5 Fakta Menarik Reaksi Janin Saat Ibu Berhubungan Badan

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

5 Fakta Menarik Reaksi Janin Saat Ibu Berhubungan Badan

Kehidupan seks Ibu dan Ayah tentu akan terasa berbeda pada masa kehamilan. Timbulnya kekhawatiran atau reaksi janin saat Ibu berhubungan badan, membuat pasangan cenderung menunda berhubungan intim. Dilansir marchofdimes.org, berhubungan badan saat hamil aman dilakukan, namun disarankan untuk berkonsultasi pada dokter.

Saat hamil, keinginan berhubungan intim dapat mudah berubah dikarenakan perubahan hormon yang dialami. Ternyata perasaan ini juga dirasakan Ayah yang cenderung khawatir kondisi Ibu dan juga janin dalam kandungan. Jika Ibu sudah mendapat persetujuan dari dokter, perlu dipahami hormon pada setiap trimesternya berbeda.

Baca juga: Tak Perlu Takut Melakukan Hubungan Seks Pada Masa Kehamilan!

Pada trimester satu, Ibu mengalami perubahan hormon awal yang merasa lebih ingin berhubungan intim. Namun kondisi morning sickness dan sering buang air kecil membuat Ibu mudah lelah saat berhubungan. Kemudian trimester kedua, keadaan Ibu lebih membaik dan bisa mengontrol hormon.

Walaupun perut semakin membesar, keinginan berhubungan lebih meningkat. Tapi hal ini tidak terjadi pada trimester ketiga dimana keinginan tersebut menurun, karena lebih fokus jelang persalinan. Tak perlu khawatir Ayah menjadi sedih, ceritakan saja hal tersebut dan sampaikan bahasa cinta lainnya.

Nah, selain penasaran apa sih reaksi janin saat Ibu makan pedas atau reaksi janin saat Ibu mandi, ternyata reaksi janin saat Ibu berhubungan badan juga menarik untuk disimak! berikut ini fakta menarik spesial buat Ibu. Pssst, bocoran awal: janin tetap aman jika Ibu berhubungan intim, lho!

1. Berhubungan Intim Tidak Menyakitkan Janin

Sering kali Ibu dan Ayah menganggap janin akan merasakan sakit ketika berhubungan badan. Menurut The National Charity for Pregnancy, Birth and Early Parenthood, berhubungan seks selama kehamilan tidak akan menyakiti bayi, kecuali Ibu dan Ayah melakukan tindakan seks yang berat dan berbahaya.

Bagian penis Ayah tidak akan menembus bagian luar vagina dan menuju pada bayi. Janin dalam kandungan dilindungi oleh leher rahim, otot-otot rahim dan sumbat lendir tebal, dimana melindungi bayi dari infeksi. Secara keseluruhan, bayi terlindungi dengan baik. Selain itu, cairan ketuban melindungi bayi dalam tekanan eksternal.

Namun jika Ibu mengalami pendarahan hebat, ketuban pecah atau masalah pada serviks, segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat. Untuk itu, penting berkonsultasi pada dokter. Sementara itu, buatlah kegiatan seks menjadi nyaman untuk Ibu dan Ayah. Karena jika Ibu tidak nyaman, bayi pun akan merasakan ketidaknyamanan tersebut.

2. Janin Tidak Merasakan Apa yang Terjadi

Berbeda dengan reaksi janin saat Ibu menangis, ketika berhubungan intim janin tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Namun begitu, jika bayi tiba-tiba aktif karena perubahan posisi atau tertekan pada area perut, gantilah posisi berhubungan yang lebih nyaman. Misalnya dengan berbaring miring dan tempatkan bantal sebagai pendukung.

Bahkan menurut Romper by Bustle Digital Group, bayi terbiasa dengan gerakan Ibu setiap harinya, seperti saat berolahraga atau melakukan aktivitas lainnya. Maka dari itu dengan goyangan saat berhubungan intim, bayi tidak akan mudah terganggu.

3. Orgasme Tidak Memicu Kontraksi Rahim

Ibu khawatir jika melakukan orgasme bersama Ayah akan menimbulkan kontraksi rahim dan terjadi sesuatu pada bayi. Dikutip Kidspot by News.com Australia, setelah berkonsultasi ke dokter dan mendapati Ibu berisiko melahirkan prematur, orgasme sebaiknya tidak dilakukan.

Namun kalau menurut dokter aman, orgasme tidak memicu kontraksi rahim dan memberikan manfaat untuk bayi. Peningkatan aliran darah ke rahim dan plasenta akan membantu aliran oksigen dan nutrisi pada Buah Hati.

Meskipun begitu, hubungan seks saat hamil tua harus dilakukan dengan hati-hati. Ikuti tipsnya di sini: Tips Aman Hubungan Intim ketika Hamil 9 Bulan.

4. Janin Bisa Mendengar Ibu dan Ayah

Ketika berhubungan Ibu dan Ayah mengeluarkan suara? Janin sudah bisa mendengar bunyi, percakapan dan suara pada usia hamil 3 bulan. Saat-saat ini Ibu sudah bisa mendengarkan musik padanya.

Suara yang didengarkan walaupun belum terlalu jelas, janin sudah bisa memberikan respons atas apa yang telah diterimanya. Reaksi ini juga sama dengan yang dirasakan janin saat Ibu mengelus perut.

5. Detak Jantung Mengikuti Ibu

Saat berhubungan intim, jantung Ibu tentu berdegup kencang dalam aktivitas yang dilakukan tersebut. Nah, bayi akan mengalami hal yang sama karena efek hormonal. Namun begitu, Ibu tidak perlu panik karena tidak akan berlangsung lama dan kembali normal. Setelah itu, jika Ibu merasa tendangannya semakin berkurang, bisa merupakan tanda janin lapar dalam rahim.

Kapan Berhubungan Intim Tidak Aman Saat Hamil?

Setelah tahu reaksi janin saat Ibu berhubungan badan, perlu diketahui juga ada beberapa kondisi seks tidak aman dilakukan saat kehamilan. Bila Ibu dalam kondisi berikut ini dilansir marchofdimes.org, konsultasikan ke dokter terlebih dahulu sebelum berhubungan intim.

  • Ibu hamil kembar
  • Ibu pernah mengalami keguguran, khususnya ketika bayi meninggal dalam kandungan sebelum usia kehamilan 20 minggu
  • Ibu beresiko tinggi mengalami keguguran pada kehamilan ini
  • Ibu memiliki riwayat melahirkan prematur atau kelahiran bayi sebelum usia kehamilan 37 minggu
  • Ibu mempunyai pembukaan serviks yang terlalu dini. Hal ini dapat memicu persalinan prematur
  • Ibu mengalami plasenta previa, dimana letak plasenta sangat rendah dalam rahim dan menutupi seluruh atau sebagian serviks. Kondisi ini dapat membuat pendarahan serius dan komplikasi lain pada kemudian hari
  • Ibu merasakan alasan kenapa pada saat hamil berhubungan terasa sakit, seperti kram perut

Apakah berhubungan intim saat hamil 8 bulan itu aman? Yuk, cari tahu jawabannya di sini: Posisi Bercinta yang Aman Saat Hamil 8 Bulan.

Posisi Seks Aman Selama Kehamilan

Sebelum hamil, Ibu bisa melakukan berbagai posisi misalnya saja berbaring terlentang atau misionaris. Namun seiring besarnya perut dan bayi yang tumbuh terus, akan memberikan tekanan pada pembuluh darah sehingga Ibu rentan mengalami sesak nafas.

Untuk itu, beberapa posisi hubungan badan yang bagus saat hamil tua berikut, dapat menjadi referensi Ibu dan Ayah agar janin aman. Meski tampak berbeda dari sebelum hamil, posisi-posisi ini tetap memberikan kenyamanan, misalnya saja woman on top. Posisi ini membuat Ibu dapat mengendalikan frekuensi kecepatan, baik cepat atau lambat.

Ibu akan dapat lebih nyaman dengan posisi woman on top. Selain itu, tekanan dari perut juga tidak akan terasa karena Ibu berada di atas. Kemudian spooning, posisi dimana Ibu dan Ayah berbaring menyamping. Ayah berada di belakang Ibu. Posisi ini membuat tekanan pada perut Ibu tidak terasa bahkan merasakan lebih nyaman dan santai.

Baca juga: Seks Tepat untuk Kehamilan Sehat

Terakhir, woman on hands and knees. Posisi ini membuat Ibu setengah berlutut dan tangan menopang berat badan. Tidak harus telapak tangan, bisa juga menggunakan siku untuk menopang. Posisi ini baik selama trimester pertama dan kedua, karena tekanan dan ukuran pada perut belum terlalu besar.

Pada trimester ketiga, perut akan semakin membesar dan membuat posisi ini tidak nyaman. Sebagai alternatif keamanan, Ibu bisa menaruh bantal pada bagian bawah agar jika tidak kuat Ibu langsung terjatuh. Kalau posisi ini dirasa kurang nyaman, Ibu bisa berpegangan pada suatu benda yang kokoh, misalnya pinggiran kasur atau meja.

Nah setelah tahu reaksi janin saat Ibu berhubungan badan, tentunya sudah tidak penasaran bukan? Umumnya, seks saat kehamilan aman dilakukan. Namun apabila Ibu mengalami kondisi kesehatan yang tertera di atas, konsultasikan dulu pada dokter spesialis kandungan ya, Bu.