Bayi Tidak Merangkak Langsung Jalan, Normalkah?

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Bayi Tidak Merangkak Langsung Jalan, Normalkah?

Merangkak merupakan salah satu fase yang harus dialami oleh bayi sebelum akhirnya bisa berjalan. Fase ini biasanya terjadi di usia 8-12 bulan. Namun rupanya tidak semua bayi mengalami fase ini, ada juga bayi yang bisa langsung duduk, mengesot, dan berjalan tanpa melalui fase merangkak. Tentu hal ini akan membuat orang tua panik dan khawatir. Apakah bayi tidak merangkak berpengaruh pada perkembangannya kelak?

Baca Juga: Bayi Muntah Terus: Penyebab, Gejala, dan Cara Meringankan

Ada beberapa faktor yang menyebabkan bayi tidak merangkak, mulai dari faktor orang tua yang terlalu over protective hingga lantai rumah yang terlalu licin sehingga membuat bayi trauma. Padahal, fase merangkak merupakan fase yang amat penting bagi tumbuh kembang bayi, lho Bu! Jadi pastikan merangkak menjadi salah satu tahapan perkembangan yang dilalui anak dengan cara menstimulasinya ya!

Pentingnya Merangkak

Ibu sebenarnya tak perlu terlalu khawatir ketika bayi tidak merangkak, asalkan seluruh aspek perkembangannya mengalami kemajuan. Namun jika bisa diusahakan untuk dapat merangkak, Ibu sebaiknya tetap melatih bayi untuk merangkak. Hal ini dikarenakan merangkak merupakan fase atau tahapan penting yang dilalui oleh bayi, yang sangat berpengaruh terhadap kemampuan serta tumbuh kembang anak.

Berikut ini beberapa alasan yang membuat fase merangkak itu penting.

    1. Mengembangkan Kemampuan Bayi

      Ketika bayi merangkak, pada saat itu ia sedang mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya. Yaitu kemampuan motorik kasar, motorik halus, keseimbangan, serta koordinasi mata dan tangan. Kemampuan-kemampuan tersebut sangat penting untuk perkembangan bayi di kemudian hari.
    2. Merangsang Kecerdasan Spasial

      Bayi tidak merangkak berarti telah kehilangan kesempatan untuk merangsang kecerdasan spasial. Dengan merangkak, ia sedang belajar konsep spasial yang nantinya penting bagi bayi untuk memecahkan masalah.
    3. Mengembangkan Kemampuan Visual

      Merangkak juga penting untuk mengembangkan kemampuan visual anak. Ketika ia melihat benda favoritnya, ia akan berusaha untuk meraihnya. Disini ia belajar untuk menentukan apakah sebuah benda berada dekat atau jauh darinya.
    4. Koordinasi Otak

      Fase merangkak sangat penting untuk koordinasi otak kanan dan kiri. Pada saat merangkak fungsi koordinasi ini berkembang dengan pesat. Otak pun berlatih untuk memproses suara, visual, serta gerakan pada waktu yang sama. Kemampuan ini akan semakin berkembang seiring dengan semakin seringnya bayi merangkak.
    5. Meningkatkan Percaya Diri

      Alasan lain yang membuat fase merangkak sangat penting adalah pada fase ini bayi akan belajar untuk percaya pada dirinya sendiri. Ketika merangkak, rasa percaya dirinya meningkat dan akhirnya ia akan bisa mengambil keputusan serta resiko pada waktu yang bersamaan.
    6. Meningkatkan Kekuatan Fisik

      Merangkak merupakan modal utama bayi untuk berjalan. Pada saat itu tulang punggung serta kakinya semakin kuat. Ia pun semakin siap untuk berlatih berjalan pada waktunya nanti.

Waktu Tepat Bayi Merangkak

Tidak ada patokan kapan tepatnya bayi akan melalui fase merangkak, karena tiap bayi akan melewati fase yang berbeda-beda. Namun pada umumnya, bayi mulai bisa merangkak di usia 8-12 bulan, yaitu ketika ia belum dapat berjalan. Perlu diketahui bahwa umumnya merangkak merupakan fase yang terjadi sebelum fase berjalan.

Baca Juga: Mudah Dilakukan, Cara Membersihkan Mainan Gigitan Bayi, Bahan Plastik, Kain, dan Berbulu

bayi akan mulai belajar merangkak ketika ia sudah dapat duduk dengan sempurna tanpa bantuan. Ketika itu ia sudah dapat menoleh dengan sempurna dan menahan kepalanya. Otot tangan serta kakinya sudah cukup menahan tubuhnya supaya tidak terjatuh.

Selain waktunya yang berbeda-beda, cara merangkak pada tiap bayi juga berbeda. Ada yang merangkak dengan menggesekkan perutnya, ada juga yang posisi tiarap, dan ada juga yang gaya merangkaknya mirip dengan beruang. Namun tidak masalah gaya merangkak bayi berbeda, karena yang terpenting adalah ia dapat bergerak maju dengan menggerakkan tubuhnya.

Dampak Bayi Langsung Jalan

Meski merangkak merupakan salah satu fase yang dilalui oleh bayi, namun faktanya tidak semua bayi tidak melalui fase merangkak. Ada sebagian bayi tidak merangkak yang langsung menempuh fase berjalan. Ia langsung bisa berjalan tanpa melalui proses merangkak.

Tapi jangan bangga dulu, Ibu. Justru keadaan ini perlu dikhawatirkan, Mengingat pentingnya bayi melalui fase merangkak, bayi tidak merangkak justru memiliki dampak di masa depan yang kurang baik baik bayi.

Apa saja dampak bayi tidak merangkak langsung berjalan?

      1. Gangguan Keseimbangan

        Salah satu fungsi dari merangkak adalah menyeimbangkan otak kanan dan kiri. Ketika fase merangkak ini terhambat, maka dikhawatirkan akan terjadi gangguan keseimbangan pada bayi di kemudian hari.
      2. Gangguan Konsentrasi

        Selain keseimbangan terganggu, bayi tidak merangkak juga dapat menimbulkan gangguan konsentrasi di usia selanjutnya. Inilah yang membuat fase merangkak sangat penting dan wajib dilalui.
      3. Gerakan Cenderung Kasar

        Kemampuan motorik bayi juga sulit terlatih ketika ia tidak belajar merangkak. Meskipun sudah bisa berjalan pun, namun gerakan jalannya akan cenderung kasar dan mudah terlatih lantaran motoriknya tidak terstimulasi dengan baik.

Cara Melatih Bayi Untuk Merangkak

Setelah mengetahui pentingnya merangkak bagi bayi serta dampak yang ditimbulkan dari bayi tidak merangkak, tentu Ibu harus mengusahakan agar bayi melalui proses merangkak dalam perkembangannya.

Baca Juga: Bayi Anemia: Ciri-ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Terkadang orang tua ingin agar anak segera bisa berjalan tanpa memperhatikan fase merangkak. Padahal justru merangkak tidak boleh ditinggalkan. Jika terdapat tanda-tanda bayi malas merangkak, Ibu bisa menstimulasinya dengan cara-cara berikut ini.

      1. Tummy Time

        Jauh sebelum fase merangkak, sebaiknya Ibu sudah merangsangnya dengan melakukan gerakan tummy time, yaitu membalik posisi tidur bayi agar ia tengkurap. Posisi tengkurap akan melatih bayi untuk mengangkat kepalanya serta menggerakkan kaki dan tangannya di posisi tengkurap.
      2. Rangsang dengan Mainan Favorit

        Ketika bayi mulai berusia 7-8 bulan, stimulasi ia dengan meletakkan mainan favoritnya di hadapannya. Ajak bayi untuk menggapai mainan tersebut dengan menggerakkan tubuhnya ke depan. Jangan lupa berikan semangat agar ia semakin percaya diri untuk mencoba merangkak ke depan.
      3. Ajak Merangkak Bersama

        Bayi adalah peniru ulung. Ia akan mudah meniru apa yang orang lain lakukan di sekitarnya. Oleh karena itu Ibu bisa merangkak di sebelah bayi dan ajak ia untuk merangkak bersama. Berikan senyum dan pelukan ketika ia berhasil merangkak meski hanya 1-2 langkah agar ia semakin bersemangat untuk merangkak lagi.

Setelah membaca artikel ini tentu Ibu sudah mengetahui betapa pentingnya fase merangkak bagi bayi. Bahkan ketika bayi tidak melalui fase merangkak, orang tua perlu segera bertindak. Hindari melakukan hal-hal yang justru membuat bayi malas merangkak, seperti menakut-nakuti atau terlalu protective.

Ibu bisa berkonsultasi dengan dokter anak ketika bayi tetap tidak mau merangkak meskipun sudah distimulasi dengan baik. Dokter akan memeriksa dan memberikan saran yang tepat agar perkembangan bayi tetap optimal.