, Ibu harus segera memeriksakan diri ke dokter ya.

Gejala yang umumnya terjadi pada pasien dengan kelainan lokasi janin ini ialah nyeri yang sangat hebat, dan kadang-kadang disertai pendarahan melalui vagina. Jika terlambat ditangani, kehamilan seperti ini dapat mengakibatkan kematian. 

Lalu, mengapa kehamilan ini bisa terjadi di luar rahim? Bagaimana cara mencegahnya? Baca penjelasan selengkapnya di sini ya Bu. 

Apa yang Menyebabkan Hamil di Luar Kandungan?

Untuk memahami bagaimana seorang wanita sampai hamil di luar kandungannya, Ibu perlu mengetahui proses kehamilan yang normal dahulu.

Proses kehamilan dimulai ketika sel telur dibuahi oleh sel sperma di saluran telur. Kemudian, sel telur yang telah dibuahi ini akan bergerak menuju dinding rahim. Setelah tiba di dinding rahim, sel ini akan berkembang menjadi janin, sampai janin tersebut siap dilahirkan pada hari persalinan.

Sebaliknya ketika terjadi kehamilan di luar kandungan, sel hasil pembuahan tersebut tidak berhasil menempel di dalam dinding rahim. Sel ini malah menempel di tempat yang salah, misalnya di serviks, indung telur, atau saluran telur. Lokasi yang salah ini menyebabkan sel tersebut tidak dapat berkembang dengan baik. Meskipun begitu, tes kehamilannya tetap menunjukkan tanda positif atau sedang hamil. 

Kehamilan di luar rahim ini harus mendapatkan pertolongan medis untuk memperoleh perawatan lebih cepat. Pertolongan tersebut dapat meningkatkan terjadinya peluang kehamilan yang sehat.

Penyebab kondisi hamil di luar kandungan biasanya disebabkan adanya kerusakan pada saluran telur, misalnya karena peradangan ataupun karena pernah mengalami pembedahan sebelumnya. Akibatnya, saluran tersebut menyempit dan tersumbat, sehingga sel telur tidak bisa bergerak menuju ke rahim, dan terperangkap dalam saluran telur atau bahkan di dalam indungnya. 

Ada juga beberapa faktor penyebab lainnya, misalnya kelainan genetik, cacat lahir, ataupun gangguan hormonal.

Faktor Risiko

Semua wanita yang aktif secara seksual mempunyai risiko untuk mengalami kehamilan di luar kandungan. Risiko tersebut semakin meningkat jika terdapat faktor-faktor berikut:

  • Mengandung di usia 35 tahun atau lebih.
  • Pernah menjalani aborsi ataupun operasi panggul.
  • Pernah menderita penyakit radang panggul, misalnya karena penyakit infeksi menular seksual.
  • Memiliki kelainan bentuk pada saluran telur yang menghambat pergerakan sel telur.
  • Pernah hamil di luar kandungan (kehamilan ektopik), 
  • Pernah menjalani prosedur untuk bantuan fertilitas, termasuk proses bayi tabung.
  • Endometriosis.
  • Penggunaan KB spiral (IUD).
  • Merokok

Gejala

Umumnya, ibu yang hamil di luar kandungan akan merasakan nyeri panggul. Meskipun begitu, ada pula ibu yang tidak mengalami rasa sakit sama sekali. 

Berikut ini gejala yang paling banyak terjadi pada kehamilan ektopik.

  • Nyeri tajam pada bagian panggul, perut, bahu, leher dan payudara.
  • Pendarahan melalui vagina, umumnya berupa bercak.
  • Mual dan muntah.
  • Sakit kepala.
  • Pingsan.

Cara Diagnosis

Kondisi ini tidak dapat didiagnosis hanya melalui pemeriksaan fisik. Untuk dapat mendiagnosisnya, dokter akan mengidentifikasi hari pertama menstruasi terakhir Ibu terlebih dahulu. Dokter akan mencari tahu apakah Ibu terlambat haid dan apakah juga aktif secara seksual. Kemudian, dokter akan melakukan tes kehamilan menggunakan dengan bantuan test pack. 

Selanjutnya, dokter akan mengukur kadar hormon human chorionic gonadotropin. Lalu dokter akan melakukan USG dengan memasukkan alat khusus ke dalam vagina, untuk melihat ada tidaknya kantung kehamilan dalam rahim. Jika memang tidak terdapat kantung kehamilan dalam rahim tersebut, dokter akan mencari lokasi pasti dari kantung tersebut di luar rahim.

Pengobatan dan Penanganan

Kondisi kehamilan ini tidak dapat dipertahankan karena sangat berbahaya bagi kesehatan Ibu dan kesuburan rahim jangka panjang. Selain itu, hasil pembuahan tersebut tidak dapat berkembang, sehingga harus segera dikeluarkan. Dokter akan melakukan penanganan berdasarkan lokasi menempelnya sel hasil pembuahan tersebut.

Menurut National Library of Medicine, umumnya dokter akan memberikan obat metotreksat melalui suntikan untuk mencegah pertumbuhan sel massa ektopik. Ibu harus melakukan tes darah secara teratur untuk memastikan efektivitas dari obat. Apabila obat tersebut bekerja dengan maksimal, pasien akan mengalami gejala mirip keguguran, seperti kram dan pendarahan. 

Jika diketahui melalui USG bahwa hasil pembuahan ini telah merusak saluran telur, dokter akan melakukan operasi untuk mengeluarkan hasil pembuahan tersebut sekaligus memperbaiki kerusakan di dalam saluran telur. Jika diperlukan, saluran tersebut akan diangkat dari dalam perut Ibu.

Setelahnya, Ibu dapat pulang sambil merawat luka bekas operasinya di rumah. Ibu juga perlu beristirahat dan makan makanan bernutrisi untuk memulihkan kesehatan.

Kini, Ibu paham bahwa kehamilan di luar kandungan sangat berbahaya bagi Ibu. Karena itu, jika Ibu mendapati hasil dari test pack bahwa Ibu sedang hamil, segera lakukan pemeriksaan USG ya. Yuk, simak apa saja yang akan Ibu ketahui melalui pemeriksaan USG kehamilan ini di sini: Yuk, Kenali Manfaat USG Kehamilan dan Ragam Jenisnya

 

Referensi : 

 

  • National Library of Medicine. Ectopic Pregnancy. Diakses tanggal 20 Oktober.2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539860/ 
  • Healthline. Ectopic Pregnancy. Diakses tanggal 20 Oktober 2023. https://www.healthline.com/health/pregnancy/ectopic-pregnancy#prevention
  • Web MD. Ectopic Pregnancy: What to Know. Diakses tanggal 20 Oktober 2023. https://www.webmd.com/baby/pregnancy-ectopic-pregnancy