Memahami Teknik Persalinan Normal yang Ibu Hamil Butuhkan

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Memahami Teknik Persalinan Normal yang Ibu Hamil Butuhkan

Persalinan normal merupakan sebuah istilah bagi ibu yang melahirkan melalui vagina. Proses persalinan ini biasanya terjadi pada minggu ke 38 hingga 40 setelah ibu merasakan kontraksi persalinan. Meskipun konsep persalinan normal merupakan dambaan setiap ibu yang hendak melahirkan, namun tak jarang pula ibu yang merasa takut dan khawatir akan proses persalinan ini. Utamanya ibu yang baru melahirkan pertama kali.

Baca Juga: Melahirkan Normal atau Caesar?

Nah, bagi Ibu yang ingin tahu bagaimana prosedur, tata cara, serta konsep persalinan normal, yuk simak ulasan di bawah ini.

Prosedur Teknik Persalinan Normal

Untuk mengurangi kecemasan menjelang persalinan, sebaiknya Ibu mengetahui terlebih dahulu tahapan dan prosedur konsep persalinan normal berikut ini.

1. Pembukaan Serviks

Beberapa hari atau bahkan jam menjelang kelahiran bayi, Ibu akan mengalami fase pembukaan leher rahim atau serviks. Leher rahim akan melebar sedikit demi sedikit hingga akhirnya terbuka sangat lebar dan dan dapat menjadi jalan keluarnya bayi.

Namun melebarnya leher rahim tidak terjadi begitu saja, terdapat beberapa fase yang harus Ibu lalui.

  • Fase Laten

    Fase laten merupakan fase paling awal ketika leher rahim mulai membuka. Biasanya serviks mulai melebar sebesar 2 hingga 4 cm dengan disertai kontraksi yang tidak menentu. Kontraksi dapat berlangsung selama 30 hingga 45 detik dengan jeda yang belum berirama.

    Kontraksi yang masih hilang timbul dengan irama yang tidak menentu ini disebut kontraksi palsu. Ketika mengalami fase ini, Ibu akan merasakan perubahan tubuh serta ketidaknyamanan meskipun persentasenya masih ringan.  Cari tahu lebih lanjut tentang kontraksi palsu dan bedanya dengan kontraksi asli dengan membaca artikel berikut, yuk: Kontraksi Palsu, Ini yang Ibu Rasakan
  • Fase Aktif

    Setelah melalui tahap awal, tahap selanjutnya adalah fase aktif dimana serviks sudah mulai melebar hingga 4-7 cm. Kontraksi yang terjadi pada fase ini terasa lebih kuat dibanding sebelumnya. Proses pelebaran serviks yang terjadi juga lebih cepat.

    Kontraksi dapat berlangsung sekitar 45-60 detik dengan jeda 3-5 menit. Ibu akan merasakan sakit dan tidak nyaman pada fase ini dengan tingkat ketidaknyamanan yang lebih kuat dari sebelumnya.

    Selain mulai mengalami kontraksi, Ibu juga akan merasakan tekanan yang hebat pada bagian punggung. Tak jarang pula Ibu mengalami sensasi dorongan untuk mengeluarkan sesuatu dari tubuh.

    Hal penting yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah mengatur teknik pernafasan ringan agar tubuh menjadi lebih nyaman ketika kontraksi. Ibu juga sebaiknya bersiap untuk ke klinik atau rumah sakit saat mengalami fase awal.
  • Fase Transisi

    Fase transisi terjadi ketika waktu persalinan sudah semakin mendekat. Pada saat ini serviks semakin melebar dengan diiringi kontraksi yang teratur. Dokter akan meminta Ibu untuk tidak mengejan sebelum pembukaan sempurna, yaitu serviks melebar hingga 10 cm.

    Pada fase ini, kontraksi sudah semakin menguat dan bahkan terasa sangat sakit. Penting bagi Ibu untuk mengatur napas sebaik mungkin agar persalinan berjalan dengan baik.

2. Mengejan dan Melahirkan

Prosedur selanjutnya adalah mengejan dan melahirkan bayi. Dokter akan memberi isyarat pada Ibu untuk segera mengejan ketika pembukaan mencapai 10 cm. Artinya, bayi sudah berada di jalan lahir dan siap untuk dikeluarkan.

Kepala bayi sudah berada sangat dekat dengan vagina sehingga bagian kepala yang akan keluar terlebih dahulu. Setelah itu disusul tubuh, tangan, serta kaki hingga akhirnya bayi dapat lahir dengan selamat.

Pada fase ini, Ibu akan merasakan keinginan kuat untuk mengejan, namun Ibu harus menahan keinginan untuk mengejan sebelum pembukaan lengkap. Kekuatan dan energi sangat dibutuhkan pada tahapan ini.

Setelah dokter memberi aba-aba untuk mengejan, Ibu perlu segera mengejan. Usahakan untuk mengejan dengan sangat kuat hingga kepala bayi terdorong untuk keluar dari vagina. Semakin kuat Ibu mengejan, maka semakin cepat pula bayi keluar dari vagina.

Setelah kepala bayi keluar dari vagina, dokter akan memberi isyarat pada Ibu untuk berhenti mengejan. Tugas dokter dan tim medis selanjutnya adalah membersihkan cairan ketuban, lendir, serta darah yang menempel pada wajah bayi agar bayi dapat bernapas dan menangis.

Selanjutnya, dokter akan memposisikan kepala bayi supaya sejajar dengan tubuhnya yang masih di dalam vagian dengan cara memutarnya. Dokter juga akan meminta Ibu untuk mendorong dan mengejan lagi hingga bagian bahu, tangan, serta kaki bayi keluar dengan sempurna. Setelah bayi berhasil keluar, tali pusarnya akan dipotong oleh tim dokter.

3. Pengeluaran Plasenta

Perlu Ibu ketahui bahwa proses keluarnya bayi dari vagina tidak bersamaan dengan keluarnya plasenta. Ibu memerlukan usaha untuk mengejan lagi untuk mengeluarkan plasenta dari rahim. Hal ini merupakan salah satu yang akan dialami oleh setiap Ibu yang memiliki konsep persalinan normal.

Setelah plasenta berhasil keluar, dokter akan melakukan jahit vagina karena vagina akan terbuka lebar untuk mengeluarkan bayi dari rahim. Berapa banyak jahitan yang dibutuhkan tergantung dari seberapa besar vagina terbuka. Umumnya, Ibu tidak lagi merasakan sakit pada tahapan ini karena sudah terganti oleh kebahagiaan melahirkan si kecil yang sehat.

4. Proses Setelah Melahirkan

Fase selanjutnya yang akan dialami oleh Ibu adalah persiapan pemulihan tubuh dan menyusui. Setelah melahirkan, bukan berarti kontraksi rahim akan berhenti begitu saja. Kontraksi masih akan terus terjadi untuk meluruhkan pembuluh darah yang menjadi tempat dimana plasenta menempel.

Selanjutnya Ibu akan menghadapi fase menyusui yang juga membutuhkan persiapan matang. Ibu memerlukan mental dan fisik yang kuat untuk menyusui bayi.

Persiapan

Meskipun sudah menjadi kodrat wanita untuk melahirkan secara normal, namun Ibu tetap membutuhkan persiapan matang agar proses persalinan berjalan lancar. Beberapa tips di bawah ini mungkin dapat membantu.

  1. Pastikan pikiran tetap positif dan tenang.
  2. Hindari stres dan hilangkan pikiran yang mengganggu.
  3. Cari tahu mengenai konsep persalinan normal jauh-jauh hari sebelum melahirkan.
  4. Survey mengenai rumah sakit, dokter, atau bidan yang akan menangani persalinan nanti.
  5. Makan dan minum yang banyak agar tubuh tetap sehat.
  6. Mengikuti senam hamil serta berlatih pernafasan jelang persalinan.
  7. Istirahat dan tidur yang cukup.
  8. Berkonsultasi dengan dokter mengenai kehamilan agar lebih siap menghadapi persalinan.

Selain dari ke-8 persiapan yang sudah disebutkan sebelumnya, Ibu juga bisa mencoba terapi hypnobirthing untuk Ibu yang sering merasa cemas sebelum persalinan. Karena teknik ini mampu mengurangi rasa cemas dan takut pada ibu hamil menjelang persalinan. Untuk mengetahui lebih lengkap, baca di artikel berikut ya: Hypnobirthing, Melahirkan Menjadi Lebih Rileks dan Nyaman

Syarat Penggunaan

Tidak semua persalinan diperbolehkan menggunakan konsep persalinan normal. Terdapat kondisi tertentu dimana Ibu tidak dianjurkan untuk bersalin secara normal, seperti kehamilan kembar yang beresiko tinggi, preeklamsia, janin sungsang, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Posisi dalam proses Persalinan

Hanya kehamilan yang sehat dan tanpa komplikasi saja yang diperbolehkan menggunakan persalinan normal. Sebelumnya dokter kandungan akan memeriksa terlebih dahulu kondisi fisik dan mental ibu serta kondisi kehamilan. Jika tidak memungkinkan, dokter akan menganjurkan untuk memilih jalan persalinan lain.

Jadi Bu, sudah paham bukan mengenai seluk beluk konsep persalinan normal? Jika sudah disiapkan dengan baik, persalinan normal akan berjalan dengan lancar dan bayi akan lahir dengan selamat.