Penyebab Preeklamsia, Gejala, dan Pengobatannya

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Penyebab Preeklamsia, Gejala, dan Pengobatannya

Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan serius yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urin. Preeklamsia ini berbeda dengan hipertensi gestasional, karena pada hipertensi gestasional tidak menimbulkan protein dalam urin. 

Preeklamsia merupakan masalah kesehatan yang berpotensi mengancam nyawa ibu dan bayi. Jika Ibu selamat, umumnya Ibu tetap berisiko mengalami kerusakan pada organ ibu, seperti hati, ginjal, dan jantung. Bagi bayi, preeklamsia dapat menghambat pertumbuhan karena berkurangnya pasokan nutrisi dan oksigen, sehingga berpotensi menyebabkan kematian janin jika tidak ditangani. 

Jika preeklamsia berlanjut, penyakit ini dapat berkembang menjadi eklamsia, suatu kondisi yang lebih parah karena dapat merusak otak Ibu.

Definisi Preeklamsia

Preeklamsia didefinisikan sebagai komplikasi kehamilan di mana ibu mengalami peningkatan tekanan darah (140/90 mmHg atau lebih tinggi) dan protein dalam urin, setelah usia kehamilan 24 minggu. Dalam keadaan normal, tekanan darah ibu harusnya berada di bawah 130/90 mmHg, tanpa adanya protein dalam urin. 

Preeklamsia paling sering terdeteksi setelah minggu ke-28 kehamilan, meskipun terkadang dapat diidentifikasi pada awal minggu ke-24.

Gejala Preeklamsia

Banyak Ibu tidak menyadari bahwa mereka menderita preeklamsia. Untuk mengetahui bahwa mereka mengalami penyakit ini, mereka harus memeriksakan diri dulu ke dokter atau bidan agar dapat memperoleh informasi bahwa tekanan darah mereka tinggi dan terdapat protein dalam urin mereka. 

Namun, gejala preeklamsia sebenarnya dapat terasa oleh sebagian Ibu, meskipun sebagian lainnya tidak mengalami gejala-gejala ini. Gejala yang paling banyak dikeluhkan Ibu dengan preeklamsia adalah pembengkakan pada kaki, tangan, dan wajah. Selain itu, Ibu juga dapat mengeluh sakit kepala, penglihatan kabur, dan kadang-kadang mual.

Penyebab Preeklamsia

pemeriksaan preeklamsia ibu hamil

Penyebab pasti preeklamsia masih belum diketahui secara pasti, namun diyakini terkait dengan masalah pada pembuluh darah di rahim. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia antara lain:

  • Genetika

Susunan genetik ayah, yang akan memengaruhi plasenta bayi, dapat menyebabkan plasenta mengeluarkan zat-zat yang merusak pembuluh darah di rahim.

  • Usia

Ibu-ibu yang hamil setelah berusia 35 tahun mempunyai risiko preeklamsia lebih tinggi karena masalah penuaan pada pembuluh darah mereka.

  • Obesitas atau Diabetes

Kedua penyakit ini dapat meningkatkan risiko preeklamsia akibat peradangan yang merusak pembuluh darah, sebagai akibat dari kelebihan jaringan lemak ataupun kadar gula darah yang tinggi.

  • Kehamilan Ganda

Mengandung bayi kembar dapat meningkatkan risiko preeklamsia, karena kehamilan seperti ini akan meningkatkan kebutuhan pasokan darah untuk menjaga pertumbuhan janin yang berjumlah lebih dari satu. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka plasenta akan melepaskan zat yang merusak pembuluh darah.

Pencegahan Preeklamsia

Untuk dapat mencegah preeklamsia, Ibu sangat perlu menjaga gaya hidup sehat, dengan cara aktivitas fisik yang teratur. Sebab, melakukan olahraga teratur dapat membantu mengatur berat badan dan tekanan darah Ibu, sehingga mencegah obesitas dan peningkatan tekanan darah itu sendiri.

Melakukan pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang juga dapat mencegah obesitas dan diabetes. Dengan demikian, risiko kerusakan pembuluh darah juga akan dapat dikurangi.

Cara pencegahan lainnya ialah dengan mengonsumsi suplemen kalsium, karena mineral ini akan mampu menunjang kesehatan pembuluh darah Ibu. Ibu perlu berkonsultasi dengan dokter mengenai dosis dan jenis kalsium yang dibutuhkan.

Umumnya, berkonsultasi secara rutin kepada dokter kandungan sejak awal kehamilan dapat membantu mencegah preeklamsia, terutama jika Ibu merupakan ibu yang rentan mengalami penyakit ini. Yang dimaksud rentan ini adalah berusia di atas 35 tahun, hamil kembar, ataupun telah mengalami obesitas atau diabetes sejak sebelum hamil.

Pengobatan Preeklamsia

pengobatan preeklamsia pada ibu hamil

Preeklamsia tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan. Mengonsumsi obat antihipertensi umumnya tidak efektif untuk preeklamsia karena dapat membahayakan kehamilan. Perawatan yang pastinya dapat menyingkirkan preeklamsia adalah melahirkan bayi. Karena begitu bayi dikeluarkan dari rahim Ibu, zat-zat dari plasenta yang merusak pembuluh darah Ibu juga akan ikut menghilang, sehingga tekanan darah Ibu akan kembali normal.

Karena preeklamsia selalu mengharuskan tindakan persalinan, maka dokter akan menganjurkan Ibu untuk mengikuti proses induksi yang dapat memicu persalinan. Agar Ibu memahami apa yang dimaksud dengan induksi ini, mari simak halaman berikut ini: Kapan Ibu Harus Melahirkan dengan Induksi Persalinan?

Sebelum induksi dilakukan, dokter akan memeriksa kematangan paru bayi di dalam kandungan Ibu, untuk menjaga agar bayi dapat bernafas setelah lahir nanti. 

Jika paru bayi belum sepenuhnya matang, dokter akan memberikan obat-obatan untuk mempercepat perkembangan paru tersebut. Setelah paru ini matang, proses induksi akan dimulai.

Pencegahan preeklamsia sebagian besar berada dalam kendali ibu melalui aktivitas fisik dan pola makan yang sehat. Nutrisi awal kehamilan memainkan peran penting dalam mencegah komplikasi. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pola makan sehat saat hamil, simak panduan berikut ini: 10 Makanan untuk Ibu Hamil Demi Tumbuh Kembang Calon Bayi.

Sumber: 

  • Columbia University. Preeclampsia and Gestational Hypertension. Diakses 20 Juni 2024. https://www.columbiacardiology.org/patient-care/womens-heart-center/about-heart-disease-women/pregnancy-and-heart-disease/preeclampsia-and-gestational-hypertension
  • National Library of Medicine. Preeclampsia Mediates the Association between Advanced Maternal Age and Adverse Pregnancy Outcomes: A Structural Equation Modeling Approach. Diakses 20 Juni 2024. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7898110/
  • Frontiers. Obesity and Preeclampsia: Common Pathophysiological Mechanisms. Diakses 20 Juni 2024. https://www.frontiersin.org/journals/physiology/articles/10.3389/fphys.2018.01838/full