Apakah Ibu merasakan payudara bengkak belakangan ini? Kondisi tersebut memang terasa sakit dan membuat aktivitas menjadi tidak nyaman. Payudara bengkak dan nyeri sering dikaitkan dengan berbagai kondisi seperti tanda hamil, hamil besar hingga menyusui.
Payudara bengkak bisa menandakan beberapa hal mulai dari peningkatan hormon, peradangan atau kondisi lainnya seperti tumor. Nah jika Ibu penasaran seperti apa penyebab payudara bengkak dan nyeri saat menyusui dan hamil serta cara mengatasinya, ayo simak selengkapnya di artikel ini!
Tak jarang Ibu mendengar jika payudara bengkak merupakan salah satu tanda kehamilan. Apakah ini mitos atau fakta ya, Bu? Dilansir KlikDokter, payudara bengkak dan nyeri menjadi keluhan umum yang dialami ibu hamil. Bahkan satu dari tiga ibu hamil mengalami sakit pada payudara selama kehamilan.
Untuk itu, kondisi payudara bengkak sebagai tanda kehamilan bukanlah mitos belaka. Umumnya, payudara bengkak dialami ibu hamil pada usia kehamilan satu hingga dua minggu pertama. Namun sering kali Ibu bingung, apakah pembedanya dan seperti apa penyebabnya. Yuk simak selengkapnya di sini!
Kondisi ini yang terjadi saat kehamilan disebabkan oleh peningkatan hormon, yaitu hormon estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini terus bertambah setiap harinya pada ibu hamil. Menurut KlikDokter, payudara bengkak dan nyeri menjadi pertanda tubuh sedang mempersiapkan Ibu untuk menyusui bayi. Namun Ibu tidak perlu khawatir, Ibu bisa mengatasinya secara mandiri, kok. Baca artikel berikut untuk mengetahui caranya, yuk: Cara Mengatasi Pembengkakan Payudara Saat Menyusui
Seperti yang Ibu alami, saat menstruasi payudara tiba-tiba menjadi membengkak dan terasa nyeri pada kedua sisi payudara. Namun kondisi ini tidak berlangsung lama yakni dua hingga tiga hari. Setelah periode menstruasi selesai, Ibu sudah tidak merasakan payudara bengkak.
Saat hamil, Ibu akan merasakan payudara nyeri dan bengkak tidak intens bila dibandingkan ketika menstruasi. Lalu, ibu hamil akan mengalami kondisi ini hingga usia kehamilan 7-8 minggu. Bahkan, ada Ibu yang mencapai trimester ketiga dan masih mengalami payudara nyeri. Payudara nyeri ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari gangguan hormon, konsumsi obat, dan lain-lain. Lebih lengkapnya, baca di artikel berikut ya: Payudara Nyeri: Penyebab, Gejala, Hingga Tips Mengatasi
Jika masih bingung perbedaannya, perlu Ibu ketahui tanda kehamilan tidak spesifik terjadi pada setiap wanita. Tanda yang ditunjukkan pun berbeda-beda, Bu. Ada yang merasakan semua tandanya, ada pula yang tidak sama sekali.
Namun payudara bengkak menjadi tanda hamil bisa disertai gejala lainnya, misalnya telat menstruasi, sering buang air kecil, mual muntah atau morning sickness, kram perut, bercak darah ringan, mudah lelah hingga peningkatan suhu tubuh.
Baca Juga: 14 Ciri-ciri Hamil Muda yang Sering Tidak Sadari
Sebagian Ibu bertanya, “Apakah ada cara tradisional mengatasi payudara bengkak?” Hingga saat ini, belum diketahui dengan pasti. Ibu bisa berkonsultasi secara medis dengan dokter atau bidan untuk mendapatkan resep obat payudara bengkak dan nyeri.
Selain itu, Ibu bisa mengatasi dan meringankan kondisi tersebut dengan beberapa cara, misalnya saja kompres hangat payudara menggunakan air hangat dan pilih bra yang sesuai kenyamanan Ibu. Perhatikan ukuran bra dan usahakan tidak menggunakan kawat.
Tentu setiap Ibu ingin memberikan yang terbaik untuk Buah Hati, termasuk menyusui secara eksklusif atau hingga enam bulan pertama. ASI diketahui memiliki kandungan baik bagi tumbuh kembang bayi, mulai dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral hingga zat antibodi.
Namun ketika menyusui, Ibu kerap menemui permasalahan seperti salah satunya payudara bengkak. Kondisi ini membuat payudara Ibu menjadi penuh dan berisi sehingga ibu menyusui rentan mengalami demam dan nyeri, serta merasakan payudara bengkak keras seperti batu saat menyusui.
Dilansir KlikDokter, pembengkakan payudara atau breast engorgement diakibatkan oleh penumpukan ASI yang terjadi. Ibu terus memproduksi ASI, namun pengeluarannya tidak lancar sehingga membuat payudara bengkak. Umumnya, ibu menyusui mengalami ini beberapa hari setelah melahirkan.
Kondisi ini harus ditangani agar tidak menjadi mastitis dimana peradangan payudara yang disebabkan infeksi kuman. Gejalanya lebih berat dari pembengkakan payudara dan membuat proses menyusui menjadi terganggu. Berikut ini penyebab selengkapnya:
Meski payudara yang lebih berat dan besar karena penambahan ASI juga menimbulkan rasa nyeri, payudara bengkak pun menunjukkan gejala yang sama. Sementara itu, Ibu akan mengalami kemerahan pada sekitar payudara, terasa hangat, berdenyut, puting datar hingga demam.
Tak hanya itu, Ibu juga perlu mewaspadai benjolan kecil yang keras dan terasa sakit. Kendati begitu, tetap tenang dan tidak perlu panik ya Bu. Jika Ibu merasakan adanya benjolan yang membesar atau bernanah, segera konsultasikan pada dokter.
Baca Juga: Cara Atasi Payudara Bengkak Saat Menyusui, Sakit Pun Reda
Saat mengalami kondisi ini, Ibu tentu merasa tidak nyaman karena payudara bengkak dan keras seperti batu ibaratnya. Selain berkonsultasi pada dokter untuk mendapatkan obat payudara bengkak dan nyeri yang bisa didapatkan di apotik atau instalasi farmasi, coba lakukan beberapa cara berikut ini Bu.
Bicara soal nutrisi, Ibu perlu memastikan konsumsi nutrisi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan nutrisi mikro (vitamin, mineral) dalam jumlah yang tepat serta seimbang ya. Kedua nutrisi ini terdapat dalam PRENAGEN mommy dan PRENAGEN lactamom yang tidak tersedia dalam susu cair maupun suplemen lho, Bu.
PRENAGEN mommy mengandung nutrisi makro dan mikro, serta DHA dan kalsium sesuai kebutuhan ibu hamil, sedangkan PRENAGEN lactamom dilengkapi dengan vitamin B2 dan B12 untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, kalsium dan vitamin D menjaga kesehatan tulang Ibu, serta DHA dan omega 3 bagi kecerdasan Buah Hati.
Payudara bengkak sering menjadi keluhan umum ibu hamil dan ibu menyusui. Dengan mengetahui penyebab dan gejalanya, Ibu bisa melakukan tindakan sederhana seperti mengompres payudara dengan air hangat. Jika kondisinya tidak membaik, segera berkonsultasi pada dokter atau bidan ya Bu!