Gejala Mirror Syndrome dan Cara Mengatasinya

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Gejala Mirror Syndrome dan Cara Mengatasinya

Menjaga kesehatan selama masa hamil sangatlah penting agar terhindar dari berbagai gangguan seperti mirror syndrome. Mirror syndrome adalah kondisi langka dan serius yang dapat menimpa ibu hamil, dimana baik Ibu dan janin mengalami pembengkakkan akibat menumpuknya cairan. Kondisi yang juga dikenal dengan nama Ballantyne syndrome atau triple edema ini terjadi karena janin dalam kandungan memiliki jumlah cairan berlebih dan Ibu memiliki Preeklampsia. 

Menurut laman resmi Sciencedirect, gangguan ini merupakan komplikasi kehamilan yang jarang terjadi. Kemunculan penyakit ini bisa ditemukan saat usia kandungan mencapai 16-34 minggu. 

Gejala Mirror Syndrome

Tanda atau ciri-ciri mirror syndrome bisa jadi tumpang tindih dengan gejala komplikasi lainnya, seperti preeklampsia, yang bahkan hampir serupa. Maka dari itu, penting bagi Ibu untuk selalu memperhatikan apabila ada gejala yang berbeda selama menjalani periode kehamilan. Beberapa gejala sindrom ini yang bisa Ibu waspadai antara lain adalah:

  • Berat badan mengalami kenaikan yang signifikan dalam waktu cepat
  • Tungkai menjadi bengkak
  • Tekanan darah naik
  • Adanya protein dalam urin
  • Kaki dan tangan Ibu membengkak

Pembengkakan kaki ini seringkali juga tidak disangka sebagai mirror syndrome, sebab pembengkakan merupakan gejala yang umum terjadi pada ibu-ibu hamil. Cek dulu yuk penyebab bengkak ini di sini: Fenomena Kaki yang Bengkak Saat Ibu sedang Hamil

Nah, yang bisa membedakannya dari preeklampsia sendiri adalah janin dalam perut Ibu juga akan mengalami pembengkakkan dengan ciri berikut:

  • Sejumlah organ tubuh Buah Hati mengalami pembengkakkan, misalnya saja jantung, hati, serta limpa
  • Plasenta terlihat membesar
  • Cairan ketuban menjadi berlebih

Penyebab 

Masih belum diketahui secara pasti apa saja yang bisa menyebabkan mirror syndrome, tapi dicurigai, kondisi ini masih berkesinambungan dengan hidrops fetalis, yaitu adanya penumpukan cairan terhadap organ Buah Hati, terutama di area perut, jantung, serta paru-paru. 

Walaupun belum ada penyebab yang akurat, seringnya kasus sindrom kaca ini terjadi kepada ibu hamil dengan kondisi seperti ini:

  • Adanya tumor pada plasenta ataupun janin
  • Memiliki rhesus darah yang berbeda dengan janin
  • Terkena infeksi virus selama mengandung Buah Hati
  • Mengalami twin to twin transfusion syndrome (TTTS) pada kehamilan kembar

Untuk melihat perubahan yang terjadi pada janin, terutama kondisi organ tubuh yang membengkak, perlu dilakukan USG agar dokter bisa memeriksakan kondisi Buah Hati agar diagnosis yang diberikan bisa lebih akurat. 

Cara Mengatasi

Apabila sindrom ini dapat terdeteksi sejak dini, maka ada beberapa hal yang akan dilakukan guna menanggulangi kondisi ini, antaranya:

Transfusi Darah 

Mengalami penurunan tekanan darah secara drastis merupakan salah satu kondisi yang cukup krusial pada kasus mirror syndrome. Guna mengatasinya, dokter akan menyarankan transfusi darah guna menyelamatkan Ibu serta Buah Hati dari situasi yang bisa saja membahayakan kesehatan keduanya. 

Persalinan Darurat

Cara penanganan lainnya adalah dengan mengeluarkan Buah Hati sesegera mungkin. Apabila memang belum waktunya, maka mau tak mau Buah Hati harus lahir lebih awal atau prematur. Persalinan bisa dilakukan dengan pemberian obat yang mempercepat kontraksi guna merangsang agar persalinan bisa lebih cepat terjadi ataupun melalui prosedur operasi sesar. 

Mengeluarkan Cairan dari Bayi 

Usai buah hati lahir, dokter akan berusaha untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh Buah Hati, terutama organ-organ vital seperti hati, ginjal, ataupun jantung. selain itu dokter juga akan memberikan obat-obatan yang akan mencegah gagal jantung dan membantu ginjal untuk membuang kelebihan cairan tersebut. Sesudahnya Buah Hati biasanya akan dirawat dan dipantau kemajuannya secara intensif di neonatal intensive care unit (NICU)

Dampak Mirror Syndrome

Meskipun merupakan kasus langka, tetapi sindrom ini bisa memicu komplikasi yang membuat kesehatan Ibu serta janin menjadi terganggu. Kondisi ini disinyalir mampu memicu anemia serta gagal jantung pada Ibu. Dampak lainnya yaitu mengakibatkan keguguran atau janin yang mati dalam kandungan. 

Pencegahan

Sayangnya, gangguan ini tak bisa diprediksi, parahnya lagi penyakit ini tak dapat dicegah. Satu-satunya cara yang bisa Ibu lakukan adalah dengan rutin memeriksakan kondisi kandungan ke dokter, setidaknya sebanyak sebulan sekali ketika memasuki trimester pertama dan kedua. 

Lalu memasuki trimester ketiga, intensitas pemeriksaan kandungan disarankan agar dilakukan setidaknya 1-2 minggu sekali. Bukan hanya sekedar memantau kesehatan baik Ibu dan Buah Hati, namun pemeriksaan rutin ini bisa mendeteksi kelainan atau bahaya lainnya. Anomali-anomali yang bisa terdeteksi sejak dini bisa saja ditangani dengan cepat sebelum keadaan menjadi fatal

Selain itu, tetaplah konsumsi makanan bergizi agar kesehatan Ibu serta janin tetap terjaga ya. Jangan lupa untuk melengkapi kebutuhan nutrisi harian Ibu dengan Prenagen Mommy yang diformulasikan untuk Ibu dan Buah Hati. 

Kebaikan nutrisi karbohidrat, protein, lemak sehat, vitamin, dan mineral, kalsium serta DHA akan membantu memenuhi kebutuhan gizi harian Ibu dan Buah Hati. Cari tahu daftar makanan sehat untuk ibu hamil berikut ini: Nutrisi dan Makanan yang Baik untuk Ibu Hamil