Gaya Hidup

Mitos Ibu Hamil yang Masih Dipercaya Banyak Orang

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Mitos Ibu Hamil yang Masih Dipercaya Banyak Orang

Menjalani kehamilan adalah momen yang penuh harapan, kebahagiaan, sekaligus beragam tantangan bagi seorang wanita. Di tengah berbagai perubahan yang terjadi dalam tubuh, tak jarang Ibu juga akan mendengar banyak nasihat dari lingkungan sekitar, termasuk soal tanda-tanda hamil anak perempuan, pantangan makanan, hingga posisi tidur yang katanya bisa memengaruhi janin. Sayangnya, tidak semua informasi itu benar secara ilmiah. Banyak yang hanyalah mitos, namun masih dipercaya secara turun-temurun.

Sebagai calon Ibu yang bijak, penting untuk menyaring informasi yang diterima. Tidak semua hal yang terdengar familiar berarti tepat, apalagi jika tidak didasari oleh bukti medis. Dalam artikel ini, kita akan bahas berbagai mitos seputar kehamilan yang sering beredar di masyarakat dan apa kata faktanya dari sudut pandang medis.

Mitos Seputar Kehamilan dan Faktanya

Mitos-mitos seputar kehamilan kerap berkembang karena minimnya informasi medis yang dapat diakses secara luas di masa lalu. Meski zaman sudah berubah, sebagian mitos ini masih bertahan dan dipercaya oleh sebagian orang. Di sinilah pentingnya Ibu untuk memahami perbedaan antara mitos dan fakta agar tidak merasa cemas tanpa alasan.

Contoh umum dari mitos adalah larangan makan nanas karena dianggap bisa menyebabkan keguguran, atau pantangan minum es karena dipercaya bisa membuat bayi besar. Secara medis, belum ada bukti kuat yang mendukung anggapan-anggapan tersebut. Makan nanas dalam jumlah wajar tidak menyebabkan keguguran, dan minum air dingin pun tidak serta-merta membuat bayi menjadi terlalu besar. Justru yang perlu diperhatikan adalah pola makan secara keseluruhan, keseimbangan nutrisi, dan konsultasi rutin dengan dokter kandungan.

Mitos lainnya adalah larangan menyisir rambut saat malam hari, anggapan bahwa menggaruk perut bisa membuatnya menjadi hitam, atau kepercayaan bahwa mengangkat tangan ke atas dapat membuat lilitan tali pusar pada janin. Semua itu tidak memiliki dasar ilmiah. Bahkan, kehamilan yang sehat justru didukung oleh aktivitas fisik ringan yang aman, termasuk peregangan dan perawatan tubuh agar Ibu merasa nyaman.

Dengan memahami fakta di balik mitos, Ibu dapat menjalani masa kehamilan dengan lebih tenang dan penuh keyakinan. Bila ragu terhadap suatu informasi, sebaiknya dikonsultasikan langsung dengan tenaga kesehatan terpercaya, bukan hanya mengikuti perkataan orang lain.

Bentuk Perut dan Jenis Kelamin Bayi

Salah satu mitos paling populer adalah bentuk perut Ibu bisa menandakan jenis kelamin bayi. Jika perut terlihat lebih tinggi dan melebar, katanya menandakan anak perempuan, sedangkan perut yang lebih menonjol ke depan disebut menandakan anak laki-laki. Namun, ini hanyalah asumsi yang tidak berdasar.

Secara medis, bentuk perut saat hamil lebih dipengaruhi oleh bentuk tubuh Ibu, jumlah kehamilan sebelumnya, posisi janin, serta kekuatan otot perut. Jadi, tidak ada kaitan langsung antara bentuk perut dan jenis kelamin bayi. Untuk mengetahui jenis kelamin secara akurat, pemeriksaan USG tetap menjadi metode yang paling dipercaya oleh tenaga medis.

Mual dan Muntah Dikaitkan dengan Hamil Anak Perempuan

Mual dan muntah yang berlebihan pada awal kehamilan, atau disebut hiperemesis gravidarum, sering dikaitkan dengan kehamilan anak perempuan. Mitos ini sebenarnya memiliki sedikit pembenaran berdasarkan riset, karena kadar hormon ß-HCG memang cenderung lebih tinggi pada kehamilan anak perempuan. Untuk ibu yang ingin lebih memahami kondisi ini dan solusinya, baca artikel ini yuk: Gejala Hiperemesis Gravidarum dan Penanganannya.

Namun demikian, bukan berarti semua Ibu yang hamil anak perempuan akan mengalami mual berlebihan. Tingkat keparahan mual saat hamil dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kondisi tubuh masing-masing Ibu. Jadi, meskipun ada korelasi dalam beberapa studi, ini bukan indikator utama untuk menentukan jenis kelamin janin. 

Detak Jantung Janin Disebut Bisa Menentukan Jenis Kelamin

Mitos lain yang banyak dipercayai adalah bahwa detak jantung janin bisa menunjukkan apakah bayi berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Jika detak jantungnya lebih tinggi, maka dipercaya sebagai perempuan, dan sebaliknya.

Namun, menurut dunia medis, detak jantung janin normal berkisar antara 120–160 kali per menit dan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin. Fluktuasi detak jantung janin bisa terjadi karena banyak hal, seperti aktivitas janin, usia kehamilan, atau bahkan kondisi Ibu. Maka dari itu, jangan jadikan detak jantung sebagai indikator pasti untuk menebak jenis kelamin bayi, ya Bu.

Wajah Ibu yang Berubah Saat Hamil Dianggap Tanda Jenis Kelamin Bayi

Ada juga anggapan bahwa jika wajah Ibu tampak lebih kusam atau berantakan saat hamil, berarti mengandung anak perempuan. Mitos ini berasal dari kepercayaan bahwa janin perempuan menyerap kecantikan sang Ibu. Padahal, perubahan pada wajah atau kulit selama kehamilan disebabkan oleh perubahan hormon, bukan oleh jenis kelamin bayi.

Bahkan, beberapa Ibu yang hamil anak perempuan justru terlihat lebih cerah dan segar. Jadi, mitos ini sebaiknya tidak dijadikan patokan karena tidak memiliki dasar ilmiah apa pun.

Mitos Lain yang Sering Didengar Saat Hamil

Selain yang sudah disebutkan di atas, masih banyak mitos lain yang juga beredar dan mungkin pernah Ibu dengar. Misalnya, larangan memotong rambut selama hamil karena bisa membuat bayi cacat, atau anggapan bahwa sering bermimpi anak perempuan berarti memang sedang mengandung anak perempuan.

Mitos-mitos seperti ini bisa membuat Ibu menjadi khawatir atau membatasi diri tanpa alasan yang logis. Padahal, kehamilan yang sehat sangat dipengaruhi oleh faktor gizi, istirahat yang cukup, olahraga ringan, dan dukungan emosional dari orang-orang terdekat.

Jangan Percaya Langsung, Kaji dan Cari Tahu Fakta

Setiap informasi yang Ibu terima selama hamil sebaiknya disaring dan dikaji ulang. Ibu berhak tahu apa yang benar dan tidak, agar tidak terpengaruh oleh mitos yang menyesatkan. Informasi dari internet pun perlu dipastikan kebenarannya dari sumber terpercaya, seperti dokter kandungan atau tenaga kesehatan.

Jika Ibu ingin lebih mengenal apa yang terjadi pada tubuh dari bulan pertama hingga akhir masa kehamilan, termasuk bagaimana janin tumbuh dan berkembang tiap bulan, Ibu bisa membaca artikel lainnya yang sudah kami siapkan, seperti: Masa Kehamilan, Saat Terpenting Bagi Pertumbuhan Janin.

Artikel Terbaru Lainnya

Masa Kehamilan
Bahaya Rhesus Negatif pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai
Temukan informasi penting terkait ciri-ciri, bahaya, dan cara penanganani rhesus negatif pada ibu hamil di sini.
Masa Kehamilan
Gerakan Janin Usia 3 Bulan dan Tanda Perkembangannya
Pelajari cara merasakan gerakan janin di usia 3 bulan dan tanda-tanda janin tidak berkembang. Cari tahu lebih lanjut di sini.
Masa Kehamilan
Susu PRENAGEN untuk Menambah Berat Badan Janin
PRENAGEN mommy mengandung PROTEIN, lemak baik, dan karbohidrat untuk membantu menambah berat badan janin dengan sehat dan optimal.
Masa Kehamilan
Manfaat Buah Nangka untuk Ibu Hamil dan Tumbuh Kembang Janin
Manfaat buah nangka untuk ibu hamil memang banyak, tapi bolehkah dikonsumsi? Simak jawabannya serta hal yang harus di perhatikan agar tetap aman bagi janin.
Masa Kehamilan
Kolestasis Kehamilan, Gangguan Hati yang Membuat Gatal Parah
Kolestasis kehamilan menyebabkan gatal parah dan dapat memengaruhi janin. Temukan cara penanganan yang tepat untuk mengatasi kondisi ini.
Masa Kehamilan
Contoh Pemanis Buatan yang Diam-Diam Bisa Mengganggu Kehamilan
Sakarin dan siklamat termasuk contoh pemanis buatan yang sebaiknya dihindari ibu hamil agar gula darah tetap stabil. Cari tahu alasannya di sini.

PRENAGEN Club, untuk Moms!

Dengan menjadi member, Moms akan mendapatkan beragam keuntungan seperti program pengumpulan poin berhadiah, promo dan kegiatan menarik, serta bergabung dalam forum diskusi. Ayo bergabung bersama PRENAGEN Club dan nikmati setiap manfaatnya untuk mendukung perjalanan kehamilan dan peran Moms sebagai orang tua.
PRENAGEN