Batuk Bayi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Batuk Bayi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Bayi baru lahir memiliki kondisi yang rentan terhadap penyakit. Meski sudah mendapatkan asupan ASI yang cukup dan perawatan yang optimal, tapi terkadang bayi masih terkena penyakit yang membuatnya tidak nyaman dan panik orang tua. Batuk menjadi salah satu masalah yang sering dihadapi oleh bayi dan penanganannya berbeda dengan orang dewasa. Bagaimana menghadapi batuk bayi dan cara mengobatinya? Simak ya, Ibu!

Gejala dan Penyebab Batuk Bayi

Batuk adalah respon alami tubuh yang dianggap normal sebagai pertanda tubuh sedang melakukan perlawanan terhadap penyakit tertentu atau alergi. Bayi yang baru berumur di bawah empat bulan biasanya tidak mengalami batuk terus menerus sehingga perlu diperhatikan jika terjadi batuk yang terus menerus pada bayi di usia ini.

Berbagai gejala yang terjadi bisa menginformasikan penyakit apa yang sedang diderita oleh bayi saat batuk menyerang. Kenali gejala dan penyebabnya agar orang tua bisa melakukan langkah tepat untuk mengobatinya. Berikut ini beberapa batuk dengan gejala berbeda yang patut diwaspadai.

1. Batuk Pilek

Batuk yang disertai dengan cairan lendir ingus yang keluar bisa menandakan bahwa bayi terserang flu. Terkadang batuk bayi akan berdahak karena terjadinya infeksi yang memproduksi cairan lendir berlebih di saluran pernapasan sehingga merangsang terjadinya batuk.

Umumnya batuk berdahak adalah tanda bahwa bayi mengalami flu. Ketahui cara mengeluarkan dahak pada bayi berikut ini: Cara Mengeluarkan Dahak pada Bayi dengan Aman.

Namun ada juga kondisi batuk kering dimana tidak ada lendir yang keluar karena lendir yang diproduksi di saluran pernapasan jatuh ke belakang tenggorokan.

2. Batuk Asma

Bayi yang mengidap penyakit asma sangat berpotensi untuk mengalami batuk. Ketika terjadi penyempitan saluran udara akibat peradangan, maka akan memicu batuk. Gejala yang umum terjadi adalah kesulitan bernapas dan tarikan dada yang berat. Batuk karena asma ini akan memburuk di malam hari atau saat suhu berubah menjadi lebih dingin. Bayi akan mengalami hidung gatal, mata berair, dan kondisi seperti terkena flu.

 Ibu dapat menggunakan nebulizer dalam meredakan batuk asma pada bayi. Alat nebulizer dapat memberikan perasaan lega yang cepat, memungkinkan anak untuk bernapas dengan lebih baik, dan mengatasi serangan asma dengan lebih efektif. Berikut fungsi dan cara pakai obat nebulizer: Obat Nebulizer untuk Atasi Masalah Pernapasan Anak.

3. Batuk Croup

Batuk Croup pada bayi biasanya terjadi karena adanya iritasi dan pembengkakan pada saluran pernapasan, yaitu kotak suara, batang tenggorokan, dan bronkus. Pembengkakan ini akan membuat saluran pernapasan bayi menjadi sempit dan sulit bernapas sehingga bayi akan meresponnya dengan mengeluarkan batuk. Gejala awal yang ditimbulkan dari batuk ini biasanya demam dan keluar ingus. Waspadai jika batuk semakin parah dan kulit bayi tampak kebiruan atau pucat karena kekurangan oksigen. Selain karena pembengkakan di saluran pernapasan, batuk croup ini juga bisa terjadi karena alergi dan asam lambung naik. Umumnya batuk croup ini menyerang bayi usia 3 bulan.

4. Batuk Rejan

Batuk rejan (pertusis) atau sering dikenal dengan batuk seratus hari memang sering menyerang bayi. Batuk yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertussis ini umumnya ditandai dengan tarikan nafas yang sesak dan mengeluarkan suara “ngik”. Gejala awal yang muncul adalah demam dan keluarnya ingus di hidung. Bayi berusia enam bulan hingga tiga tahun sangat sering mengalami batuk ini dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan serius lainnya seperti paru-paru basah, pneumonia, atau pendarahan pada otak.

5. Batuk Gejala Bronkiolitis

Batuk bayi bronkiolitis sering dialami oleh bayi berusia satu tahun karena infeksi saluran pernapasan. Batuk disebabkan oleh terjadinya penyempitan saluran pernapasan dan polusi dan iritan yang berasal di lingkungan sekitar. Cuaca dingin juga bisa menjadi pemicu batuk bayi bronkiolitis.

6. Batuk Gejala Pneumonia

Istilah Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, tapi juga bisa disebabkan oleh virus. Dahak akan diproduksi berlebihan sehingga menumpuk di area paru-paru. Kondisi ini juga dikenal oleh masyarakat umum dengan penyakit paru-paru basah. Pneumonia ini akan memicu batuk bayi dan mengeluarkan dahak yang cukup pekat. Bahkan pada kondisi buruk, batuk akan disertai dengan darah.

Cara Mengobati Batuk pada Bayi

Batuk bayi tidak bisa ditangani sembarangan seperti memberikan obat dari apotek karena harus diketahui penyebab batuknya. Apalagi obat-obatan yang dibeli di apotek memiliki efek samping yang berbahaya bagi bayi. Ketika terjadi batuk bayi, para orang tua tidak perlu cemas dan panik, namun tetap memperhatikan gejala sambil melakukan beberapa cara seperti berikut ini.

  1. Meningkatkan Cairan Tubuh

    Memberikan cairan tambahan akan memudahkan bayi saat batuk dan mengurangi lendir di area tenggorokan. Ibu bisa memberikan cairan tambahan untuk membuat bayi bisa bernapas lancar kembali seperti air putih, susu, jus, sup, atau coklat panas untuk bayi berusia di atas enam bulan. Sedangkan pada bayi di bawah enam bulan, tentu menambahkan asupan ASI lebih dari biasanya bisa meningkatkan imunitas bayi.
  2. Minum Madu

    Pada bayi usia di atas 1 tahun, Ibu bisa memberikan madu untuk mengurangi batuk bayi. Madu memiliki kandungan antioksidan yang baik untuk menaikkan imunitas tubuh. Berikan setengah sendok teh madu sebelum tidur untuk meredakan batuk bayi.
  3. Posisi Kepala Lebih Tinggi

    Menaikkan posisi kepala lebih tinggi dari badan bayi bisa membuatnya lebih mudah bernafas. Cara ini juga sering dilakukan saat bayi mengalami hidung tersumbat. Letakkan bantal atau handuk untuk menyangga kepala bayi sehingga posisinya lebih tinggi dari badannya saat berbaring.
  4. Makanan Pereda Batuk

    Pada bayi usia diatas enam bulan, pemberian makanan ekstra untuk meredakan batuknya cukup efektif. Pilih beberapa makanan seperti puding, yogurt, atau bubur buah. Asupan makanan ini bisa meredakan batuk dan membuat area pernapasan kembali lega.
  5. Istirahat

    Batuk membuat bayi menjadi tidak nyaman sehingga sulit tidur. Pastikan bayi mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Lakukan hal-hal yang bisa membuatnya tidur terlelap lebih cepat seperti tidur di gendongan atau di ayunan. Dengan istirahat yang cukup maka tubuh memiliki daya tahan yang lebih baik untuk melawan penyakit.
  6. Terapi Uap

    Uap panas bisa meringankan hidung tersumbat dan batuk pada bayi. Caranya cukup sederhana, yaitu letakkan air panas di ember dan dekatkan ke bagian wajah bayi. Uap panas yang naik ke atas akan dihirup oleh bayi. Ibu juga bisa membawa bayi di kamar mandi dengan uap panas di dalamnya untuk melancarkan pernapasan. Untuk informasi selengkapnya, baca artikel seputar terapi uap di sini: Cara Melakukan Terapi Uap untuk Bayi di Rumah.
  7. Teteskan Cairan Salin

    Ibu bisa menggunakan cairan saline untuk mengeluarkan lendir di hidung dan tenggorokan saat batuk bayi. Obat tetes hidung ini adalah larutan air garam steril yang bisa ditemukan di apotek. Teteskan 2 hingga 3 tetes cairan salin ke rongga hidung dengan bantuan pipet dan diamkan selama 30 detik.

Setelah mengenali gejala dan penyebab batuk bayi, Ibu bisa melakukan cara-cara sederhana di atas untuk mengurangi batuk bayi bayi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum Ibu yakin untuk membawa bayi ke dokter untuk bahan pertimbangan, seperti batuk yang tak kunjung berhenti setelah lima hari, batuk yang semakin berat, suhu tubuh meningkat, sesak nafas, dan dahak yang keluar berwarna hijau, coklat, atau kuning.

Selain itu, batuk pada bayi bisa menular dari ibu. Oleh karena itu, jika ibu sedang menyusui dan mengalami batuk, perlu segera diatasi dengan obat batuk yang aman. Berikut ini pilihannya: Pilihan Obat Batuk yang Aman untuk Ibu Menyusui