Ciri-Ciri Darah Keguguran yang Harus Diwaspadai

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Ciri-Ciri Darah Keguguran yang Harus Diwaspadai

Pendarahan saat hamil sering kali menimbulkan ketegangan dan kekhawatiran. Tubuh yang menunjukkan tanda-tanda tidak biasa, seperti keluarnya darah dari vagina, bisa memunculkan banyak pertanyaan di benak Ibu. Salah satu yang paling umum adalah, “Bagaimana ciri-ciri keluarnya darah karena keguguran?”

Ciri-ciri darah yang menandakan keguguran umumnya terlihat dari perubahan warna, volume, serta adanya jaringan yang ikut keluar bersama darah, terutama pada usia kehamilan minggu ke-6 hingga minggu ke-12. Memahami karakteristik darah saat hamil membantu Ibu mengenali apakah kondisi tersebut merupakan tanda keguguran atau pendarahan yang masih tergolong normal. 

Karakteristik Darah dalam Keguguran

Darah yang keluar dari vagina saat mengalami keguguran memiliki perbedaan yang cukup signifikan dibandingkan pendarahan biasa. Ibu dapat mengetahuinya dari berbagai ciri berikut ini:

Warna Darah yang Keluar

Saat mengalami keguguran, warna darah yang keluar bisa sangat bervariasi, mulai dari merah terang, merah gelap, hingga cokelat kehitaman. Variasi warna ini mencerminkan kondisi darah dan lamanya darah telah berada di dalam rahim.

Darah berwarna merah terang biasanya menunjukkan bahwa perdarahan baru saja terjadi. Kondisi ini bisa berarti masih ada peluang untuk mempertahankan kehamilan, terutama jika Ibu segera mendapatkan pertolongan medis. 

Dalam beberapa kasus, perdarahan merah terang bisa saja disebabkan oleh kondisi lain seperti perdarahan implantasi (ketika embrio menempel pada dinding rahim) atau polip serviks (pertumbuhan jaringan jinak pada leher rahim) yang tidak selalu berakhir dengan keguguran

Sebaliknya, darah berwarna merah gelap atau cokelat kehitaman menandakan bahwa darah tersebut telah berada cukup lama (biasanya lebih dari 24 jam) di dalam rahim sebelum keluar. Ini sering kali menunjukkan bahwa proses keguguran telah berlangsung dalam waktu yang tidak singkat, dan kemungkinan untuk mempertahankan kehamilan menjadi sangat kecil. Jika Ibu mengalami pendarahan seperti ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Untuk membedakan darah keguguran, flek hamil, dan haid, Ibu dapat membaca artikel ini.

Tekstur dan Konsistensi Darah

Pada kasus keguguran, darah yang keluar dari vagina cenderung lebih kental dan menggumpal dibandingkan dengan pendarahan ringan yang bisa terjadi selama kehamilan. Perubahan ini terjadi karena peluruhan jaringan kehamilan dari dinding rahim, termasuk jaringan janin, plasenta, dan lapisan endometrium yang menebal untuk menopang kehamilan. Gumpalan darah yang terlihat bisa berupa fragmen jaringan berwarna merah tua, merah keabu-abuan, atau bahkan menyerupai jaringan daging.

Meskipun perdarahan yang menggumpal atau mengandung jaringan ini bisa mengarah pada keguguran, diagnosis tetap harus dilakukan oleh tenaga medis. Ibu perlu segera berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kondisinya. Pemeriksaan seperti ultrasonografi (USG) transvaginal dan tes kadar hormon hCG akan membantu dokter memastikan apakah kehamilan benar-benar mengalami keguguran atau masih bisa dipertahankan. Selain itu, pemeriksaan medis juga penting untuk mengevaluasi kemungkinan komplikasi lain, seperti kehamilan ektopik atau adanya sisa jaringan dalam rahim, yang dapat menyebabkan infeksi atau perdarahan berkepanjangan.

Pada tahap awal keguguran, darah yang keluar bisa terlihat lebih encer atau berlendir, tergantung pada usia kehamilan dan sejauh mana jaringan sudah luruh. Perpaduan darah dengan cairan ketuban atau lendir serviks ini sering terjadi, terutama pada keguguran yang sangat dini. Hal ini dapat membingungkan karena kadang menyerupai perdarahan implantasi, sehingga pemeriksaan medis sangat diperlukan untuk memastikan diagnosis yang tepat.

Volume dan Durasi Pendarahan

Pendarahan akibat keguguran umumnya lebih banyak dibandingkan dengan pendarahan ringan yang terjadi selama kehamilan. Proses keguguran melibatkan pengeluaran seluruh jaringan kehamilan dari rahim, bukan hanya peluruhan lapisan endometrium seperti yang terjadi pada siklus haid.

Volume darah juga bisa cukup deras, terutama jika keguguran terjadi pada usia kehamilan yang lebih lanjut, misalnya setelah 12 minggu. Darah yang keluar juga sering disertai gumpalan besar atau fragmen jaringan, yang membuatnya terlihat lebih banyak dan mengkhawatirkan.

Proses pendarahan ini dapat berlangsung hingga 7 hari atau lebih, tergantung pada seberapa lengkap jaringan kehamilan telah dikeluarkan dari rahim. Tidak seperti haid yang biasanya berlangsung 3-5 hari, pendarahan keguguran bisa terus terjadi karena tubuh memerlukan waktu untuk membersihkan seluruh jaringan.

Jika masih ada sisa jaringan, tubuh akan terus berkontraksi untuk mengeluarkannya, sehingga pendarahan bisa terus terjadi atau bahkan bertambah banyak pada hari-hari tertentu. Selama proses ini, banyak Ibu juga mengalami kram perut atau nyeri mirip kontraksi, terutama pada keguguran yang terjadi secara spontan.

Nyeri tersebut terjadi karena rahim berkontraksi untuk mendorong keluar jaringan yang tersisa. Intensitas pendarahan dan nyeri biasanya meningkat seiring dengan proses peluruhan yang berlangsung aktif, dan akan mereda secara bertahap setelah rahim benar-benar bersih.

Pentingnya Membedakan Pendarahan Keguguran dan Pendarahan Normal

Membedakan pendarahan akibat keguguran dan pendarahan implantasi sangat diperlukan, karena keduanya dapat memiliki dampak yang sangat berbeda pada kehamilan. Pendarahan implantasi merupakan hal normal dan tidak berbahaya, terjadi ketika embrio menempel pada dinding rahim, biasanya sekitar 6-12 hari setelah pembuahan. Volume darah implantasi biasanya sangat sedikit, berwarna merah muda atau cokelat, tidak disertai nyeri berat, dan hanya berlangsung 1-2 hari. 

Sebaliknya, pendarahan akibat keguguran sering kali lebih banyak, bisa disertai gumpalan jaringan, dan diikuti oleh nyeri perut bawah atau kram yang cukup intens. Hal tersebut merupakan kondisi serius yang memerlukan perhatian medis karena bisa berisiko bagi kesehatan Ibu, terutama jika jaringan kehamilan tidak keluar seluruhnya. Bila dibiarkan, keguguran yang tidak tuntas dapat menyebabkan infeksi rahim, anemia, atau bahkan gangguan kesuburan di kemudian hari.

Itulah mengapa Ibu perlu mengenali karakteristik pendarahan dan segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala yang mencurigakan. Diagnosis yang tepat membantu memastikan kondisi kehamilan dan memungkinkan penanganan yang cepat serta tepat untuk mendukung kesehatan reproduksi Ibu di masa depan. Membedakan antara tanda-tanda haid dan gejala keguguran sangat penting untuk kesehatan ibu.

Menjaga Kesehatan Reproduksi untuk Kehamilan Berikutnya

Setelah mengalami keguguran, tubuh memerlukan waktu untuk pulih. Pemulihan ini mencakup rahim, keseimbangan hormon, serta kesehatan mental. Umumnya, tubuh mulai ovulasi kembali dalam 4-6 minggu setelah keguguran, meskipun waktu pemulihan ini bisa bervariasi tergantung pada kondisi setiap Ibu. Selama masa ini, Ibu harus memantau kondisi tubuh dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala seperti perdarahan yang tidak normal atau nyeri yang menetap.

Pemulihan yang optimal memungkinkan rahim dan hormon kembali seimbang, meningkatkan peluang kehamilan di masa depan. Oleh karena itu, disarankan agar Ibu memberi jeda sekitar 3 hingga 6 bulan sebelum mencoba hamil lagi. Masa jeda ini memberi tubuh waktu yang cukup untuk pulih dan mempersiapkan diri untuk kehamilan berikutnya.

Selain pemulihan fisik, menjaga berat badan ideal juga sangat memengaruhi kesuburan. Berat badan yang terlalu rendah atau tinggi dapat mengganggu proses ovulasi. Perhatikan juga asupan nutrisi Ibu, ini berperan besar dalam mendukung kesehatan reproduksi. Mengonsumsi makanan yang kaya PROTEIN, asam folat, zat besi, zinc, DHA-Omega 3, dan vitamin D, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan rendah merkuri, telur, dan yogurt, dapat membantu tubuh Ibu mempersiapkan kehamilan yang sehat selanjutnya.

Untuk memaksimalkan peluang kehamilan berikutnya, Ibu juga bisa mengonsumsi susu PRENAGEN esensis, yang dirancang khusus untuk meningkatkan keseimbangan hormon dan kesehatan organ reproduksi. 

Dengan asupan nutrisi yang tepat, tubuh Ibu akan lebih siap menghadapi kehamilan yang sehat. Kenali lebih lanjut tentang manfaat susu PRENAGEN esensis dan dukung kesehatan organ reproduksi di halaman berikut: PRENAGEN esensis: Meningkatkan Kesehatan Organ Reproduksi.

Referensi:

  • Klik Dokter. Ciri Darah Keguguran dan Bedanya dengan Perdarahan Normal. Diakses 24 April 2025. https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kehamilan/perbedaan-darah-keguguran-dan-perdarahan-normal
  • Cleveland Clinic. Miscarriage. Diakses 24 April 2025. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9688-miscarriage
  • ACOG. What Happens After a Miscarriage? An Ob-Gyn Discusses the Options. Diakses 25 April 2025. https://www.acog.org/womens-health/experts-and-stories/the-latest/what-happens-after-a-miscarriage-an-ob-gyn-discusses-the-options