Ruptur Perineum: Pengenalan, Perawatan dan Pencegahan

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Ruptur Perineum: Pengenalan, Perawatan dan Pencegahan

Proses melahirkan memang tidak selalu mulus. Ada berbagai kendala dan permasalahan yang mungkin terjadi pada ibu dan bayi. Salah satu kondisi yang sangat mungkin terjadi pada saat persalinan adalah ruptur perineum. Bahkan 9 dari 10 ibu yang baru saja melahirkan mengalami kondisi ini.

Baca Juga: Hindari Rasa Takut Sebagai Persiapan Persalinan

Lantas apa yang dimaksud dengan ruptur perineum? Apakah kondisi tersebut mengkhawatirkan? Simak ulasan berikut ini, Bu.

Apa itu Ruptur Perineum?

Ruptur perineum merupakan sebuah kondisi robeknya organ genital pada wanita yang sebagian besar terjadi karena proses persalinan. Perineum merupakan area yang berada diantara pembukaan vagina dan anus. Ruptur perineum umumnya dapat terjadi secara tiba-tiba namun dapat juga terjadi secara iatrogenik.

Penyebab utama terjadinya ruptur perineum adalah terjadinya peregangan atau tekanan yang kuat pada bagian vagina atau jalan lahir ketika ibu mengejan pada proses persalinan. Biasanya ruptur perineum terjadi pada ibu yang melahirkan secara normal dengan resiko persalinan pertama kali, melahirkan janin dengan ukuran yang besar, serta menggunakan bantuan dalam proses persalinan seperti vakum dan sejenisnya.

Ruptur perineum akibat persalinan dapat terjadi dengan berbagai tingkatan yang berbeda, bahkan bisa saja hanya terjadi di dalam vagina saja. Namun Ibu tak perlu cemas, karena kondisi ini merupakan kondisi yang normal dan kerap terjadi pada proses persalinan. Ruptur perineum juga dapat disembuhkan dalam waktu yang tidak lama.

Tingkatan

Ruptur perineum memiliki tingkatan yang berbeda-beda tergantung dari tingkat keparahan robekan pada bagian vagina. Beberapa ahli mengklasifikasikan ruptur perineum menjadi 4 tingkatan, yaitu:

Baca Juga: Beberapa Latihan yang Diperlukan Sebagai Persiapan Persalinan

    .
  1. Tingkat 1

    Ruptur perineum tingkat 1 merupakan robekan pada perineum dengan tingkat yang kecil dan paling ringan. Robekan yang terjadi pada tingkat ini sangat kecil dan hanya terjadi pada bagian kulit. Umumnya area robekan meliputi bibir vagina, klitoris, atau dalam vagina.

    Tanpa membutuhkan perawatan tertentu, ruptur perineum tingkat 1 dapat sembuh dengan sendirinya dan tergolong cepat. Memang pada kasus tertentu, ibu dapat merasakan sakit pada saat mengalami ruptur perineum tingkat 1 ini. Namun biasanya tidak ada masalah yang berarti dalam jangka panjang.
  2. Tingkat 2

    Pada ruptur perineum tingkat 2, robekan yang terjadi tidak hanya mengenai bagian kulit saja, melainkan otot. Untuk dapat sembuh, ibu yang mengalami ruptur perineum tingkat 2 ini membutuhkan waktu beberapa minggu.

    Dokter juga akan mengambil tindakan jahit vagina dengan bius lokal untuk mengatasi hal ini. Jahit vagina dilakukan pada saat itu juga di ruang bersalin setelah proses persalinan selesai. Dibandingkan dengan tingkat 1, ruptur perineum tingkat 2 dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam beraktivitas yang lebih tinggi. Namun tidak perlu khawatir, karena kondisi ini dapat membaik dalam beberapa minggu.
  3. Tingkat 3

    Ruptur perineum tingkat 3 merupakan robekan pada area vagina yang lebih dalam, bahkan dapat mengenai bagian otot yang mengendalikan anus. Dokter akan menjahit vagina dalam lapisan yang terpisah. Dokter juga perlu lebih berhati-hati dalam menjahit bagian otot di sekitar anus karena tergolong vital.

    Proses penyembuhan ruptur perineum tingkat 3 membutuhkan waktu kurang lebih 3 minggu. Namun pada beberapa kasus, kondisi ini mengakibatkan rasa tidak nyaman selama berbulan-bulan untuk aktivitas tertentu, seperti buang air besar atau bercinta.
  4. Tingkat 4

    Pada ruptur perineum tingkat 4, robekan vagina terjadi sangat dalam, bahkan dapat menyentuh anus dan rektum serta usus besar. Karena merupakan tingkat tertinggi dari ruptur perineum, dokter perlu melakukan operasi untuk mengatasi kondisi ini.

    Ruptur perineum tergolong sangat jarang terjadi, biasanya hanya terjadi jika bahu bayi tersangkut jalan lahir atau terdapat tindakan medis tertentu seperti forsep atau vakum.

    Jika kondisi ini terjadi, resiko tertingginya dapat menyebabkan disfungsi dasar panggul serta masalah buang air. Untuk proses penyembuhan dari kondisi ini membutuhkan waktu kurang lebih 4 minggu.

Perawatan di Rumah

Selama proses pemulihan ruptur perineum, Ibu dapat melakukan perawatan mandiri dirumah sambil mengurus bayi. Beberapa langkah perawatan di rumah yang dapat Ibu lakukan antara lain:

  1. Perbanyak Istirahat

    Istirahat dan tidur yang cukup merupakan kunci utama untuk mempercepat proses pemulihan ruptur perineum. Ibu perlu memperbanyak tidur dengan posisi miring serta duduk dengan bantalan yang empuk untuk mengurangi tekanan pada bagian vagina.

    Selama proses pemulihan, Ibu juga disarankan untuk tidak mengejan atau mengangkat benda berat. Komunikasikan dengan pasangan mengenai pembagian tugas dalam mengurus rumah dan bayi agar Ibu dapat fokus memperbanyak istirahat.
  2. Pastikan Area yang Terluka Tetap Bersih dan Kering

    Ibu juga perlu memastikan bahwa luka robekan pada bagian vagina tetap bersih dan kering. Bersihkan area vagina setelah buang air dengan menggunakan tisu kering agar permukaan tetap bersih dan kering.
  3. Kompres Dingin

    Untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada bagian perineum, Ibu dapat mengompresnya dengan air dingin atau es. Kompres selama kurang lebih 20 menit dan dapat diulang hingga 3 kali sehari.
  4. Minum Obat Pereda Nyeri

    Jika rasa nyeri akibat ruptur perineum dirasa mengganggu aktivitas, jangan ragu untuk mengkonsumsi obat pereda nyeri. Konsultasikan pada dokter obat pereda nyeri apa yang direkomendasikan agar tidak menimbulkan komplikasi.

Pencegahan

Mencegah memang selalu lebih baik dari mengobati. Ketimbang Ibu melakukan proses pemulihan akibat robeknya vagina, lebih baik Ibu melakukan pencegahan agar ruptur perineum tidak terjadi. Bagaimana langkahnya?

  1. Latihan Kegel Selama Kehamilan

    Untuk melenturkan bagian vagina dalam proses persalinan nanti, ada baiknya Ibu mengikuti latihan kegel selama kehamilan. Kegel dapat melenturkan otot-otot vagina agar lebih lentur dan elastis.
  2. Pijat Perineum

    Lakukan juga pijat perineum selama kehamilan dan menjelang proses persalinan. Pijatan lembut di area vagina juga dapat membuat vagina tidak kaku dan lebih elastis.
  3. Kompres Air Hangat

    Selama hamil dan menjelang persalinan, rutinkan untuk mengompres bagian perineum dengan air hangat. Tujuannya adalah meningkatkan sirkulasi darah serta membuat otot di sekitar vagina menjadi lebih rileks.
  4. Menjaga Pola Makan Sehat

    Makanan sehat yang dikonsumsi selama kehamilan juga cukup berpengaruh pada area perineum. Jadi pastikan Ibu selalu mengkonsumsi makanan sehat serta vitamin prenatal selama proses kehamilan.
  5. Latihan Mengejan

    Ibu juga dapat melakukan latihan mengejan sebelum persalinan tiba. Tujuannya adalah agar Ibu lebih tenang dan rileks dalam menghadapi persalinan. Jika Ibu rileks, maka robekan pada vagina saat persalinan dapat diminimalisir.

Baca Juga: 5 Persiapan untuk Persalinan yang Lancar

Itulah beberapa hal yang perlu Ibu tahu mengenai ruptur perineum. Meskipun kondisi ini umum terjadi, namun sebaiknya Ibu tetap melakukan langkah pencegahan agar tidak terjadi selama persalinan. Dengan persiapan yang baik, Ibu akan melahirkan dengan tenang, rileks, dan tanpa masalah.