Selama masa kehamilan, bayi akan dikelilingi dan lindungi oleh kantung membran yang berisi air ketuban. Air ketuban memiliki warna yang bening, tapi juga ada sedikit dari efek warna kekuningan di cairan tersebut. Ketika pemeriksaan kehamilan, volume air ketuban dengan rutin akan diperiksa untuk mengetahui apakah kadar normal, terlalu sedikit, atau terlalu banyak. Hal ini disebabkan, jumlah air mencerminkan kondisi pada kesehatan janin. Bila hal itu tidak dilakukan, bisa menyebabkan air ketuban pecah. Berikut berbagai kondisi air ketuban pecah yang biasa dialami oleh Ibu hamil:
Baca Juga: Mengetahui Fungsi Air Ketuban
- Air Ketuban Yang Menetes
Sejumlah Ibu hamil, ada yang mengeluarkan air ketuban dengan menetes atau sedikit demi sedikit saja. Tetesan air ketuban tersebut terasa hangat dan turun ke kaki, berasal dari Vagina. Ada pula yang mendeskripsikan pecahnya air ketuban seperti halnya keringat menetes. Serta celana yang tiba-tiba saja basah.
- Seperti Pecah Dengan Tiba-Tiba
Saat air ketubannya pecah, sejumlah wanita ada yang merasakan seperti pecah secara tiba-tiba. Seperti halnya ada yang mengetuk kantung Ketuban, lalu pecah dan airnya menyembur.
- Pecah Saat Tidur
Beberapa Ibu hamil, ada yang terbangun dari tidur dengan digenangi air ketuban. Hal itu sebabkan, air ketuban pecah dan rasanya seperti darah menstruasi yang terus-menerus mengucur setelah berbaring dalam waktu yang cukup lama.
- Air Ketuban Keluar Tidak Terlalu Banyak
Beberapa Ibu hamil, ada yang mengeluarkan air ketuban tidak secara drastis atau menyembur deras. Hal yang dirasakan hanya seperti mengeluarkan darah menstruasi yang sedang deras saja.
Adapun Kondisi Air Ketuban yang tidak normal yaitu:
- Air Ketuban Terlalu Banyak
Kondisi seperti ini dinamakan polihidramnion. Terdapat beberapa faktor bila Ibu mengalami kelebihan air ketuban, seperti Ibu hamil mengandung bayi kembar, terjadinya pertumbuhan pembuluh darah tidak normal, hambatan di usus janin, masalah genetika pada janin dan Ibu hamil memiliki penyakit diabetes.
- Air Keban Pecah Dini
Hal ini dapat terjadi sebelum kehamilan menginjak usia 37 minggu, yang menyebabkan serius nya kondisi Ibu dan janin dinamakan ketuban pecah dini. Terdapat beberapa faktor risiko yang memicu kondisi bayi lahir prematur, seperti mengalami infeksi pada rahim, vagina, ataupun leher rahim, Ibu hamil memiliki kebiasaan merokok, pernah mengalami kondisi ini pada kehamilan sebelumnya.
- Air Ketuban Terlalu Sedikit
Kondisi ini rentan terjadi pada awal kehamilan, dimana hal ini menandakan pertumbuhan janin terlalu lambat. Akan tetapi, jika terjadi saat akhir masa kehamilan, kemungkinan telah terjadi kegagalan plasenta. Adapun beberapa faktor apabila hal itu terjadi, yaitu plasenta terlepas dari dinding rahim, selaput ketuban pecah, masalah janin seperti pertumbuhan janin terhambat, serta ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi kronis.
Baca Juga: Pentingnya Fungsi Air Ketuban Bagi Janin Dalam Kandungan
Penyebab Air Ketuban Pecah
- Leher rahim, vagina atau infeksi rahim, adalah pemicu umum ketuban pecah sejak dini.
- Trauma karena terjatuh, kecelakaan kendaraan bermotor dan lain sebagainya.
- Kantung ketuban dan rahim yang terlalu melar, karena jumlah janin dalam kandungan lebih dari satu atau karena volume cairan ketuban terlalu banyak.
- Pernah mengalami air ketuban pecah dini saat masa kehamilan sebelumnya.
- Tekanan darah tinggi yang tidak dapat terkontrol.
- Pendarahan vagina di masa kehamilan.
- Merokok atau stres selama masa kehamilan.
Jika Anda telah merasakan air ketuban pecah dini, segeralah pergi ke rumah sakit guna mendapatkan penanganan serius. Jangan lakukan hal-hal yang bisa memudahkan bakteri mudah masuk ke dalam vagina Anda.