Kenali Perbedaan Air Ketuban dan Keputihan Saat Hamil

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Kenali Perbedaan Air Ketuban dan Keputihan Saat Hamil

Memasuki trimester ketiga, banyak Ibu mulai merasa cemas ketika menemukan cairan keluar dari vagina. Kekhawatiran ini sangat wajar, karena di masa ini tubuh sedang mempersiapkan diri untuk menyambut proses persalinan. Setiap perubahan kecil pun terasa sangat berarti. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah, “Bagaimana membedakan antara air ketuban dan keputihan?”.

Meski sekilas tampak mirip, keduanya memiliki perbedaan yang cukup jelas. Air ketuban biasanya bening, sangat encer, dan bisa keluar terus-menerus, sedangkan keputihan cenderung lebih kental dan berwarna putih atau kekuningan. Memahami perbedaan ini sangat penting, karena dapat membantu Ibu mengenali tanda-tanda awal persalinan serta memastikan kehamilan tetap dalam kondisi sehat dan terpantau dengan baik. 

Amati Tekstur dan Warna Cairan yang Keluar

Air ketuban berperan penting dalam melindungi buah hati selama berada di dalam rahim. Teksturnya sangat encer, menyerupai air biasa, dan biasanya mengalir keluar tanpa bisa ditahan. Warnanya pun cenderung bening atau kekuningan pucat. Jika Ibu menemukan cairan seperti ini, terutama jika keluar dalam jumlah banyak atau terus-menerus, ada kemungkinan itu adalah air ketuban. Ini adalah salah satu tanda penting menjelang persalinan yang tidak boleh diabaikan.

Sementara itu, keputihan saat hamil sebenarnya merupakan hal yang normal dan terjadi karena peningkatan hormon. Teksturnya lebih kental dan lengket, menyerupai lendir, dengan warna yang bisa bervariasi dari putih susu, krem, hingga kekuningan pucat. Biasanya keputihan hanya keluar sedikit dan tidak terus-menerus, sehingga cukup mudah dibedakan dari air ketuban yang cenderung deras. Meski tergolong normal, Ibu tetap perlu mengamati perubahan warna atau konsistensi, karena bisa menjadi tanda adanya infeksi atau gangguan lain.

Untuk membedakan secara lebih jelas, Ibu bisa mulai membiasakan diri memperhatikan kondisi pakaian dalam setiap hari. Gunakan pembalut tipis atau pantyliner untuk memantau jumlah, warna, dan tekstur cairan. Jika cairan terlihat sangat encer, bening, dan susah dikendalikan, besar kemungkinan itu adalah air ketuban. Sebaliknya, jika lebih kental dan berwarna putih atau kekuningan, umumnya itu adalah keputihan. Dengan perhatian kecil seperti ini, Ibu dapat lebih cepat mengenali perubahan dan mengambil langkah yang tepat.

Kenali Perbedaan Aroma Air Ketuban dan Keputihan

Aroma cairan yang keluar juga bisa menjadi petunjuk penting, Bu. Air ketuban biasanya tidak berbau atau memiliki aroma sangat ringan, kadang terasa sedikit manis. Cairan ini juga cenderung bening dan sangat cair, menyerupai air biasa. Di sisi lain, keputihan biasanya lebih kental dan memiliki aroma khas yang sedikit asam atau amis ringan.

Perubahan aroma ini perlu Ibu perhatikan dengan baik. Jika keputihan tiba-tiba berbau tajam, menyengat, atau amis yang kuat, bisa jadi itu adalah tanda infeksi. Begitu juga dengan air ketuban yang berbau tidak sedap, apalagi jika warnanya berubah menjadi kehijauan atau kecokelatan, ini bisa menandakan masalah serius, seperti infeksi atau bayi menelan mekonium. Mengamati aroma secara rutin membantu Ibu lebih sigap menjaga kesehatan diri sendiri dan buah hati.

Jadi, jika Ibu mencium bau yang tidak biasa dari cairan yang keluar, sebaiknya segera konsultasikan dengan tenaga medis. Tindakan cepat bisa mencegah risiko yang lebih besar. Mengenali perbedaan aroma secara benar bukan hanya membuat Ibu lebih tenang, tetapi juga menjadi langkah awal menjaga keselamatan menjelang kelahiran.

Perhatikan Jumlah Cairan yang Keluar

Salah satu ciri khas air ketuban adalah jumlahnya yang banyak dan bisa keluar secara terus-menerus. Bisa berupa rembesan halus yang tidak terasa atau semburan deras yang mengejutkan. Cairan ini memiliki fungsi penting, yaitu melindungi janin dan mendukung pergerakan buah hati dalam rahim. Oleh karena itu, perubahan jumlah cairan yang keluar bisa menjadi sinyal penting bahwa tubuh Ibu sedang bersiap untuk persalinan.

Sebaliknya, keputihan pada ibu hamil biasanya keluar dalam jumlah yang sedikit dan tidak konsisten. Cairan ini merupakan hasil dari peningkatan hormon estrogen dan sering muncul selama kehamilan, terutama di trimester akhir. Meskipun keputihan tergolong normal, penting bagi Ibu untuk memantau pola keluarnya, termasuk warna dan teksturnya, agar lebih mudah membedakan dengan air ketuban.

Untuk itu, cobalah mencatat pola cairan yang keluar setiap hari. Perhatikan apakah jumlahnya tiba-tiba banyak, berbau aneh, atau disertai gejala lain seperti rasa gatal atau nyeri. Bila iya, jangan ragu untuk segera memeriksakannya ke dokter. Kebiasaan kecil ini sangat membantu dalam memastikan kehamilan Ibu berjalan dengan lancar hingga waktu persalinan tiba.

Waktu dan Situasi saat Cairan Muncul

Air ketuban umumnya mulai keluar ketika usia kehamilan sudah mendekati persalinan, yaitu di minggu ke-37 hingga ke-40. Cairan ini bisa merembes secara perlahan ataupun keluar tiba-tiba dalam volume besar. Bahkan, aktivitas ringan seperti batuk atau bangun dari tempat tidur bisa memicu keluarnya air ketuban. Maka dari itu, sangat penting untuk mengenali momen ketika cairan tersebut muncul agar dapat segera bertindak.

Sementara itu, keputihan bisa terjadi kapan saja selama kehamilan. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan hormon, terutama estrogen, yang membuat produksi cairan vagina meningkat. Teksturnya lebih kental dan warnanya berkisar antara putih hingga kekuningan. Fungsi keputihan ini adalah menjaga area kewanitaan tetap bersih dan sehat selama kehamilan, sehingga bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan selama tidak disertai gejala yang mengganggu.

Ibu dianjurkan untuk mencatat waktu dan situasi ketika cairan keluar. Misalnya, apakah terjadi saat Ibu sedang tidur, berjalan, atau setelah melakukan aktivitas tertentu. Catatan ini akan membantu tenaga medis saat melakukan evaluasi. Dengan memahami konteks keluarnya cairan, Ibu dapat lebih mudah membedakan mana yang tergolong normal dan mana yang memerlukan perhatian medis segera.

Tanda Tambahan yang Menyertai Cairan Vagina saat Hamil

Keputihan yang normal selama kehamilan umumnya tidak berwarna mencolok, tidak berbau, dan tidak menimbulkan rasa tidak nyaman. Namun, jika keputihan disertai gejala seperti rasa gatal, panas, atau nyeri, hal ini bisa jadi pertanda adanya infeksi jamur atau bakteri. Misalnya, infeksi jamur biasanya ditandai dengan keputihan yang kental seperti keju, disertai rasa perih dan kemerahan di area kewanitaan. Mengenali gejala awal ini memungkinkan Ibu untuk bertindak cepat sebelum terjadi komplikasi.

Selain infeksi jamur, kondisi seperti vaginosis bakteri atau infeksi menular seksual juga bisa menyebabkan keputihan menjadi abnormal. Cairan bisa berubah warna menjadi abu-abu atau kuning kehijauan, disertai bau amis yang menyengat. Gejala tambahan seperti nyeri saat buang air kecil atau berhubungan juga patut diwaspadai. Kondisi-kondisi ini dapat berdampak pada kesehatan Ibu dan buah hati bila tidak segera ditangani.

Iritasi juga bisa muncul akibat penggunaan sabun berpewangi, celana dalam yang terlalu ketat, atau area kewanitaan yang terlalu lembap. Oleh karena itu, jika Ibu merasakan ketidaknyamanan, jangan ragu untuk segera berkonsultasi. Pemeriksaan dini sangat membantu dalam mencegah risiko seperti kelahiran prematur atau infeksi pada bayi. Kepekaan Ibu terhadap perubahan tubuh sendiri adalah bentuk perlindungan terbaik untuk buah hati.

Selain mengenali tanda-tanda fisik seperti keputihan dan air ketuban, Ibu juga perlu memastikan tubuh mendapatkan nutrisi yang cukup di trimester akhir kehamilan. Asupan yang tepat, terutama PROTEIN, kalsium, vitamin, dan mineral, sangat penting untuk mempersiapkan tubuh menghadapi persalinan sekaligus mendukung tumbuh kembang buah hati agar tetap optimal.

Salah satu cara praktis untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut adalah dengan rutin mengonsumsi susu PRENAGEN khusus trimester akhir. Susu ini diformulasikan dengan nutrisi esensial yang membantu menjaga kesehatan Ibu sekaligus mendukung perkembangan buah hati di minggu-minggu terakhir kehamilan, sehingga Ibu bisa merasa lebih siap dan tenang menyambut persalinan. 

Yuk, ketahui manfaat susu PRENAGEN untuk trimester 3 dan bagaimana dapat mendukung kehamilan yang sehat, baca selengkapnya di: Susu PRENAGEN untuk Akhir Kehamilan

Referensi

  • The Bump. Is It Discharge or More? How to Know If You’re Leaking Amniotic Fluid. Diakses pada 17 Agustus 2025. https://www.thebump.com/a/signs-of-leaking-amniotic-fluid-vs-discharge
  • Verywell Health. Is Vaginal Discharge (Leukorrhea) Normal During Pregnancy? Diakses pada 17 Agustus 2025. https://www.verywellhealth.com/leukorrhea-5211287
  • Vinmec. Is this a water break or vaginal discharge? Diakses pada 17 Agustus 2025. https://www.vinmec.com/eng/blog/distinguish-between-amniotic-fluid-and-vaginal-discharge-en
  • Web MD. What to Expect When Your Water Breaks. Diakses pada 17 Agustus 2025. https://www.webmd.com/baby/fluid-leakage
  • Parents. Everything to Know About Vaginal Infections During Pregnancy. Diakses pada 17 Agustus 2025. https://www.parents.com/pregnancy/my-body/aches-pains/vaginal-infections-during-pregnancy/