Kehamilan memang identik dengan momen yang membahagiakan. Namun, tidak sedikit Ibu hamil yang dihadapkan pada tantangan kesehatan yang tidak terduga. Salah satu komplikasi kehamilan yang paling serius dan kerap terlambat dikenali adalah HELLP syndrome. Sindrom ini dapat berkembang sangat cepat dan mengancam keselamatan Ibu maupun janin jika tidak segera ditangani dengan tepat.
HELLP syndrome adalah singkatan dari Hemolysis (pecahnya sel darah merah), Elevated Liver Enzymes (peningkatan enzim hati), dan Low Platelets (penurunan trombosit dalam darah). Ketiga kondisi ini terjadi bersamaan dan menandakan adanya gangguan serius pada sistem peredaran darah serta fungsi organ dalam tubuh Ibu hamil.
Sindrom ini masih termasuk dalam spektrum preeklamsia, namun dampaknya bisa lebih parah dan berkembang sangat cepat. HELLP syndrome umumnya muncul pada trimester ketiga, meskipun tidak jarang juga terjadi setelah proses persalinan. Risiko paling fatal dari kondisi ini meliputi kerusakan organ hati, pendarahan hebat, hingga gagal ginjal.
Gejala HELLP syndrome memang mirip dengan preeklamsia, namun memiliki ciri khas tertentu. Rasa nyeri hebat di bagian atas perut, terutama di sisi kanan, bisa menjadi pertanda awal adanya pembengkakan hati. Mual dan muntah yang terus-menerus juga perlu diwaspadai, terlebih jika disertai dengan sakit kepala berkepanjangan atau gangguan penglihatan.
Dalam kondisi tertentu, Ibu mungkin mengalami pembengkakan pada wajah dan tangan, rasa sakit di bahu, atau bahkan berat badan yang meningkat drastis dalam waktu singkat. Gejala-gejala ini bisa tampak seperti keluhan umum saat hamil, sehingga sering kali terabaikan.
Penting bagi Ibu untuk mengenali perbedaan antara keluhan ringan dengan gejala yang mengindikasikan masalah serius. Jika mengalami nyeri yang tidak biasa atau gejala yang menetap, segera konsultasikan ke dokter kandungan agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Gangguan seperti perut sering nyeri saat hamil juga dapat menjadi tanda kondisi serius yang perlu diperhatikan secara medis.
Belum ada penyebab tunggal yang pasti memicu HELLP syndrome, namun para ahli menemukan beberapa kondisi yang meningkatkan risikonya. Salah satunya adalah masalah pada perkembangan plasenta sejak awal kehamilan. Jika plasenta tidak tumbuh sempurna, aliran darah dari Ibu ke janin akan terganggu. Tubuh kemudian merespons dengan melepaskan zat yang justru merusak pembuluh darah.
Kerusakan pada pembuluh darah ini menyebabkan sel darah merah pecah saat melewati area yang rusak, yang memicu hemolisis. Di sisi lain, organ hati juga terpengaruh dan menghasilkan enzim dalam jumlah berlebih. Karena tubuh berusaha memperbaiki kerusakan tersebut, trombosit digunakan terus-menerus hingga jumlahnya menurun drastis.
Beberapa faktor lain yang memperbesar risiko terjadinya HELLP syndrome adalah usia Ibu yang lebih dari 35 tahun, riwayat hipertensi, preeklamsia, diabetes, penyakit ginjal, atau gangguan autoimun. Bila Ibu pernah mengalami komplikasi kehamilan sebelumnya, risiko untuk mengalami kondisi serupa meningkat.
Bahkan kondisi seperti Mirror Syndrome dapat menunjukkan sinyal bahaya dalam kehamilan yang patut dicermati. Komplikasi ini juga dapat terjadi bersamaan dengan plasenta akreta yang merupakan kondisi serius lain pada kehamilan.
Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius dalam waktu singkat. Kerusakan hati merupakan salah satu yang paling umum, bahkan bisa terjadi pecahnya jaringan hati atau hematoma subkapsular. Jika tidak segera ditangani, perdarahan internal bisa membahayakan nyawa Ibu.
Selain itu, jumlah trombosit yang menurun drastis membuat darah sulit membeku. Akibatnya, risiko perdarahan tinggi saat melahirkan meningkat tajam. Ginjal juga dapat mengalami kerusakan karena tekanan darah tinggi yang menyertai kondisi ini. Dalam kasus parah, HELLP syndrome bisa menyebabkan kejang, stroke, hingga kematian janin dalam kandungan.
Beberapa komplikasi jangka panjang juga dapat terjadi, terutama jika diagnosis dan penanganan terlambat dilakukan. Hal ini menjadikan pentingnya kewaspadaan sejak dini terhadap gejala ringan yang mungkin mengarah pada sindrom ini. Dengan memahami lebih dalam tentang risiko komplikasi saat kehamilan, Ibu dapat mengambil langkah pencegahan yang lebih tepat.
Penanganan terhadap HELLP syndrome membutuhkan tindakan medis yang cepat dan tepat. Diagnosis yang akurat menjadi langkah pertama untuk menentukan tindakan selanjutnya. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, termasuk tes darah untuk mengecek hemolisis, kadar enzim hati, dan trombosit. Tes urine juga penting untuk melihat keberadaan protein dalam urine yang tidak seharusnya ada.
Jika diagnosis sudah ditegakkan, langkah berikutnya adalah perawatan intensif di rumah sakit. Tujuannya adalah untuk menstabilkan kondisi Ibu dan memantau kondisi janin. Dalam beberapa kasus, pemberian kortikosteroid dapat membantu mematangkan paru-paru janin sebelum persalinan dilakukan.
Ketika kehamilan sudah memasuki usia cukup bulan atau kondisi Ibu memburuk, persalinan darurat menjadi solusi paling aman. Biasanya dilakukan melalui operasi caesar untuk menghindari risiko perdarahan. Setelah proses persalinan, Ibu masih perlu menjalani pemantauan medis hingga fungsi organ kembali normal.
Setelah melewati masa kritis, Ibu perlu menjaga kondisi tubuh melalui pola makan bergizi dan istirahat yang cukup. Konsumsi nutrisi penting seperti asam folat, zat besi, vitamin C dan E, serta kalsium sangat disarankan. Nutrisi ini berperan dalam memperbaiki kerusakan sel dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Senam hamil atau olahraga ringan juga dapat dilakukan saat Ibu sudah dalam kondisi pulih, tentunya dengan rekomendasi dokter. Kegiatan ini dapat melancarkan sirkulasi darah dan menurunkan inflamasi dalam tubuh.
Mengonsumsi susu kehamilan yang diperkaya nutrisi juga menjadi pilihan yang bijak. Susu dengan kandungan asam folat, kalsium, dan mikronutrien penting dapat mendukung pemulihan Ibu sekaligus tumbuh kembang janin secara optimal. Rekomendasi susu ibu hamil yang bagus untuk perkembangan buah hati dapat membantu Ibu menentukan pilihan terbaik sesuai kebutuhan.
Pemahaman yang baik tentang HELLP syndrome dapat membantu Ibu untuk lebih waspada dan responsif terhadap gejala yang muncul. Jangan anggap ringan rasa nyeri atau keluhan fisik lain yang terasa tidak biasa. Melalui deteksi dini dan penanganan tepat, risiko komplikasi yang berat bisa diminimalisir.
Rutin berkonsultasi dengan dokter kandungan adalah salah satu langkah terbaik dalam menjaga kehamilan tetap sehat. Lengkapi juga gaya hidup sehat dengan pola makan bergizi dan aktivitas ringan yang disesuaikan dengan kondisi tubuh.
Dengan pengetahuan dan perhatian yang cukup, Ibu dapat menjalani masa kehamilan dengan lebih tenang dan terjaga, sekaligus memberikan perlindungan terbaik bagi calon buah hati.