Banyak ibu yang mengeluh kaki mereka bengkak saat hamil, terutama pada bagian tungkai dan pergelangan kaki. Meskipun kondisi kaki bengkak ini umumnya tidak berbahaya selama bukan merupakan ciri-ciri preeklamsia, namun pembengkakan ini tentunya dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Untuk mengatasinya, mari Ibu pahami dulu penyebabnya di sini.
Penyebab utama kaki yang bengkak saat hamil adalah peningkatan volume cairan tubuh Ibu dan gravitasi yang menyebabkan cairan tersebut lebih banyak terkumpul di kaki.
Volume cairan tubuh ini meningkat karena kehamilan merangsang kelenjar adrenal memproduksi hormon kortisol. Kortisol ini memiliki efek membuat tubuh mempertahankan cairan, yang salah satu tujuannya mencegah Ibu dari dehidrasi.
Cairan ini lebih terkumpul di kaki terutama karena Ibu tetap beraktivitas sambil berdiri. Kadang-kadang juga cairan ini menjadi banyak apabila Ibu selalu duduk selama berjam-jam. Cairan ini juga lebih banyak karena rahim menekan pembuluh darah antara area kaki dengan area jantung, menyebabkan cairan menjadi sulit mengalir ke atas lagi.
Penyebab pembengkakan lainnya yang cukup jarang adalah preeklamsia, deep venous thrombosis, dan kardiomiopati. Meskipun jarang terjadi, tetapi Ibu perlu waspada apabila Ibu sampai mengalami penyakit ini karena berbahaya bagi Ibu.
Agar pembengkakan tidak semakin parah, atasi kaki bengkak tersebut dengan cara berikut ini:
Seiring bertambahnya usia kehamilan, tubuh Ibu membawa beban yang semakin besar sehingga tekanan pada pembuluh darah di bagian bawah tubuh meningkat. Berdiri terlalu lama membuat darah terkumpul di kaki, yang akhirnya membuat area kaki dan pergelangan terlihat lebih bengkak. Jika Ibu harus banyak berdiri karena pekerjaan, usahakan untuk mengatur jeda setiap 30–60 menit untuk duduk, meregangkan otot betis, atau sekadar menggoyangkan kaki untuk membantu melancarkan aliran darah.
Ketika duduk, idealnya kaki berada lebih tinggi dari jantung agar cairan yang menumpuk di kaki dapat mengalir kembali ke atas. Cara paling mudah adalah meletakkan bantal atau stool kecil sebagai penyangga. Pastikan Ibu tidak duduk bersila terlalu lama karena dapat menekan pembuluh darah di paha dan menghambat sirkulasi. Jika bekerja di depan meja, sesekali luruskan kaki, putar pergelangan kaki, dan tarik napas panjang untuk membantu tubuh tetap rileks.
Tidur miring ke kiri direkomendasikan karena posisi ini membantu mengurangi tekanan dari rahim pada pembuluh darah besar di sisi kanan tubuh (vena cava inferior). Ketika pembuluh ini tidak tertekan, aliran darah ke jantung pun lebih lancar sehingga bengkak pada kaki bisa berkurang. Ibu juga bisa menambahkan bantal di antara lutut dan di bawah perut agar tubuh lebih stabil, nyaman, dan tidak mudah pegal. Jika masih bingung posisi mana yang paling aman dan nyaman, Ibu bisa baca pembahasan lengkapnya di sini: Posisi Tidur yang Baik dan Aman untuk Ibu Hamil.
Selain membuat tidak nyaman, sepatu yang terlalu sempit dapat memperburuk pembengkakan karena menekan jaringan kaki dan menghambat aliran darah. Pilih sepatu yang memiliki ruang cukup untuk jari-jari, permukaan yang empuk, dan sirkulasi udara yang baik. Banyak ibu mengalami perubahan ukuran kaki sementara selama hamil, jadi tidak apa-apa memilih sepatu setengah nomor lebih besar dari biasanya. Ibu juga bisa memilih alas kaki yang dirancang khusus untuk ibu hamil, yang biasanya lebih fleksibel dan memberikan penyangga tambahan untuk tumit serta telapak kaki.
Aktivitas fisik ringan seperti jalan santai, yoga prenatal, hingga berenang dapat membantu melancarkan sirkulasi darah dan mengurangi risiko kaki bengkak. Saat berenang atau berjalan di dasar kolam, daya apung air membantu mengurangi tekanan pada kaki, sehingga pembuluh darah bisa bekerja lebih optimal. Selain itu, olahraga teratur juga membantu Ibu menjaga energi, mengurangi stres, dan mempersiapkan tubuh menghadapi proses persalinan. Pastikan intensitasnya ringan dan sesuai anjuran dokter.
Gerakan kecil namun konsisten dapat membuat perubahan besar pada pembengkakan. Sambil duduk, Ibu bisa melakukan gerakan “point and flex” (menekuk kaki ke depan lalu menariknya ke arah tubuh) atau memutar pergelangan kaki searah jarum jam dan berlawanan. Latihan sederhana ini membantu mengaktifkan otot betis, yang berfungsi sebagai “pompa” alami untuk mendorong darah kembali ke jantung. Lakukan beberapa menit setiap jam, terutama jika Ibu banyak duduk bekerja atau sedang bepergian jauh.
Pada orang yang tidak sedang hamil, penumpukan cairan penyebab bengkak biasanya dapat diatasi dengan obat diuretik. Namun, obat jenis ini tidak dianjurkan untuk ibu hamil karena dapat mengurangi volume darah dan cairan tubuh. Kondisi tersebut justru bisa mengganggu aliran darah ke ibu dan janin. Itulah mengapa, ketika kaki Ibu bengkak, langkah paling aman adalah mengangkat kaki lebih tinggi dari kepala sambil berbaring agar cairan kembali mengalir ke bagian atas tubuh.
Jika pembengkakan disebabkan cedera, misalnya terkilir atau terjatuh, penggunaan kompres dingin dapat membantu meredakan peradangan dan rasa nyeri. Ibu juga sebaiknya beristirahat dan hindari menekan area yang cedera sampai kondisinya membaik.
Untuk membantu mengurangi penumpukan cairan ringan, Ibu bisa meningkatkan konsumsi vitamin C yang berasal dari makanan, seperti jeruk, kiwi, jambu, atau paprika. Vitamin C mendukung keseimbangan cairan tubuh, menjaga elastisitas pembuluh darah, dan membantu jaringan tubuh pulih lebih cepat. Selain bermanfaat untuk ibu, asupan vitamin C juga penting bagi pertumbuhan janin.
Ingin tahu peran vitamin C yang lebih lengkap bagi kehamilan? Yuk, pelajari manfaatnya secara menyeluruh di sini: Pentingnya Vitamin C untuk Kesehatan Ibu Hamil dan Janin.
Referensi: