Masa kehamilan adalah momen ketika tubuh Ibu mengalami banyak perubahan, termasuk meningkatnya nafsu makan. Tidak jarang, Ibu hamil merasa lebih sering menginginkan makanan manis, baik karena perubahan hormon maupun akibat ngidam. Sesekali menikmati makanan manis memang tidak menjadi masalah, tetapi jika dikonsumsi terlalu sering atau berlebihan, hal ini dapat berdampak kurang baik bagi kesehatan Ibu maupun perkembangan janin.
Apa yang Ibu makan selama hamil sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin di dalam kandungan. Oleh karena itu, penting sekali menjaga pola makan yang sehat, seimbang, dan penuh nutrisi. Bagi Ibu yang sebelumnya gemar mengonsumsi makanan manis, membatasi asupan gula selama kehamilan perlu dilakukan agar tidak menimbulkan risiko kesehatan. Salah satu cara yang sering dipilih adalah mengganti gula dengan pemanis, namun pilihan pemanis ini tidak bisa sembarangan.
Pasalnya, tidak semua pemanis aman dikonsumsi oleh Ibu hamil. Beberapa jenis pemanis buatan justru berpotensi menimbulkan efek yang kurang baik jika dikonsumsi terlalu sering. Sementara itu, di sisi lain, ada pemanis yang dianggap lebih aman dan dapat menjadi alternatif. Inilah mengapa Ibu perlu lebih bijak dan selektif dalam memilih makanan maupun minuman manis selama kehamilan, agar tetap bisa menikmati rasa manis tanpa mengabaikan kesehatan diri dan bayi dalam kandungan.
Menjaga asupan gula selama kehamilan sangat penting untuk kesehatan Ibu dan janin. Menurut rekomendasi ahli gizi dan kesehatan, ibu hamil sebaiknya membatasi konsumsi gula tambahan untuk menghindari lonjakan kadar gula darah yang bisa berdampak negatif. Gula tambahan adalah gula yang ditambahkan ke makanan dan minuman, bukan yang berasal secara alami dari buah atau susu.
Batas aman konsumsi gula tambahan untuk ibu hamil umumnya tidak lebih dari 25 gram atau sekitar 6 sendok teh per hari. Jumlah ini sudah mencakup gula dari minuman manis, makanan olahan, dan camilan. Penting bagi ibu hamil untuk membaca label gizi agar dapat memantau asupan gula harian dengan lebih cermat.
Jika dikonsumsi secara berlebihan, gula dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional, kelebihan berat badan saat hamil, serta gangguan metabolisme lainnya. Mengurangi gula tambahan adalah langkah bijak untuk menjaga kesehatan Ibu, sekaligus mendukung tumbuh kembang janin secara optimal.
Pemanis buatan seperti aspartam dan stevia dianggap aman dalam jumlah tertentu, sebaiknya ibu hamil tetap membatasi penggunaannya. Hal ini penting karena konsumsi berlebihan bisa menimbulkan efek samping atau gangguan metabolisme yang mungkin tidak langsung terlihat, namun berpotensi memengaruhi kondisi kesehatan jangka panjang ibu dan janin.
Beberapa jenis pemanis buatan sebaiknya dihindari oleh ibu hamil karena dapat berdampak negatif pada kesehatan ibu dan janin. Contohnya, sakarin dan siklamat sering kali tidak direkomendasikan selama kehamilan karena dapat menembus plasenta dan berpotensi menimbulkan risiko bagi perkembangan janin. Meskipun penelitian mengenai dampaknya masih terus berlangsung, kewaspadaan tetap diperlukan untuk melindungi kesehatan janin. Untuk memahami risikonya lebih dalam, mari lihat bagaimana setiap jenis pemanis buatan dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin.
Sakarin adalah salah satu jenis pemanis buatan yang sering digunakan sebagai pengganti gula karena memiliki rasa manis yang sangat kuat tanpa menambah kalori. Sakarin biasa ditemukan dalam jajanan permen karet, berbagai jenis minuman soda, saus salad, dan minuman untuk diet. Hal itu dikarenakan tidak mengandung kalori, sehingga sakarin menjadi alternatif pemanis untuk orang yang ingin menjaga atau menurunkan berat badan, termasuk ibu hamil yang ingin menjaga kadar gula darah.
Namun, sakarin sebaiknya dihindari oleh Ibu karena dapat menembus plasenta dan masuk ke dalam sirkulasi darah janin. Hal ini menimbulkan kekhawatiran karena janin yang masih dalam masa pertumbuhan memiliki sistem organ yang sangat rentan terhadap zat asing. Penyerapan sakarin oleh janin bisa berpotensi mempengaruhi proses perkembangan dan kesehatan janin secara keseluruhan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan sakarin pada janin dapat meningkatkan risiko bayi menderita kanker kandung kemih. Oleh karena itu, para ahli kesehatan menyarankan agar ibu hamil menghindari konsumsi sakarin selama masa kehamilan demi menjaga kesehatan dan perkembangan janin yang optimal.
Siklamat merupakan pemanis buatan rendah kalori yang memiliki tingkat kemanisan 40x lebih manis dari gula tebu. Siklamat biasanya ditemukan dalam jus buah, kecap, es potong, kembang gula, manisan buah dan makanan minuman lainnya.
Meskipun, siklamat dilarang oleh beberapa negara seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Korea, penggunaan siklamat tetap diizinkan di Indonesia sebagai pemanis buatan yang diawasi Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 11 Tahun 2019, yaitu sebesar 350 mg/kg dihitung terhadap produk siap konsumsi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi siklamat dalam jumlah besar dapat berpotensi meningkatkan risiko gangguan kesehatan, termasuk risiko terhadap perkembangan janin. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi ibu hamil karena zat ini bisa memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan janin yang sedang berlangsung dengan sangat sensitif.
Sejauh ini, belum ada penelitian yang menyatakan atau dapat membuktikan bahwa pemanis buatan jenis siklamat aman bagi ibu hamil atau janin di dalam kandungan. Oleh karena itu, Ibu disarankan untuk tidak mengonsumsi pemanis buatan siklamat tanpa anjuran dokter.
Aspartam termasuk pemanis buatan yang ditemukan pada tahun 1965. Bahan tersebut terdiri dari dua asam amino: asam aspartat dan fenilalanin. Dibandingkan dengan gula biasa, aspartam sekitar 200 kali lebih manis, yang berarti sedikit saja sudah cukup. Singkatnya, satu bungkus aspartam (1 gram), yang memiliki 4 kalori, sama dengan 2 sendok teh gula biasa (8 gram) dengan 32 kalori. Contoh produk yang mengandung aspartam antara lain soda diet, permen karet, agar-agar, sereal, dan es krim. Pemanis buatan juga digunakan untuk menambahkan sentuhan manis pada obat-obatan, seperti obat batuk, serta vitamin yang dapat dikunyah.
Namun, aspartam dapat berisiko bagi ibu hamil, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi fenilketonuria (PKU). PKU adalah kelainan genetik yang menyebabkan tubuh tidak mampu memecah asam amino fenilalanin dengan baik. Aspartam mengandung fenilalanin, sehingga konsumsi aspartam dapat meningkatkan kadar fenilalanin dalam darah. Kadar fenilalanin yang tinggi dapat berbahaya bagi perkembangan janin dan menyebabkan gangguan perkembangan otak serta cacat lahir.
Oleh karena itu, ibu hamil dengan PKU harus menghindari aspartam untuk menjaga kesehatan janin dan mencegah komplikasi serius. Bagi ibu hamil tanpa PKU, konsumsi aspartam sebaiknya tetap dibatasi dan dikonsultasikan dengan tenaga medis agar tidak menimbulkan risiko kesehatan selama kehamilan.
Sukralosa adalah salah satu pemanis buatan yang relatif aman dikonsumsi oleh ibu hamil selama jumlahnya tidak melebihi batas yang dianjurkan. Pemanis ini banyak digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman seperti permen karet, gelatin, hingga makanan kemasan beku. Namun, ibu hamil tetap perlu berhati-hati agar tidak mengonsumsi sukralosa secara berlebihan.
Batas konsumsi sukralosa yang dianggap aman menurut beberapa lembaga kesehatan adalah sekitar 5 mg per kilogram berat badan per hari. Artinya, jika berat badan Ibu sekitar 60 kg, konsumsi sukralosa sebaiknya tidak melebihi 300 mg per hari. Konsumsi dalam batas ini umumnya tidak menimbulkan efek negatif bagi ibu maupun janin.
Meskipun sukralosa tergolong aman, susu hamil yang mengandung pemanis ini tetap tidak dianjurkan karena kebutuhan nutrisi selama kehamilan lebih baik dipenuhi dari sumber alami. Sebaiknya Ibu memilih produk yang lebih alami untuk menjaga kesehatan optimal selama masa kehamilan.
Agar tidak banyak mengonsumsi pemanis buatan selama kehamilan, ibu hamil disarankan untuk lebih memilih makanan alami seperti buah segar, sayuran, dan makanan yang tidak diolah secara berlebihan. Mengurangi konsumsi minuman manis kemasan juga penting karena sering mengandung pemanis buatan yang tidak selalu aman untuk ibu dan janin. Mengganti minuman manis dengan pilihan yang lebih sehat dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Ibu hamil sebaiknya lebih banyak mengonsumsi air putih, teh herbal tanpa kafein, dan jus buah segar tanpa tambahan gula. Minuman ini tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh, tetapi juga memberikan nutrisi alami yang dibutuhkan selama kehamilan. Selain itu, menghindari pemanis buatan bisa membantu ibu merasa lebih sehat dan bertenaga sepanjang hari.
Sebagai alternatif pemanis alami, madu asli dan stevia bisa menjadi pilihan yang lebih aman untuk ibu hamil. Selain itu, susu yang rendah gula untuk mendukung kesehatan selama kehamilan. Susu hamil rendah gula sangat penting agar kadar gula darah tetap stabil, mengurangi risiko diabetes gestasional, dan memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu serta janin. Selain susu hamil khusus, susu UHT rendah gula juga bisa menjadi alternatif pendamping nutrisi yang praktis dan mudah didapat.
Memilih susu UHT rendah gula yang aman untuk kehamilan sangat dianjurkan karena dapat membantu menjaga kestabilan kadar gula darah dan mendukung tumbuh kembang buah hati secara optimal. Untuk membantu Ibu memilih susu UHT yang tepat, cari tahu lebih lanjut di sini: Susu UHT Rendah Gula untuk Ibu Hamil.
Sumber: