5 Cara Memperbanyak ASI bagi Ibu Menyusui

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

5 Cara Memperbanyak ASI bagi Ibu Menyusui

Penting bagi ibu menyusui untuk memahami bagaimana sesungguhnya proses produksi ASI bekerja sebelum memahami bagaimana cara memperbanyak ASI itu sendiri. Pada dasarnya produksi ASI tergantung pada sistem penawaran dan permintaan.

Baca Juga: 5 Tips Menghasilkan ASI yang Berkualitas dan Lancar

Sejak ibu mengandung, sesungguhnya hormon dalam tubuh ibu sudah memerintahkan payudara untuk mulai membuat ASI. Namun, setelah melahirkan tubuh ibu belum tahu persis berapa banyak jumlah ASI yang dibutuhkan, saat itulah waktu yang paling tepat untuk membangun suplai ASI yang baik. Apabila memang sering dipakai, ASI akan diproduksi semakin banyak, begitu pula sebaliknya apabila tidak dipakai, produksi akan berhenti dengan sendirinya. Berikut ini 5 langkah memperbanyak ASI bagi ibu menyusui, yaitu:

Sering Menyusui

Hal ini merupakan kunci paling penting untuk meningkatkan produksi ASI. Produksi ASI akan semakin lancar jika payudara sebagai pabrik ASI terus-menerus dirangsang. Cara yang dapat ibu lakukan adalah dengan meningkatkan frekuensi bayi menyusui selama 72 jam pertama kelahirannya atau segera perah ASI setelahnya. Makin sering penyaluran ASI keluar melalui isapan bayi, produksi ASI juga akan meningkat secara alamiah.

Mengosongkan Kedua Payudara saat Menyusui

Ibu menyusui dianjurkan untuk menyusui bayi cukup lama hingga ASI yang terdapat pada kedua payudara kosong. Jadi, ASI yang sudah diproduksi di payudara sebaiknya langsung dialirkan melalui saluran ASI atau puting dengan menikmati waktu menyusui. Selain itu, sebaiknya jangan menjadwalkan waktu menyusui, susui bayi kapanpun ia memerlukannya.

Memompa ASI

Seusai menyusui, terutama jika ibu merasa payudara belum terasa kosong lebih baik untuk segera memompanya. Bagi ibu seorang wanita karir, cobalah memompa ASI hingga 15 menit setiap beberapa jam sekali ketika Anda bekerja. Sebaiknya gunakan pompa yang bisa memompa 2 payudara sekaligus untuk lebih menstimulasi produksi ASI daripada pompa yang hanya bisa memompa 1 payudara saja.

Jangan Stress

Berdasarkan hasil penelitian, lebih dari 80% gagalnya ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif justru datang dari faktor psikologis ibu menyusui. Kondisi psikologis ibu menyusui sangat mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif. Perbanyaklah waktu istirahat untuk mengembalikan tenaga dan menghindarkan ibu dari kondisi stres. Janganlah ragu untuk meminta bantuan dari suami, asisten ataupun nenek si kecil saat ibu membutuhkan bantuan.

Kunjungi Ahli Laktasi

Cara ini sebaiknya hanya dilakukan jika masih ragu atau ibu belum menemukan penyebab dan solusi dari masalah menyusui. Konsultasikan segera masalah produksi ASI dengan ahli laktasi. Umumnya mereka akan menimbang berat bayi dan memberikan penanganan lebih tepat dalam meningkatkan produksi ASI.

Menurut para ahli, kondisi berkurangnya produksi ASI jarang sekali terjadi. Para ibu mengeluhkan berkurangnya produksi ASI biasanya ketika merasa kehilangan rasa penuh pada payudaranya, atau ketika ASI yang keluar tidak lagi deras seperti sebelumnya atau bahkan sedikit. Sebenarnya rasa kosong ASI pada payudara yang tidak lagi banyak mungkin saja disebabkan karena bayi semakin sering minum ASI, sehingga ASI tidak lagi menumpuk di payudara.

Baca Juga: ASI Tak Lancar? Ketahui Solusi Mudahnya!

Oleh karena itu, ibu tidak perlu khawatir jika buah hati kekurangan ASI, apabila berat badan bayi terus bertambah, apalagi ketika bayi selalu meminta ASI setiap dua sampai tiga jam. Selain itu, tanda baik lainnya adalah ketika bayi sering mengompol dan harus ganti popok 7-8 kali sehari. Akan tetapi, ibu menyusui harus selalu menjaga kesehatan dan tetap rileks agar pemberian ASI bagi buah hati tetap lancar.

Setelah bayi menginjak usia 6 bulan hingga usia 1 tahun, Ibu sudah harus mempersiapkan makanan pendamping ASI (MPASI). Makanan pendamping ini penting untuk memberikan nutrisi yang lengkap dan sehat untuk buah hati Ibu, yuk cari tau makanan apa saja yang sehat sebagai MPASI disini: Makanan untuk Anak Usia 1 Tahun