Penyebab Angka Kematian Ibu Hamil di Indonesia Masih Tinggi

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Penyebab Angka Kematian Ibu Hamil di Indonesia Masih Tinggi

Salah satu indikator yang menunjukkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara adalah angka kematian ibu hamil atau AKI. Semakin tinggi AKI maka semakin rendah kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya semakin rendah AKI maka kesejahteraan masyarakat suatu negara meningkat.

Masih menjadi PR bagi Indonesia untuk menurunkan angka kematian ibu hamil yang tertuang dalam Millenium Development Goals (MDGs). Di Indonesia, angka kematian ibu hamil mengalami penurunan selama periode 1991-2015. Namun angka tersebut masih tergolong tinggi dan belum mencapai target MDGs Indonesia.

Lantas apa yang menyebabkan angka kematian ibu hamil di Indonesia masih tinggi? Kita simak yuk, Bu!

1. Perdarahan Pasca Persalinan

Perdarahan setelah persalinan merupakan salah satu penyebab kematian ibu hamil yang paling sering terjadi. Perdarahan ini terjadi akibat komplikasi saat persalinan. Perdarahan dapat terjadi dalam kurun waktu 1 hari hingga 1 minggu pasca bersalin.

Perdarahan post partum ditandai dengan keluarnya darah secara terus menerus dari vagina. Jika kondisi ini dibiarkan, dapat memicu terjadinya syok dan kegagalan orga. Inilah yang membuat ibu hamil meninggal usai melahirkan.

Penyebab pendarahan usai persalinan antara lain tidak adanya kontraksi rahim, robekan pada jalan lahir, terjadinya pembekuan darah, serta adanya sisa jaringan dalam rahim.

 

2. Preeklamsia

Penyebab tingginya angka kematian ibu hamil yang kedua adalah kondisi preeklamsia atau komplikasi kehamilan. Preeklamsia ditandai dengan adanya tekanan darah tinggi, protein dalam urin, serta terjadinya kerusakan organ.

Jika preeklamsia tidak mendapatkan penanganan dengan benar, maka akan menjadi eklamsia. Eklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang disertai dengan kejang. Kondisi ini tergolong sangat berbahaya dan harus segera ditangani. Jika tidak, nyawa ibu dan (mungkin) janin tidak akan tertolong.

Beberapa resiko terjadi preeklamsia antara lain terjadi pada wanita yang baru hamil pertama kali, wanita dengan usia 20-40 tahun, obesitas, penderita ginjall, diabetes, darah tinggi, serta hamil kembar.

Untuk informasi selengkapnya mengenai gejala, penyebab, hingga cara mencegah preeklamsia, baca di sini: Preeklamsia: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan. 

3. Sepsis

Tingginya angka kematian ibu hamil selanjutnya disebabkan oleh sepsis. Sepsis merupakan komplikasi yang sangat berbahaya akibat infeksi.

Sepsis dapat memicu kematian ibu. Hal ini dikarenakan sepsis yang dibiarkan begitu saja dapat menimbulkan syok sepsis dan rusaknya organ seperti ginjal, hati, dan paru-paru dalam waktu singkat.

Oleh karena itu, jika Ibu mengalami infeksi dalam bentuk apapun, segera cari pertolongan. Jangan dibiarkan begitu saja karena serangan sepsis dapat terjadi kapan saja.

 

4. Infeksi

Faktor lain yang menyebabkan kematian pada ibu hamil adalah infeksi. Infeksi kerap terjadi pada ibu hamil yang tergolong berbahaya. Beberapa jenis infeksi tersebut antara lain infeksi saluran kemih, malaria serta demam berdarah dengue. Ada juga sebuah infeksi langka yang bisa ditularkan melalui parasit hewan seperti kucing, yaitu Toksoplasma. Baca selengkapnya di sini yuk: Penyebab dan Cara Mencegah Infeksi Toksoplasma

Infeksi juga dapat terjadi setelah adanya tindakan aborsi yang dilakukan oleh ibu hamil. Biasanya resiko ini muncul akibat tindakan tersebut dilakukan di tempat-tempat tidak bertanggung jawab yang kurang terjaga kebersihannya.

 

5. Komplikasi Pada Masa Nifas

Memasuki masa nifas, bukan berarti ibu bebas dari ancaman kematian. Jika terjadi komplikasi pada masa ini, dapat memicu kematian pada ibu. Komplikasi pada masa nifas ini harus segera tertangani dengan baik agar resiko kematian dapat dihindari.

Itulah sebabnya, ketika masuk masa nifas, Ibu tetap disarankan untuk rutin periksa ke dokter. Dokter akan segera bertindak jika terdapat indikasi komplikasi pada masa nifas yang membahayakan ibu.

 

6. Kehamilan Dibawah Umur

Kehamilan di bawah umur turut menjadi penyumbang penyebab angka kematian ibu hamil yang tinggi. Kehamilan di bawah umur memang beresiko tinggi karena pada umumnya kondisi fisik ibu belum matang. Jika dipaksakan, kematian pada ibu dan janin sulit untuk dikendalikan.

Cegah kehamilan di bawah umur dengan memberikan edukasi dan pendidikan seksual yang tepat pada anak dan remaja. Jangan sampai masa muda terenggut akibat perbuatan yang kurang bertanggung jawab.

 

7. Jarak Kehamilan yang Terlalu Dekat

Pemicu tingginya angka kematian ibu hamil yang lain adalah jarak kehamilan yang terlalu dekat. Biasanya hal ini terjadi ketika jahitan akibat operasi caesar belum tertutup sempurna namun ibu sudah kembali hamil. Luka robekan pada perut dan area rahim dapat memicu perdarahan. Hal terburuknya, kematian pada ibu sangat mungkin terjadi.

Pada ibu yang melahirkan secara normal, hal ini juga mungkin terjadi. Oleh karena itu diperlukan pengaturan jarak antar kehamilan untuk meminimalisir resiko yang terjadi.

 

8. Tidak Adanya Pemeriksaan Selama Kehamilan

Ibu yang enggan melakukan pemeriksaan selama kehamilan memiliki resiko yang lebih tinggi mengalami kematian pada proses kehamilan maupun persalinan. Hal ini terjadi karena ibu tidak mendapat advice serta penanganan yang tepat jika terjadi masalah. Untuk itulah peran pemeriksaan selama kehamilan sangat penting untuk menekan angka kematian pada ibu hamil.

 

9. Fasilitas Kesehatan Kurang Memadai

Penyebab lain tingginya angka kematian ibu hamil adalah fasilitas kesehatan yang tidak memadai. Ketika ibu membutuhkan pertolongan dan penanganan yang cepat namun fasilitas tidak ada, resiko kematian pun dapat menghantui. Dalam hal ini, resiko kematian tak hanya terjadi pada ibu hamil namun juga pada janin. Untuk ibu perlu mengetahui dan membuat list fasilitas kesehatan mana saja yang memadai di lingkungan sekitar.

 

10. Sistem Transportasi Kurang Baik

Selain fasilitas kesehatan, sistem transportasi yang kurang baik dan memadai juga turut menjadi pemicu kematian pada ibu. Jika terjadi kegawatdaruratan pada ibu dan janin namun tidak ada transportasi yang baik, maka resiko bertambah tinggi.

Untuk mengurangi resikonya, ibu perlu mempertimbangkan dan mempersiapkan transportasi apa yang akan digunakan ketika terjadi gawat darurat. Terutama di daerah yang aksesnya sulit, transportasi menjadi faktor yang krusial.

Angka kematian ibu hamil di Indonesia memang masih tergolong tinggi, namun bukan berarti ibu diam dan pasrah pada keadaan. Ibu perlu memperjuangkan kehamilan dan persalinan dengan maksimal agar resiko terburuk tidak terjadi.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu hamil yang tinggi adalah dengan menerapkan gaya hidup yang sehat. Gaya hidup yang baik perlu diterapkan baik sebelum, selama, maupun sesudah hamil. Ibu juga perlu melakukan pemeriksaan secara rutin sesuai dengan jadwal. Jika terdapat kendala selama kehamilan, Ibu dapat mengetahuinya dengan segera jika melakukan pemeriksaan.

Baca Juga: Berbagai Penyakit yang Dapat Membahayakan Kehamilan

Jika Ibu merasakan ada sesuatu yang ganjil pada kehamilan, jangan ragu untuk segera pergi ke dokter. Jangan tunggu besok atau nanti. Karena semakin cepat Ibu mendapat pertolongan, maka resiko kematian pada ibu hamil dapat diminimalisir.

Yuk, bantu negara menurunkan angka kematian ibu hamil dengan menjaga kehamilan dengan baik. Rencanakan kehamilan dengan matang agar semuanya berjalan dengan lancar.