Stres di Trimester 3 Bisa Ganggu Janin, Waspadai!

Ditulis oleh: Redaksi Klikdokter.com

Stres di Trimester 3 Bisa Ganggu Janin, Waspadai!

Stres pada ibu hamil trimester 3 dapat memberikan dampak serius terhadap kesehatan Ibu dan tumbuh kembang janin. Trimester terakhir kehamilan adalah masa krusial, di mana fisik dan mental dan emosi Ibu hamil mengalami tekanan yang tinggi. Perubahan kadar hormon, meningkatnya berat badan, kelelahan, serta kekhawatiran menghadapi persalinan menjadi pemicu utama stres yang harus dikelola dengan baik. termasuk dengan menjaga kehamilan dari stres secara holistik sejak awal trimester.

Meski perubahan suasana hati selama hamil adalah hal wajar, stres berkepanjangan yang tidak ditangani bisa meningkatkan risiko persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan menurunnya sistem kekebalan tubuh Ibu. Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk memahami apa saja dampak stres di trimester akhir kehamilan, dan bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi stres saat hamil.

Dampak Stres pada Ibu Hamil Trimester Tiga

Memasuki trimester ketiga, stres yang tidak terkendali bisa berdampak langsung pada janin. Selain itu, tubuh ibu hamil menjadi lebih sensitif terhadap tekanan, baik fisik maupun emosional. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat muncul:

Mengganggu Tumbuh Kembang Janin

Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat menurunkan aliran darah ke rahim, sehingga mengurangi suplai oksigen dan nutrisi ke janin. Hal ini bisa menghambat perkembangan organ vital bayi dan meningkatkan risiko berat badan lahir rendah. Sistem kekebalan tubuh ibu yang melemah karena stres juga bisa mempengaruhi kondisi janin.

Meningkatkan Risiko Persalinan Prematur

Kadar hormon stres yang tinggi, seperti kortisol dan CRH (Corticotropin Releasing Hormone), cenderung meningkat saat ibu mengalami tekanan emosional. CRH adalah hormon yang berkaitan dengan durasi kehamilan. Produksi berlebihan dapat menyebabkan kontraksi dini dan memicu persalinan prematur.

Menurunkan Pasokan Oksigen ke Janin

Saat stres, tubuh ibu memproduksi hormon norepinephrine dan epinephrine yang bisa menyempitkan pembuluh darah. Akibatnya, aliran oksigen ke janin menurun, yang dapat berdampak pada kesehatan dan perkembangan otaknya.

Cara Mengatasi Stres pada Ibu Hamil Trimester 3

Mengelola stres di trimester akhir kehamilan bukan hanya membantu menjaga kesehatan Ibu, tetapi juga penting untuk tumbuh kembang janin. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres saat hamil:

Curhat dan Dukungan Emosional

Berbagi cerita dan perasaan dengan pasangan, keluarga, atau teman dekat bisa memberikan kelegaan emosional. Mendapatkan dukungan dari orang sekitar dapat meringankan beban pikiran dan menghindarkan dari perasaan terisolasi. Jika Ibu merasa lebih sensitif dari biasanya, penting juga untuk memahami cara menghadapi ibu hamil sensitif secara lebih empatik dan penuh pengertian.

Istirahat yang Cukup

Trimester ketiga seringkali membuat Ibu sulit tidur karena perut yang semakin besar dan rasa tidak nyaman. Meski begitu, usahakan tetap mendapatkan waktu tidur yang berkualitas. Tidur siang secara rutin, menghindari stresor sebelum tidur, serta menyanyikan lagu untuk si kecil dalam kandungan bisa membantu meningkatkan kualitas istirahat sekaligus mempererat ikatan ibu dan bayi.

Aktivitas Fisik yang Aman

Olahraga ringan seperti jalan santai, yoga hamil, atau berenang bisa membantu melepaskan hormon endorfin yang meningkatkan suasana hati. Aktivitas fisik yang tepat juga bermanfaat bagi sirkulasi darah dan mengurangi ketegangan otot. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memulai olahraga saat hamil, terutama di trimester ketiga.

Kendalikan Tekanan dari Pekerjaan

Bagi Ibu yang masih bekerja, penting untuk mengatur ritme kerja dan tidak memaksakan diri. Jika perlu, diskusikan dengan manajemen terkait penyesuaian beban kerja atau jam kerja. Hindari lembur, dan prioritaskan waktu untuk istirahat dan perawatan diri. Lingkungan kerja yang mendukung juga berperan penting dalam menjaga kesehatan mental Ibu.

Persiapkan Diri Menjadi Orang Tua

Kekhawatiran tentang persalinan dan peran sebagai orang tua bisa menjadi sumber stres tersendiri. Untuk mengatasinya, Ibu bisa mulai mempelajari keterampilan dasar mengasuh anak dengan membaca buku, menonton video edukasi, atau berdiskusi dengan sahabat dan keluarga yang sudah berpengalaman. Dengan begitu, Ibu juga bisa lebih memahami reaksi si janin saat ibu menangis dan pentingnya menjaga kestabilan emosi selama kehamilan.

Peran yang Wajib Dilakukan Suami

Suami memegang peran penting dalam membantu Ibu menghadapi stres di trimester ketiga kehamilan. Kehadiran suami yang penuh perhatian dapat memberikan rasa aman dan kenyamanan emosional bagi Ibu. Berikut beberapa bentuk peran suami yang sangat dibutuhkan:

  • Menjadi pendengar yang baik dan menghindari menghakimi perasaan Ibu.
  • Membantu pekerjaan rumah tangga agar Ibu bisa beristirahat.
  • Menyediakan waktu berkualitas bersama, seperti menemani jalan-jalan sore atau sekadar berbicara ringan.
  • Menemani Ibu saat kontrol kehamilan dan memberikan dukungan emosional secara konsisten.
  • Memberikan perhatian ekstra pada asupan nutrisi, karena penting juga untuk menyesuaikan nutrisi ibu hamil dengan tahap kehamilan yang sedang dijalani.

Hubungan yang harmonis antara suami dan istri akan memperkuat kesiapan emosional Ibu menghadapi persalinan.

Trimester ketiga adalah masa persiapan penting menjelang persalinan. Dengan mengenali dampak stres pada ibu hamil trimester 3 dan menerapkan cara-cara untuk mengelolanya, Ibu dapat menjaga keseimbangan fisik dan mental. 

Dukungan dari orang-orang terdekat, termasuk suami, akan membantu Ibu melalui masa ini dengan lebih tenang. Ingatlah bahwa kesehatan emosional Ibu adalah fondasi bagi kesehatan dan kebahagiaan buah hati kelak.